Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Al-Qur'an (freepik.com/freepik)
ilustrasi Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

Surat Ali 'Imran merupakan surat Madaniyah karena, diturunkan pada saat Rasulullah SAW berada di Madinah. Surat ini dan juga surat Al-Baqarah disebut dengan Az-Zahrawain yang artinya 'dua surat yang cemerlang'.

Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan juga keutamaan dari surat Ali 'Imran.

1. Surat Ali 'Imran ayat 169-184 beserta artinya

freepik.com/rawpixel

Berikut merupakan surat Ali 'Imran ayat 169-184 dan terjemahannya:

Ayat 169

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ

wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un 'inda rabbihim yurzaqụn

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki,"

Ayat 170

فَرِحِيْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۙ وَيَسْتَبْشِرُوْنَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوْا بِهِمْ مِّنْ خَلْفِهِمْ ۙ اَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۘ

fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn

"Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."

Ayat 171

۞ يَسْتَبْشِرُوْنَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍۗ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ

yastabsyirụna bini'matim minallāhi wa faḍl, wa annallāha lā yuḍī'u ajral-mu`minīn

"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman,"

Ayat 172

اَلَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِ مِنْۢ بَعْدِ مَآ اَصَابَهُمُ الْقَرْحُ ۖ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا اَجْرٌ عَظِيْمٌۚ

allażīnastajābụ lillāhi war-rasụli mim ba'di mā aṣābahumul-qar-ḥu lillażīna aḥsanụ min-hum wattaqau ajrun 'aẓīm

"(yaitu) orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul setelah mereka mendapat luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat kebajikan dan bertakwa di antara mereka mendapat pahala yang besar."

Ayat 173

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama'ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl

"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Ayat 174

فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ

fangqalabụ bini'matim minallāhi wa faḍlil lam yamsas-hum sū`uw wattaba'ụ riḍwānallāh, wallāhu żụ faḍlin 'aẓīm

"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar."

Ayat 175

اِنَّمَا ذٰلِكُمُ الشَّيْطٰنُ يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

innamā żālikumusy-syaiṭānu yukhawwifu auliyā`ahụ fa lā takhāfụhum wa khāfụni ing kuntum mu`minīn

"Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman."

Ayat 176

وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِۚ اِنَّهُمْ لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ اَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِى الْاٰخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۚ

wa lā yaḥzungkallażīna yusāri'ụna fil-kufr, innahum lay yaḍurrullāha syai`ā, yurīdullāhu allā yaj'ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum 'ażābun 'aẓīm

"Dan janganlah engkau (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi kafir; sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar."

Ayat 177

اِنَّ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْاِيْمَانِ لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

innallażīnasytarawul-kufra bil-īmāni lay yaḍurrullāha syai`ā, wa lahum 'ażābun alīm

"Sesungguhnya orang-orang yang membeli kekafiran dengan iman, sedikit pun tidak merugikan Allah; dan mereka akan mendapat azab yang pedih."

Ayat 178

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ

wa lā yaḥsabannallażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li`anfusihim, innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā, wa lahum 'ażābum muhīn

"Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan."

Ayat 179

مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَجْتَبِيْ مِنْ رُّسُلِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۚ وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَلَكُمْ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

mā kānallāhu liyażaral-mu`minīna 'alā mā antum 'alaihi ḥattā yamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib, wa mā kānallāhu liyuṭli'akum 'alal-gaibi wa lākinnallāha yajtabī mir rusulihī may yasyā`u fa āminụ billāhi wa rusulih, wa in tu`minụ wa tattaqụ fa lakum ajrun 'aẓīm

"Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik. Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, maka kamu akan mendapat pahala yang besar."

Ayat 180

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

wa lā yaḥsabannallażīna yabkhalụna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum, sayuṭawwaqụna mā bakhilụ bihī yaumal-qiyāmah, wa lillāhi mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu bimā ta'malụna khabīr

"Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan."

Ayat 181

لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ

laqad sami'allāhu qaulallażīna qālū innallāha faqīruw wa naḥnu agniyā`, sanaktubu mā qālụ wa qatlahumul-ambiyā`a bigairi ḥaqqiw wa naqụlu żụqụ 'ażābal-ḥarīq

"Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah olehmu azab yang membakar!”

Ayat 182

ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِۚ

żālika bimā qaddamat aidīkum wa annallāha laisa biẓallāmil lil-'abīd

"Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya."

Ayat 183

اَلَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ عَهِدَ اِلَيْنَآ اَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُوْلٍ حَتّٰى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاۤءَكُمْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِيْ بِالْبَيِّنٰتِ وَبِالَّذِيْ قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوْهُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

allażīna qālū innallāha 'ahida ilainā allā nu`mina lirasụlin ḥattā ya`tiyanā biqurbānin ta`kuluhun-nār, qul qad jā`akum rusulum ming qablī bil-bayyināti wa billażī qultum fa lima qataltumụhum ing kuntum ṣādiqīn

"(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api.” Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, beberapa orang rasul sebelum ku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, tetapi mengapa kamu membunuhnya jika kamu orang-orang yang benar.”

Ayat 184

فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ جَاۤءُوْ بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتٰبِ الْمُنِيْرِ

fa ing każżabụka fa qad kużżiba rusulum ming qablika jā`ụ bil-bayyināti waz-zuburi wal-kitābil-munīr

"Maka jika mereka mendustakan engkau (Muhammad), maka (ketahuilah) rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan Kitab yang memberi penjelasan yang sempurna."

2. Kandungan surat Ali 'Imran

primeugandasafaris.com

Adapun kandungan atau isi dari setiap ayat di atas sebagai berikut:

  • Ayat 169 menjelaskan Allah menegaskan sekali lagi bahwa orang-orang yang gugur sebagai syuhada di jalan Allah bukan mati dalam maksud tidak bergerak atau tidak tahu keadaan orang yang ditinggalkan, melainkan mereka hidup dengan kehidupan lain di sisi Allah di alam barzakh. Bahkan mereka bisa bergerak serta mengetahui keadaan orang yang ditinggalkannya.
  • Ayat 170 menjelaskan bagi mereka yang gugur sebagai syuhada telah Allah berikan kegembiraan dengan karunia-Nya berupa kenikmatan surga. Selain itu, mereka juga bergembira hati pada orang yang masih belum menyusul mereka sebagai syuhada dan berharap dapat mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.
  • Ayat 171 menjelaskan tentang mereka yakni para syuhada sangat bergembira dengan nikmat dan karunia-Nya berupa kebahagiaan hakiki, ketenangan jiwa, serta kehidupan menyenangkan dan abadi. 
  • Ayat 172 menjelaskan tentang orang yang benar-benar disebut pejuang merupakan orang yang menaati perintah Allah dan Rasulnya dengan sepenuh hati bahkan saat mereka gugur dalam Perang Uhud. Mereka akan memperoleh pahala yang besar yakni kenikmatan dan kebahagiaan abadi serta diangkat derajatnya di sisi Allah.
  • Ayat 173 menjelaskan kebesaran Allah yang menjadi penolong, pelindung dan pembela bagi orang-orang yang taat kepada-Nya ketika terdapat sekelompok orang munafik yang loyal dan mengejek serta menghasut rasa ketakutan pada orang-orang mukmin yang berjuang.
  • Ayat 174 menjelaskan Allah memiliki karunia yang amat besar di mana memang diperuntukkan bagi orang yang telah berjuang di jalan-Nya, baik di dunia berupa kemenangan ataupun di akhir berupa kebahagiaan abadi.
  • Ayat 175 menjelaskan penegasan Allah bahwa mereka (orang munafik) hanyalah setan yang sedang berusaha untuk menakut-nakuti kaum mukmin. Kemudian Allah menyeru mereka jangan takut dan takutlah hanya kepada-Nya.
  • Ayat 176 menjelaskan Allah telah mengecam tindakan orang munafik yang bergegas menuju kekufuran sehingga menimbulkan adanya rasa cemas di hati Rasulullah. Dengan ini, Allah tidak akan memberikan bagian pahala kepada mereka (orang munafik) di akhirat.
  • Ayat 177 menjelaskan Allah menegaskan kembali bahwa tindakan buruk yang orang munafik lakukan tidak sedikitpun merugikan-Nya. Melainkan dampak buruknya akan kembali kepada mereka sendiri dan mendapatkan azab yang pedih. 
  • Ayat 178 menjelaskan tentang tenggang waktu yang diberikan kepada orang munafik berupa penundaan siksaan dan memberi tempo hanyalah supaya dosa mereka semakin bertambah karena mereka masih belum sadar. Sehingga mereka akan mendapatkan azab di akhirat kelak.
  • Ayat 179 menjelaskan Allah tidak akan menunjukkan kepada mereka hal-hal yang bentuknya gaib, namun Allah akan memilih Rasul yang dikehendaki-Nya dengan pengetahuan untuk melihat isi hati manusia, sehingga mampu mengetahui siapa orang yang memang betul beriman dan siapa di antara mereka yang munafik atau kafir.
  • Ayat 180 menjelaskan Allah memerintahkan manusia supaya berkorban harta benda untuk perjuangan di jalan-Nya atau kepentingan sosial. Bagi mereka yang enggan mengorbankan harta bendanya, mereka termasuk golongan kikir yang nantinya mendapatkan azab dan siksaan berupa harta yang dikikirkan tersebut akan dikalungkan di lehernya. 
  • Ayat 181 menjelaskan jawaban Allah terkait pernyataan kaum Yahudi yang mengatakan “Allah itu miskin” sehingga membutuhkan pinjaman harta dari manusia. Kemudian Allah menjawab dengan “Rasakanlah olehmu azab yang membakar!”, hal itu merupakan akibat dari harta yang mereka timbun untuk kepentingan diri sendiri dan tidak disedekahkan.
  • Ayat 182 menjelaskan Allah menegaskan kembali azab yang menimpa kepada orang Yahudi disebabkan karena perbuatan tangannya sendiri telah membunuh para nabi, melanggar janji, kikir, memakan makanan yang haram, berkata bohong, mengambil suap dan lain sebagainya. Sedangkan bagi mereka yang beramal saleh dan memenuhi perintah-Nya akan memperoleh imbalan berupa kebahagiaan di surga.
  • Ayat 183 menjelaskan orang Yahudi yakni orang yang mendapatkan laknat dan murka Allah. Mereka melontarkan perkataan bohong dengan mengatasnamakan Allah di mana mereka hanya mengada-ada saja terhadap Allah, berbohong atas nama agama-Nya serta tidak taat pada perintah-Nya.
  • Ayat 184 menjelaskan bahwa Allah menegaskan lagi kepada Nabi Muhammad untuk mengetahui bahwasanya rasul-rasul sebelumnya juga sudah didustakan.

3. Keutamaan surat Ali 'Imran

mim.or.id

Surat Ali ’Imran (keluarga) adalah surat ketiga yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an yang terdiri dari 200 ayat. Adapun beberapa keutamaan dalam membaca surat Ali 'Imran telah disebutkan dalam kumpulan HR Ad-Darimi, sebagai berikut:

  1. Dari Abdullah bin Mas'ud mengemukakan bahwa bagi siapapun yang membaca surat ini akan disifati sebagai orang kaya.
  2. Dari sahabat Utsman bin Affan ra mengemukakan bagi siapapun yang membaca akhir surat Ali ‘Imran di malam hari akan memperoleh pahala salat malam.
  3. Bagi siapapun yang membacanya di hari Jumat, maka para malaikat untuk mendoakannya hingga tiba malam hari.
  4. Bagi siapapun yang membacanya saat salat di akhir, maka dia adalah sebaik-baiknya perbendaharaan orang fakir.
  5. Surat Ali ‘Imran adalah obat bagi penyakit gila dan pemberi keselamatan bagi manusia.

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Ali 'Imran ayat 169 sampai 184. Semoga dengan membaca surat ini, kita dapat semakin menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.

Editorial Team