ilustrasi ayat suci Al-Qur'an (unsplash.com/Zahra Tavakoli fard)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 92
مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُوْنَ
Mā lakum lā tanṭiqūn.
Artinya: Mengapa kamu tidak menjawab?”
Ayat 93
فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا ۢبِالْيَمِيْنِ
Fa rāga 'alaihim ḍarbam bil-yamīn.
Artinya: Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya.
Ayat 94
فَاَقْبَلُوْٓا اِلَيْهِ يَزِفُّوْنَ
Fa aqbalū ilaihi yaziffụn.
Artinya: Kemudian mereka (kaumnya) datang bergegas kepadanya.
Ayat 95
قَالَ اَتَعْبُدُوْنَ مَا تَنْحِتُوْنَۙ
Qāla a ta'budụna mā tan-ḥitụn.
Artinya: Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
Ayat 96
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ
Wallāhu khalaqakum wa mā ta'malụn.
Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”
Ayat 97
الُوا ابْنُوْا لَهٗ بُنْيَانًا فَاَلْقُوْهُ فِى الْجَحِيْمِ
Qālubnụ lahụ bun-yānan fa alqụhu fil-jaḥīm.
Artinya: Mereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
Ayat 98
فَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَسْفَلِيْنَ
Fa arādụ bihī kaidan fa ja'alnāhumul-asfalīn.
Artinya: Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
Ayat 99
وَقَالَ اِنِّيْ ذَاهِبٌ اِلٰى رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ
Wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīn.
Artinya: Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
Ayat 100
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn.
Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
Ayat 101
فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ
Fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm.
Artinya: Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
Ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Fa lammā balaga ma'ahus-sa'ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif'al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn.
Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Ayat 103
لَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ
Fa lammā aslamā wa tallahụ lil-jabīn.
Artinya: Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
Ayat 104
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ
Wa nādaināhu ay yā ibrāhīm.
Artinya: Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim!"