Surat Ghafir Ayat 22-43 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Surat sepanjang 85 ayat ini menjadi surat surat ke-40 di dalam Al-Qur’an. Surat Ghafir diturunkan di kota Makkah sehingga termasuk dalam golongan Makkiyah.
Selain Ghafir, surat ini juga biasa disebut dengan At-Tawl atau Zit Tawl dan Ha Mim Al-Mu'min. Menjadi bagian dari juz 24, berikut bacaan surat Ghafir ayat 22–43 beserta arti, kandungan, dan keutamaannya. Yuk, simak!
1. Surat Ghafir ayat 22–43 beserta artinya
Nama dari surat yang turun setelah surat Az-Zumar juga didasarkan pada lafaz ghafir yang tersemat pada ayat 3. Berikut bacaan arab surat Ghafir ayat 22–43, latin dan artinya.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Ayat 22
ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانَتْ تَّأْتِيْهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَكَفَرُوْا فَاَخَذَهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ قَوِيٌّ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Zālika bi`annahum kānat ta`tīhim rusuluhum bil-bayyināti fa kafarụ fa akhażahumullāh, innahụ qawiyyun syadīdul-'iqāb.
Artinya: "Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka ingkar; maka Allah mengazab mereka. Sungguh, Dia Mahakuat, Mahakeras hukuman-Nya."
Ayat 23
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوسٰى بِاٰيٰتِنَا وَسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۙ
Wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn.
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,"
Ayat 24
اِلٰى فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَقَارُوْنَ فَقَالُوْا سٰحِرٌ كَذَّابٌ
Ilā fir'auna wa hāmāna wa qārụna fa qālụ sāḥirung każżāb.
Artinya: "kepada Fir‘aun, Haman dan Karun; lalu mereka berkata, '(Musa) itu seorang pesihir dan pendusta.'"
Ayat 25
فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوْٓا اَبْنَاۤءَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ وَاسْتَحْيُوْا نِسَاۤءَهُمْ ۗوَمَا كَيْدُ الْكٰفِرِيْنَ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ
Fa lammā jā`ahum bil-ḥaqqi min 'indinā qāluqtulū abnā`allażīna āmanụ ma'ahụ wastaḥyụ nisā`ahum, wa mā kaidul-kāfirīna illā fī ḍalāl.
Artinya: "Maka ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa kebenaran dari Kami, mereka berkata, 'Bunuhlah anak-anak laki-laki dari orang-orang yang beriman bersama dia dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.' Namun tipu daya orang-orang kafir itu sia-sia belaka."
Ayat 26
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُوْنِيْٓ اَقْتُلْ مُوْسٰى وَلْيَدْعُ رَبَّهٗ ۚاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّبَدِّلَ دِيْنَكُمْ اَوْ اَنْ يُّظْهِرَ فِى الْاَرْضِ الْفَسَادَ
Wa qāla fir'aunu żarụnī aqtul mụsā walyad'u rabbah, innī akhāfu ay yubaddila dīnakum au ay yuẓ-hira fil-arḍil-fasād.
Artinya: "Dan Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), 'Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi."
Ayat 27
وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ
Wa qāla mụsā innī 'użtu birabbī wa rabbikum ming kulli mutakabbiril lā yu`minu biyaumil-ḥisāb.
Artinya: "Dan (Musa) berkata, 'Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.'"
Ayat 28
وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌۖ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ اِيْمَانَهٗٓ اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلًا اَنْ يَّقُوْلَ رَبِّيَ اللّٰهُ وَقَدْ جَاۤءَكُمْ بِالْبَيِّنٰتِ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗوَاِنْ يَّكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهٗ ۚوَاِنْ يَّكُ صَادِقًا يُّصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ يَعِدُكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
Wa qāla rajulum mu`minum min āli fir'auna yaktumu īmānahū a taqtulụna rajulan ay yaqụla rabbiyallāhu wa qad jā`akum bil-bayyināti mir rabbikum, wa iy yaku kāżiban fa 'alaihi każibuh, wa iy yaku ṣādiqay yuṣibkum ba'ḍullażī ya'idukum, innallāha lā yahdī man huwa musrifung każżāb.
Artinya: "Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, 'Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, Tuhanku adalah Allah, padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar, nis-caya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta."
Ayat 29
يٰقَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِيْنَ فِى الْاَرْضِۖ فَمَنْ يَّنْصُرُنَا مِنْۢ بَأْسِ اللّٰهِ اِنْ جَاۤءَنَا ۗقَالَ فِرْعَوْنُ مَآ اُرِيْكُمْ اِلَّا مَآ اَرٰى وَمَآ اَهْدِيْكُمْ اِلَّا سَبِيْلَ الرَّشَادِ
Yā qaumi lakumul-mulkul-yauma ẓāhirīna fil-arḍi fa may yanṣurunā mim ba`sillāhi in jā`anā, qāla fir'aunu mā urīkum illā mā arā wa mā ahdīkum illā sabīlar-rasyād.
Artinya: "Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi, tetapi siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu) menimpa kita?' Fir‘aun berkata, 'Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik; dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar.'"
Ayat 30
وَقَالَ الَّذِيْٓ اٰمَنَ يٰقَوْمِ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ مِّثْلَ يَوْمِ الْاَحْزَابِۙ
Wa qālallażī āmana yā qaumi innī akhāfu 'alaikum miṡla yaumil-aḥzāb.
Artinya: "Dan orang yang beriman itu berkata, 'Wahai kaumku! Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti hari kehancuran golongan yang bersekutu,"
Ayat 31
مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ وَالَّذِيْنَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ ۗوَمَا اللّٰهُ يُرِيْدُ ظُلْمًا لِّلْعِبَادِ
Miṡla da`bi qaumi nụḥiw wa 'ādiw wa ṡamụda wallażīna mim ba'dihim, wa mallāhu yurīdu ẓulmal lil-'ibād.
Artinya: "(yakni) seperti kebiasaan kaum Nuh, ’Ad, samud dan orang-orang yang datang setelah mereka. Padahal Allah tidak menghendaki kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya."
Ayat 32
وَيٰقَوْمِ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِۙ
Wa yā qaumi innī akhāfu 'alaikum yaumat-tanād.
Artinya: "Dan wahai kaumku! Sesungguhnya aku benar-benar khawatir terhadapmu akan (siksaan) hari saling memanggil,"
Ayat 33
يَوْمَ تُوَلُّوْنَ مُدْبِرِيْنَۚ مَا لَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ عَاصِمٍۚ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Yauma tuwallụna mudbirīn, mā lakum minallāhi min 'āṣim, wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ min hād.
Artinya: "(yaitu) pada hari (ketika) kamu berpaling ke belakang (lari), tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan kamu dari (azab) Allah. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, niscaya tidak ada sesuatu pun yang mampu memberi petunjuk."
Ayat 34
وَلَقَدْ جَاۤءَكُمْ يُوْسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنٰتِ فَمَا زِلْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّمَّا جَاۤءَكُمْ بِهٖ ۗحَتّٰىٓ اِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَّبْعَثَ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِهٖ رَسُوْلًا ۗ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُّرْتَابٌۙ
Wa laqad jā`akum yụsufu ming qablu bil-bayyināti fa mā ziltum fī syakkim mimmā jā`akum bih, hattā iżā halaka qultum lay yab'aṡallāhu mim ba'dihī rasụlā, każālika yuḍillullāhu man huwa musrifum murtāb.
Artinya: "Dan sungguh, sebelum itu Yusuf telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi kamu senantiasa meragukan apa yang dibawanya, bahkan ketika dia wafat, kamu berkata, 'Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya.' Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan ragu-ragu,"
Ayat 35
الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِ اللّٰهِ بِغَيْرِ سُلْطٰنٍ اَتٰىهُمْۗ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۗ كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
Allażīna yujādilụna fī āyātillāhi bigairi sulṭānin atāhum, kabura maqtan 'indallāhi wa 'indallażīna āmanụ, każālika yaṭba'ullāhu 'alā kulli qalbi mutakabbirin jabbār.
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang."
Ayat 36
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰهَامٰنُ ابْنِ لِيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْٓ اَبْلُغُ الْاَسْبَابَۙ
Wa qāla fir'aunu yā hāmānubni lī ṣar-ḥal la'allī ablugul-asbāb.
Artinya: "Dan Fir‘aun berkata, 'Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu,"
Ayat 37
اَسْبَابَ السَّمٰوٰتِ فَاَطَّلِعَ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰى وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ كَاذِبًا ۗوَكَذٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيْلِ ۗوَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ اِلَّا فِيْ تَبَابٍ
Asbābas-samāwāti fa aṭṭali'a ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ kāżibā, wa każālika zuyyina lifir'auna sū`u 'amalihī wa ṣudda 'anis-sabīl, wa mā kaidu fir'auna illā fī tabāb.
Artinya: "(yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta.' Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir‘aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian."
Ayat 38
وَقَالَ الَّذِيْٓ اٰمَنَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوْنِ اَهْدِكُمْ سَبِيْلَ الرَّشَادِۚ
Wa qālallażī āmana yā qaumittabi'ụni ahdikum sabīlar-rasyād.
Artinya: "Dan orang yang beriman itu berkata, 'Wahai kaumku! Ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar."
Ayat 39
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Yā qaumi innamā hāżihil-ḥayātud-dun-yā matā'uw wa innal-ākhirata hiya dārul-qarār.
Artinya: "Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal."
Ayat 40
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزٰىٓ اِلَّا مِثْلَهَاۚ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُوْنَ فِيْهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Man 'amila sayyi`atan fa lā yujzā illā miṡlahā, wa man 'amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata yurzaqụna fīhā bigairi ḥisāb.
Artinya: "Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tidak terhingga."
Ayat 41
وَيٰقَوْمِ مَا لِيْٓ اَدْعُوْكُمْ اِلَى النَّجٰوةِ وَتَدْعُوْنَنِيْٓ اِلَى النَّارِۗ
Wa yā qaumi mā lī ad'ụkum ilan-najāti wa tad'ụnanī ilan-nār.
Artinya: "Dan wahai kaumku! Bagaimanakah ini, aku menyerumu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeruku ke neraka?"
Ayat 42
تَدْعُوْنَنِيْ لِاَكْفُرَ بِاللّٰهِ وَاُشْرِكَ بِهٖ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ وَّاَنَا۠ اَدْعُوْكُمْ اِلَى الْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ
Tad'ụnanī li`akfura billāhi wa usyrika bihī mā laisa lī bihī 'ilmuw wa ana ad'ụkum ilal-'azīzil-gaffār.
Artinya: "(Mengapa) kamu menyeruku agar kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang aku tidak mempunyai ilmu tentang itu, padahal aku menyerumu (beriman) kepada Yang Mahaperkasa, Maha Pengampun?"
Ayat 43
لَا جَرَمَ اَنَّمَا تَدْعُوْنَنِيْٓ اِلَيْهِ لَيْسَ لَهٗ دَعْوَةٌ فِى الدُّنْيَا وَلَا فِى الْاٰخِرَةِ وَاَنَّ مَرَدَّنَآ اِلَى اللّٰهِ وَاَنَّ الْمُسْرِفِيْنَ هُمْ اَصْحٰبُ النَّارِ
Lā jarama annamā tad'ụnanī ilaihi laisa lahụ da'watun fid-dun-yā wa lā fil-ākhirati wa anna maraddanā ilallāhi wa annal-musrifīna hum aṣ-ḥābun-nār.
Artinya: "Sudah pasti bahwa apa yang kamu serukan aku kepadanya bukanlah suatu seruan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka."
2. Kandungan surat Ghafir ayat 22–43
Surat ini menegaskan bahwa Allah SWT berkenan untuk mengampuni umat-Nya yang bertaubat dengan bersungguh-sungguh. Tidak hanya itu, ada beberapa kandungan dari surat Ghafir ayat 22–43, yaitu:
- Surat ini menjelaskan tentang bukti adanya hari kebangkitan.
- Berisikan kisah Nabi Musa a.s yang mendapat fitnah dari Fir’aun. Pada akhirnya, Fir'aun dan pengikutnya pun ditimpa azab karena mengingkari ayat-ayat Allah SWT.
- Menegaskan kembali bahwa dunia hanyalah kesenangan sementara dan akhirat yang kekal. Karenanya, kita dianjurkan untuk memanfaatkan waktuu yang dimiliki dengan kegiatan profuktif dan beribadah.
- Menjelaskan mengenai kaum kafir yang minta dikeluarkan dari neraka.
3. Keutamaan surat Ghafir
Mengimani Al-Qur'an alangkah baiknya diteruskan hingga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti misal mengajarkannya kepada keluarga. Tidak terkecuali dengan mempelajari surat Ghafir ini, yang memuat beberapa keutamaan bagi siapa pun yang mengamalkannya dengan sungguh-sungguh, yaitu:
- Membaca surat Ghafir akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas segala kesalahannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa yang membaca ha mim al-mu'min (Ghafir) di setiap malam, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang. Dia akan meneguhkan kalimat takwa (di dalam hatinya), dan menjadikan akhirat lebih baik untuknya daripada dunia." (Tsawabul A'mal: 142).
- Membaca surat Ghafir akan memperoleh karunia dari Allah SWT di Hari Kiamat.
- Mendapatkan kebaikan dalam berkebun dan berdagang dengan membaca surat Ghafir.
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta berusaha tidak menyia-nyiakan waktu yang dimiliki di dunia dengan perbuatan tidak bermanfaat.
Itulah bacaan surat Ghafir ayat 22–43 lengkap dengan arti, kandungan, dan keutamaannya. Pelajari sedikit demi sedikit, yuk!