Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sisa buah
ilustrasi sisa buah (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Beli atau masak makanan secukupnya agar tidak ada sisa

  • Jika porsinya besar, minta piring lain dan bagi makanan

  • Pahami bahwa memberi makanan sisa bisa membuat orang tersinggung

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memberikan makanan sisa daripada terbuang mungkin terdengar biasa. Bahkan itu dapat dianggap baik. Akan tetapi, adanya kata sisa membuat maknanya tidak sama dengan sekadar berbagi makanan.

Makanan sisa yang masih pantas diberikan hanyalah bila kamu memesan terlalu banyak jatah konsumsi buat suatu acara. Kondisi makanan masih sangat baik seperti nasi dan snack kotak. Sisa makanan itu dapat segera diberikan ke siapa pun yang mau.

Sementara makanan sisa yang sudah sempat dinikmati olehmu tidak pantas dioper ke orang lain. Termasuk bila dirimu membeli makanan terlalu banyak, tapi tadinya tak berniat membagikannya ke orang. Setelah makanan gak habis-habis baru kamu ingin kasih ke orang lain. Lantas, bagaimana menghentikan kebiasaan tak memberi makanan sisa ke orang lain?

1. Beli atau memasak makanan secukupnya

ilustrasi bersantap (pexels.com/Helena Lopes)

Hindari terlalu banyak makanan di rumah atau piringmu biar gak ada sisanya. Buat kamu yang mudah lapar mata, mungkin ini tidak gampang. Ke mana pun kamu pergi otomatis membeli makanan.

Begitu pula setiap waktu makan, dirimu seakan-akan ingin menikmati semua menu. Keinginanmu yang besar berbenturan dengan kapasitas perut yang terbatas. Seenak apa pun makanannya, dirimu tetap tak dapat melahapnya sebanyak mungkin.

Kalau makanan terlalu berlimpah di rumah atau piring di hadapanmu pasti kamu mulai berpikir. Apa yang dapat dilakukan dengan sisanya? Dirimu melirik kanan, kiri, dan mencari orang untuk menghabiskannya. Ini cuma cara supaya kamu tidak merasa bersalah membuang-buang makanan.

2. Jika porsinya besar, ambil piring lain dan bagi

ilustrasi mengambil makanan (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Kamu mungkin juga gak terlalu suka makan. Dirimu sadar akan daya tampung perut yang tidak seberapa. Akan tetapi, kadang kamu dihadapkan pada porsi makanan yang besar buat ukuran satu orang. Misalnya, ini pertama kali dirimu membeli makan di sebuah warung.

Ternyata ketika makanan yang dipesan datang, porsinya jumbo. Seperti nasi goreng yang menggunung di piring. Jika begitu kamu melihatnya saja telah tak yakin akan mampu menghabiskannya, jangan langsung menyendok. Mintalah piring kosong dan sendok lagi.

Ambil nasi secukupnya dulu. Sehingga jika nanti pesananmu benar-benar tersisa dapat dibawa pulang. Makanan di piring gak telanjur teraduk-aduk dan terkena sendok yang berbekas air liurmu. Andai ada teman makan yang ingin mencicipinya juga menjadi tak jijik. Itu tidak bisa disebut makanan sisamu karena dari awal dirimu sengaja membaginya.

3. Pahami bahwa kasih makanan sisa bikin orang tersinggung

ilustrasi dua potong roti (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu jangan buru-buru merasa baik hati karena memberikan makanan sisa ke orang lain. Kebaikan dalam pandanganmu mungkin lain dengan persepsi orang lain. Orang yang diberi makanan sisa malah bisa merasa terhina.

Apalagi jelas itu bukan kelebihan jatah konsumsi seperti dalam pembuka artikel. Kondisinya yang pernah dinikmati duluan olehmu bikin orang merasa tidak dihargai. Seolah-olah dia dianggap gak mampu membelinya sendiri.

Baik atau buruknya berbagi makanan tidak berhenti hanya soal tindakan memberi. Namun, juga keadaan makanan yang dibagikan. Sekalipun makanan yang diberikan sederhana, bila bukan sisa biasanya orang lebih menyukainya. Sementara sisa-sisa makanan mahal walau enak tetap menyebabkan ada sisi harga diri yang terluka.

4. Kalau mau ngasih jangan nunggu ada sisa

ilustrasi membuat kue (pexels.com/Hanna Pad)

Memberi memang baik. Akan tetapi, akan lebih bagus lagi jika niat berbagi sudah sejak awal. Bukan baru muncul belakangan setelah kamu pusing oleh sisa makanan. Dirimu dapat membiasakan untuk mengalokasikan waktu serta dana buat berbagi makanan.

Memang ini membutuhkan tambahan bujet. Namun, kamu sedang melakukan sesuatu yang sangat terpuji. Dirimu mau lebih bersusah payah cuma biar orang lain dapat menikmati hidangan dalam kondisi terbaiknya.

Makanan yang fresh baru dibuat atau dibeli. Juga bukan makanan yang sudah dimakan sebagian olehmu. Bayangkan rasa senang orang ketika menerimanya. Mereka tidak merasa sekadar dijadikan tukang menghabiskan makanan sisa.

5. Ingat, orang bisa sadar itu makanan sisa

ilustrasi sekotak buah-buahan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Penampilan makanan sisa jelas tidak sebaik makanan yang baru dibeli atau dibuat khusus untuk seseorang. Ketika dirimu memberikan buah sisa di kulkas misalnya, tampilan luarnya tetap kurang segar. Kulitnya mungkin tampak keriput dan kering.

Saat buah dipotong, kandungan airnya telah banyak berkurang. Apalagi buah yang gampang sekali busuk seperti pisang. Bercak hitam pada kulit serta permukaannya yang lunak sekali gak bisa menutupi fakta itu buah lama.

Begitu pula apabila dirimu memanaskan kembali masakan biar tidak basi. Orang yang menerimanya dapat melihat kondisi sayuran yang terlalu layu. Kuah santan juga menjadi lebih kental dan berminyak.

Kamu jangan beralasan kasih makanan sisa lebih baik daripada gak pernah memberikan apa-apa. Berusahalah tak memberi makanan sisa ke orang lain karena itu tak baik. Jadilah lebih bertanggung jawab atas makananmu serta hanya berbagi makanan yang layak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team