ilustrasi wanita menenangkan wanita bersedih (pexels.com/Liza Summer)
Saat kamu bingung atau tidak nyaman dengan perasaanmu sendiri, tanpa sadar kamu justru sibuk menenangkan orang lain. Kamu mungkin berusaha jadi penengah di tengah masalah, memberi semangat, atau membuat suasana terasa lebih aman. Semua itu kamu lakukan supaya orang lain merasa lebih baik. Tapi di saat yang sama, kamu malah mengabaikan perasaanmu sendiri.
Kalau terlalu fokus pada emosi orang lain, koneksimu dengan emosimu sendiri bisa hilang, lho. Padahal, perasaanmu juga butuh didengar dan dipahami. Kamu punya hak untuk merasakan apa yang kamu rasakan, tanpa harus menahannya demi kenyamanan orang lain. Mengabaikan emosimu terus-menerus hanya akan membuatmu semakin jauh dari dirimu sendiri.
Kamu mungkin mengira bahwa mengabaikan perasaan itu tanda kamu kuat, padahal justru bisa membuat kamu rapuh di dalam. Kalau beberapa poin di atas terasa pas dengan keadaanmu, mungkin ini waktunya berhenti sejenak, melihat ke dalam diri, dan benar-benar mendengarkan hatimu. Berdamai dengan emosi bukan berarti kamu lemah, tapi justru salah satu wujud keberanian yang paling tulus. Yuk, pelan-pelan mulai pulih.