Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Mengalami Maladaptive Daydreaming

llustrasi seseorang duduk di tepi danau (pexels.com/cottonbro studio)
llustrasi seseorang duduk di tepi danau (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Melamun berlebihan dan intens
  • Lamunan dipicu oleh musik atau gerakan
  • Ekspresi fisik saat melamun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu merasa lebih hidup dalam dunia lamunanmu daripada di dunia nyata? Terhanyut dalam cerita yang kamu ciptakan sendiri, dengan karakter dan petualangan yang seru? Melamun memang menyenangkan, tapi hati-hati, jika sudah berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi kamu mengalami maladaptive daydreaming.

Maladaptive daydreaming adalah kondisi ketika seseorang melamun secara berlebihan, intens, dan kompulsif. Lamunan ini begitu nyata dan menarik, sehingga sulit untuk dihentikan dan bisa mengganggu pekerjaan, sekolah, hubungan sosial, dan aspek penting lainnya dalam hidup. Yuk, kenali lebih dalam tentang maladaptive daydreaming dan bagaimana cara mengatasinya!

1. Melamun berlebihan dan intens

Ilustrasi seseorang belajar (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi seseorang belajar (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk melamun. Lamunanmu sangat detail, melibatkan karakter, plot, dan dunia yang kompleks. Jika kamu merasa lebih nyaman dan bahagia dalam dunia lamunanmu daripada di dunia nyata, ini bisa menjadi tanda maladaptive daydreaming. Kamu mungkin menciptakan dunia yang sempurna, dimana kamu bisa menjadi siapa saja dan melakukan apa saja yang kamu inginkan. Namun, terlalu banyak melamun bisa membuatmu kehilangan kontak dengan realitas.

Lamunan yang intens juga bisa membuatmu sulit fokus pada tugas-tugas sehari-hari. Kamu mungkin sering melamun saat bekerja, belajar, atau berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya, produktivitasmu menurun dan hubunganmu dengan orang lain bisa terganggu.

3. Lamunan dipicu oleh musik atau gerakan

Ilustrasi seseorang sedang belajar
Ilustrasi seseorang sedang belajar

Musik, gerakan berulang (seperti berjalan atau menggoyangkan kaki), atau aktivitas tertentu bisa memicu lamunanmu. Banyak orang dengan maladaptive daydreaming menemukan bahwa lamunan mereka dipicu oleh stimulus tertentu, seperti musik, gerakan berulang, atau aktivitas tertentu. Misalnya, kamu mungkin mulai melamun setiap kali mendengar lagu tertentu atau saat sedang berjalan kaki.

Pemicu ini bisa sangat kuat dan sulit untuk dihindari. Kamu mungkin perlu mengubah kebiasaanmu atau menghindari situasi tertentu untuk mengurangi frekuensi lamunanmu.

3. Ekspresi fisik saat melamun

ilustrasi perempuan melamun (pexels.com/MiracleKilly)
ilustrasi perempuan melamun (pexels.com/MiracleKilly)

Kamu mungkin membuat gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau berbicara sendiri saat melamun. Orang lain mungkin melihatmu aneh. Beberapa orang dengan maladaptive daydreaming menunjukkan ekspresi fisik saat melamun. Mereka mungkin membuat gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau berbicara sendiri. Ini bisa membuat mereka terlihat aneh atau tidak fokus di mata orang lain.

Ekspresi fisik ini bisa menjadi sumber rasa malu dan cemas. Kamu mungkin khawatir orang lain akan melihatmu melamun dan menganggapmu aneh atau tidak waras.

4. Merasa bersalah atau malu setelah melamun

Ilustrasi seseorang ketiduran saat buat tugas (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi seseorang ketiduran saat buat tugas (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah melamun berjam-jam, kamu merasa bersalah, malu, atau menyesal karena telah membuang-buang waktu. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam dalam dunia lamunanmu, kamu mungkin merasa bersalah atau malu karena telah membuang-buang waktu yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk hal yang lebih produktif. Perasaan ini bisa semakin memperburuk kondisimu.

Cobalah untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Ingatlah bahwa maladaptive daydreaming adalah kondisi yang nyata dan kamu tidak bersalah atas hal itu. Fokuslah pada mencari cara untuk mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidupmu.

5. Melamun sebagai cara menghindari masalah

melamun
ilustrasi melamun (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kamu menggunakan lamunan sebagai cara untuk menghindari masalah, stres, atau emosi negatif dalam kehidupan nyata. Maladaptive daydreaming seringkali digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari masalah, stres, atau emosi negatif dalam kehidupan nyata. Kamu mungkin melarikan diri ke dunia lamunanmu setiap kali merasa tertekan, cemas, atau sedih.

Meskipun melamun bisa memberikan kelegaan sementara, itu bukanlah solusi jangka panjang untuk masalahmu. Cobalah untuk mencari cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres dan emosi negatif, seperti berbicara dengan teman, berolahraga, atau mencari bantuan profesional.

Jangan biarkan lamunanmu mengendalikan hidupmu, kendalikan lamunanmu dan raih dunia nyata yang lebih bermakna!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Parenting pada Anak yang Berzodiak Pisces, Pahami Sisi Uniknya!

21 Okt 2025, 17:15 WIBLife