5 Tanda Kamu Sudah Terjebak Love Addiction, Mau Lepas?

- Selalu butuh validasi dari pasangan
- Rela mengorbankan diri demi tetap bersama
- Gampang merasa cemas saat sendiri
Cinta itu memang indah, tapi gak semua bentuk cinta itu sehat. Kadang, tanpa sadar seseorang bisa terlalu terobsesi sama hubungan romantis sampai kehilangan diri sendiri. Di sinilah yang namanya love addiction mulai mengambil alih. Bukan cuma sekadar bucin biasa, love addiction bikin seseorang ngerasa kayak hidupnya gak lengkap tanpa cinta dari orang lain, bahkan ketika hubungan itu udah jelas gak sehat atau gak seimbang.
Love addiction bukan cuma bikin emosi jadi rollercoaster, tapi juga bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Fokus kerja jadi buyar, hubungan sosial dengan teman dan keluarga ikut terganggu, bahkan bisa berujung pada ketergantungan emosional yang sulit dilepaskan. Supaya gak makin terjebak, penting banget buat sadar sejak awal. Ini dia beberapa cara buat mengenali tanda-tanda kalau kamu mungkin udah terjebak dalam love addiction.
1. Selalu butuh validasi dari pasangan

Kalau setiap hari butuh kepastian dari pasangan soal cinta atau perasaan mereka, hati-hati. Ketergantungan emosional ini sering jadi ciri utama love addiction. Bukannya percaya diri dan nyaman dengan diri sendiri, kamu malah terus menerus cari validasi supaya bisa ngerasa tenang. Ketika pasangan gak membalas pesan dalam waktu cepat aja bisa bikin kepikiran terus dan overthinking parah.
Perasaan kosong atau gelisah tiap kali gak dapet afirmasi dari pasangan bisa jadi tanda bahaya. Kamu bisa jadi mulai mengukur harga diri dari seberapa sering pasangan menunjukkan perhatian. Padahal cinta yang sehat gak seharusnya bikin seseorang merasa cemas atau gak aman terus-menerus. Validasi itu penting, tapi bukan satu-satunya sumber kebahagiaan.
2. Rela mengorbankan diri demi tetap bersama

Kalau udah sering nurunin standar, ngorbanin waktu, uang, bahkan kesehatan demi pasangan, mungkin waktunya introspeksi. Love addiction bikin seseorang percaya bahwa semua pengorbanan itu wajar asal bisa tetap bersama orang yang dicintai. Tapi hubungan yang bikin satu pihak terus berkorban tanpa dihargai lama-lama bisa jadi racun yang pelan-pelan mengikis jati diri.
Gak sedikit orang yang sadar mereka udah kehilangan kebebasan pribadi, tapi tetap bertahan karena takut kehilangan pasangan. Ketakutan akan kehilangan bisa mendorong seseorang melakukan hal-hal yang seharusnya gak perlu dikorbankan. Padahal, cinta sehat itu harus saling support dan kasih ruang untuk berkembang, bukan justru bikin kehilangan arah.
3. Gampang merasa cemas saat sendiri

Rasa cemas atau panik yang muncul saat gak lagi bareng pasangan bisa jadi salah satu ciri love addiction yang paling kelihatan. Bukan karena rindu yang wajar, tapi lebih ke rasa takut ditinggal atau ditolak. Waktu sendiri jadi momen yang menyiksa, dan keinginan buat terus bersama pasangan jadi gak realistis. Akibatnya, waktu sendiri malah diisi dengan overthinking dan kekhawatiran yang gak ada ujungnya.
Kalau setiap kali pasangan pergi sebentar aja udah bikin ngerasa hampa, bisa jadi itu karena udah terlalu tergantung secara emosional. Rasa aman dan nyaman harusnya bisa datang dari diri sendiri, bukan semata-mata dari keberadaan pasangan. Kalau gak belajar merasa cukup saat sendiri, hubungan apapun bakal selalu terasa kurang.
4. Susah move on meski udah disakiti

Love addiction sering bikin seseorang tetap bertahan dalam hubungan yang menyakitkan atau bahkan toksik. Rasa cinta yang terlalu dalam bisa menutup logika dan bikin susah buat keluar, bahkan ketika luka terus bertambah. Logikanya udah tahu itu hubungan yang gak sehat, tapi hatinya tetap ngejar, berharap semuanya bisa berubah suatu saat nanti.
Gak jarang, orang yang mengalami ini juga sulit banget buat move on. Meski udah diputusin, tetap ngarep, stalking mantan, dan ngebayangin rekonsiliasi yang ideal. Padahal, move on itu perlu proses, dan proses itu gak akan dimulai kalau terus-terusan hidup di masa lalu. Tanda ini bisa jadi sinyal kuat kalau cinta udah berubah jadi candu.
5. Sering menomorduakan hal lain demi cinta

Ketika hubungan cinta mulai jadi prioritas utama sampai segalanya dikesampingkan, pekerjaan, keluarga, pertemanan, itu bisa jadi pertanda love addiction. Fokus hidup jadi cuma satu yaitu pasangan. Gak sadar, banyak hal penting yang harusnya tetap dijaga akhirnya mulai terlupakan. Energi dan waktu habis untuk hubungan yang belum tentu sehat.
Cinta yang sehat justru bisa bikin semua aspek hidup berkembang. Tapi kalau udah bikin kehidupan jadi gak seimbang, bisa dipastikan ada yang salah. Menjalani cinta seharusnya bukan berarti menelantarkan mimpi, ambisi, atau relasi dengan orang lain. Hidup gak cuma soal cinta, dan cinta yang tepat pasti ngerti itu.
Mengakui kalau terjebak dalam love addiction itu gak mudah, tapi langkah pertama buat lepas dari jeratnya adalah dengan jujur pada diri sendiri. Setiap orang berhak merasakan cinta yang sehat, bukan yang menyiksa secara emosional. Dan yang paling penting: bahagia itu bisa dimulai dari diri sendiri, bukan dari siapa yang ada di samping.
Kalau beberapa tanda di atas mulai terasa familiar, gak ada salahnya buat mulai pelan-pelan refleksi dan cari bantuan. Karena hidup ini lebih dari sekadar cinta yang menyita segalanya.