ilustrasi persahabatan (Pexels.com/ Mikhail Nilov)
Persahabatan seharusnya tentang hubungan yang bersifat timbal balik. Jika selama ini semua yang kalian lakukan hanya berpatokan pada apa yang dia inginkan, mungkin kamu perlu menyadarkan dirimu sendiri sebelum berterus terang kepadanya bahwa pendapatmu juga penting.
Jika keadaan tak berubah, dan ia tetap memaksamu menuruti jalan pikirannya saja, lebih baik kamu tak berharap banyak bahwa hubungan kamu bisa menjadi persahabatan sejati.
Jika tanda-tanda di atas hampir semua ada pada orang yang selama ini kamu anggap sahabat, sebaiknya kamu mengevaluasi ulang bentuk hubungan kamu dengannya. Pertimbangkan baik-baik hal-hal yang sudah kamu alami dan bagaimana perasaan kamu. Kamu tentu harus bersikap apa adanya saat membuat penilaian.
Dibutuhkan kejujuran untuk bisa membuatmu menilai keadaan secara netral tanpa memaksakan diri mencari-cari alasan membenarkan semua sikap buruknya terhadapmu. Walau kamu mungkin akan merasa kecewa pada kenyataan bahwa dia ternyata tak bisa menjadi sahabatmu, hal ini akan mencegahmu dari kesedihan bahkan amarah berkepanjangan di kemudian hari. Ingatlah bahwa ketika kamu merelakan untuk melepaskan suatu hal yang kurang baik, bisa jadi kamu telah membuka peluang hal baik untuk datang.