Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tarot, Alat Refleksi Psikologis yang Sering Dianggap Mistis

gambar kartu tarot (Hero Megazine.com)
gambar kartu tarot (Hero Megazine.com)

Jika kita berkutat dengan pertanyaan besar tentang masa depan atau hendak mengambil suatu keputusan pada titik tertentu dalam hidup, seringkali di lingkungan kita ada yang dengan sengaja mencari alternatif jawaban melalui pembacaan kartu tarot. Ya, kartu tarot memang telah lama menjadi simbol misteri dan kebijaksanaan yang digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari ramalan hingga refleksi diri. Awal muncul di Eropa pada abad ke-15 sebagai permainan kartu biasa, tarot kemudian berkembang menjadi alat spiritual yang dipercaya dapat mengungkap kecenderungan psikologis seseorang.

Di luar kontroversi tarot sebagai sebuah alat untuk meramal masa depan, sebagian orang juga menggunakan tarot sebagai media refleksi diri dan pengambilan keputusan. Keunikan tarot terletak pada interpretasi dari gambar simbolik pada ke-78 kartu yang memiliki makna tersendiri dan mampu mengaktifkan pemikiran bawah sadar dan intuisi manusia. Lalu, bagaimana sejarah kartu tarot dan apa hubungannya dengan psikologi manusia?

1. Sejarah tarot dan evolusinya

kartu mayor arkana (unsplash.com/@airis_n)
kartu mayor arkana (unsplash.com/@airis_n)

Kartu tarot pertama kali dikenal di Italia sebagai permainan kartu bernama tarocchi yang dimainkan khusus oleh kalangan bangsawan. Pada abad ke-18, filsuf Prancis, Antoine Court de Gébelin mulai mengaitkan tarot dengan hal-hal mistis dan menghubungkannya dengan mitologi Mesir Kuno. Sejak saat itu tarot justru berkembang menjadi alat yang digunakan dalam berbagai tradisi okultisme. Kini, tarot berevolusi tidak hanya digunakan dalam konteks spiritual, tetapi juga dalam terapi psikologis berguna membantu seseorang untuk memahami pikirannya lebih dalam.

Setiap kartu dalam tarot memiliki makna yang luas, tergantung pada konteks pertanyaan dan interpretasi yang diberikan oleh si pembaca kartu. Tarot modern sering kali dikaitkan dengan prinsip psikologi Carl Jung yang menekankan simbol archetype dalam memahami karakter diri dan identitas diri. Dalam terapi, kartu tarot digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek tersembunyi dari setiap sudut pikiran seseorang. Dengan demikian, mengesampingkan fungsi yang dibilang mistis, tarot juga bisa menjadi media refleksi dan eksplorasi diri.

2. Tumpukan tarot dan maknanya yang setumpuk

tumpukan kartu tarot (34st.com)
tumpukan kartu tarot (34st.com)

Berbeda dengan kartu remi yang terdiri dari 56 kartu, tarot terdiri dari 78 kartu. Kumpulan kartu ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Major Arcana dan Minor Arcana. Major Arcana terdiri dari 22 kartu yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia, seperti The Fool yang melambangkan awal baru atau The Tower yang melambangkan perubahan besar. Sementara itu, Minor Arcana yang terdiri dari 56 kartu, terbagi menjadi empat elemen, yaitu Pentacles, Swords, Cups, dan Wands, yang masing-masing mencerminkan aspek kehidupan tertentu.

Simbolisme dan juga deskripsi dari setiap kartu tarot memungkinkan pengguna untuk menghubungkan antara pengalaman pribadi mereka dengan makna dari gambar kartu tersebut.  Setiap gambar, angka, dan warna dalam kartu membawa pesan yang bisa diinterpretasikan sesuai dengan situasi masing-masing individu. Sebagian besar pembaca tarot tidak mengklaim dapat meramal masa depan secara pasti, tetapi lebih melihat tarot sebagai alat untuk memahami probabilitas dan kemungkinan yang ada di depan. Oleh karena itu, tarot sering digunakan sebagai alat untuk mengakses intuisi dan pemahaman diri yang lebih dalam. 

3. Metode pembacaan

stiker di tembok bertuliskan mind (unsplash.com/@simplicity)
stiker di tembok bertuliskan mind (unsplash.com/@simplicity)

Metode pembacaan kartu terbagi ke dalam beberapa metode. Salah satu metode paling umum adalah metode Three-Card Spread yang memberikan gambaran tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan seseorang. Metode lainnya adalah Celtic Cross, yang memberikan analisis lebih mendalam terhadap situasi tertentu dengan menyusun 10 kartu dalam pola yang lebih kompleks. Cara membaca tarot tidak hanya bergantung pada kartu yang ditarik oleh si klien, tetapi juga pada intuisi dan pengalaman si pembaca kartu dalam menghubungkan makna dari kartu yang ditarik.

Beberapa pembaca tarot menggunakan teknik tambahan seperti asosiasi psikologis untuk membantu seseorang memahami pesan di balik kartu mereka dengan lebih baik. Misalnya melalui teknik cold reading, si pembaca mengamati ekspresi, bahasa tubuh, serta respons verbal atau non-verbal dari klien mereka yang disesuaikan dengan interpretasi kartu. Dalam terapi modern, tarot juga sering digunakan untuk menggali emosi yang tersembunyi dan membuka perspektif baru untuk mengambil keputusan dalam hidup. Dengan pendekatan yang tepat, tarot bisa menjadi media eksplorasi psikologis, emosional, dan perjalanan memahami diri. 

Kesimpulannya, tarot lebih baik tidak dilihat sebagai alat meramal atau mistis. Namun cobalah melihat kartu-kartu ini sebagai sarana berefleksi dan proses kita memahami diri sendiri. Penggunaannya yang semakin luas dalam terapi menunjukkan bahwa tarot tidak serta merta harus bersinggungan dengan okultisme, tetapi juga mengandung teori psikologis di baliknya. Setiap individu pasti memiliki pengalaman dan kesimpulan yang berbeda atas setiap kartu. Karena sejatinya, perjalanan mencari jati diri adalah sebuah perjalanan sepi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ghafara Harashta
EditorGhafara Harashta
Follow Us