ilustrasi kegiatan ceramah di masjid (unsplash.com/Masjid Pogung Raya)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak Ibu, teman-teman sekalian yang saya hormati dan insya Allah dirahmati Allah,
Alhamdulillah kita semua bisa berkumpul dalam suasana hangat di bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam. Bulan ini dikenal juga sebagai salah satu bulan yang dimuliakan. Tapi, saya mau tanya dulu nih! Kalau dengar kata 'hijrah', apa yang pertama kali muncul di pikiran?
Biasanya yang muncul tuh, "Oh, kayak temen aku yang udah ganti username Instagram jadi 'ummi.aisyah.hijrah'. Atau, "Oh iya, yang kemarin unfollow semua akun gosip." Itu bagus! Tapi, jangan sampai hijrah kita cuma berhenti di feed media sosial.
Hijrah yang sesungguhnya adalah perubahan dari keburukan menuju kebaikan. Bukan cuma pindah tongkrongan dari yang banyak drama ke banyak kajian, tapi juga pindah niat, pindah perilaku, bahkan pindah arah hidup.
Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah bukan untuk eksis di Madinah, tapi untuk menyelamatkan dakwah Islam. Kita? Yuk, coba mulai hijrah kecil-kecilan. Dari malas salat jadi tepat waktu, dari rebahan 8 jam sehari jadi produktif 3 jam sehari. Minimal dikurangi lah, ya. Rebahannya sambil ngaji juga oke.
Jadi intinya, hijrah itu bukan tren tahunan, tapi perjalanan seumur hidup. Kalau kamu belum siap hijrah total, ya mulai dari langkah terkecil. Seperti kata pepatah, 'Seribu kilometer pun dimulai dari satu langkah'. Kecuali kalau kamu ngojek ya, itu bisa mulai dari charge HP dulu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.