Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tema Waisak 2025 dan Maknanya, Suarakan Perdamaian!

Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Pixabay)
Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Pixabay)

Waisak 2025 kembali menjadi momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia untuk merenungi ajaran Sang Buddha dan memperbarui semangat hidup dalam kebajikan. Hari suci ini, yang memperingati tiga peristiwa agung, kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama.

Bukan sekadar seremonial, tetapi juga saat refleksi mendalam atas makna kehidupan dan penderitaan. Sementara tema Waisak 2025 pun sudah diumumkan, berikut di bawah ini.

1. Makna perayaan Waisak

Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Valeriy Ryasnyanskiy)
Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Valeriy Ryasnyanskiy)

Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/Tahun 2025 jatuh pada Senin tanggal 12 Mei. Sebelum membahas mengenai tema tahun ini, ada baiknya kamu juga tahu apa makna dari perayaan Waisak. Mengutip laman Kemenag, umat Buddha menyebut Waisak sebagai Hari Raya Trisuci Waisak.

Hal tersebut karena memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM, Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna di Bodh pada tahun 588 SM, dan wafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara. Umat pun sering mengadakan kegiatan bersih vihara, ziarah ke makan leluhur, bersih makam pahlawan.

Pada saat Hari Waisak, umat Buddha melaksanakan puja pada detik-detik bulan purnama. “Pencapaian Penerangan Sempurna” merupakan salah satu peristiwa penting pada hari Waisak. Pencapaian Buddha ini hendaknya menjadi inspirasi dan motivasi umatnya untuk senantiasa berbuat kebajikan.

Perayaan Waisak, tidak hanya sekedar melaksanakan tradisi puja, tetapi lebih dari itu. Umat Buddha dapat meneladani tekad, semangat, pantang menyerah, dan sifat-sifat luhur Buddha serta senantiasa melaksanakan dhamma.

2. Tema Waisak 2025

Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Wahyu Nugroho)
Ilustrasi Waisak (pexels.com/Photo by Wahyu Nugroho)

Hari Raya Waisak tahun 2025 telah ditetapkan oleh Pemimpin Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Kemenag) dalam Surat Pemberitahuan dari Pembimbing Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor: B-49/DJ.VII.I.Dt.1/BA.03.1/02/2025, tentang tema Waisak nasional 2569 BE/ tahun 2025. Tahun ini, Hari Raya Waisak memiliki tema "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia".

Makna dari tema ini menekankan pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan sebagai landasan untuk menciptakan perdamaian, baik dalam diri individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam tema tersebut juga memiliki subtema yang digunakan sebagai pendukung tema utama, berikut di antaranya:

  • Kebijaksanaan dasar keluhuran bangsa.
  • Tingkatkan mawas diri dan kebijaksanaan untuk Buddha sasana lestari berkambangan dan maju.
  • Pengendalian diri membawa perdamaian dunia.
  • Semangat kebersamaan untuk Indonesia maju.
  • Menjaga sila membangun keluhuran bangsa.
  • Kekuatan moral, membangun kemuliaan bangsa.

3. Pesan Kemenag dalam perayaan Waisak tahun ini

Menag Nasaruddin Umar saat beraudiensi dengan Panitia Waisak 2025 (dok. kemenag.go.id)
Menag Nasaruddin Umar saat beraudiensi dengan Panitia Waisak 2025 (dok. kemenag.go.id)

Seperti yang dikutip dalam laman Kemenag, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pesan kepada umat Buddha terkait perayaan Waisak tahun ini. Nasaruddin Umar menyampaikan pesan kepada umat untuk lebih menampilkan kesakralan dan penghayatan makna tentang Waisak itu sendiri. Jadi tidak menjadikan Waisak sebagai seremonial belaka.

“Saya menitipkan harapan besar kepada para Buddhis, Sangha dan Tokoh Buddha, pada peringatan Waisak 2025 nanti jangan yang menonjol unsur hura-hura, sehingga meninggalkan unsur sakral Waisak itu sendiri,” jelas Menag Nasaruddin Umar, saat beraudiensi dengan para Bhikku, Sangha dan tokoh Umat Buddha di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat nomor 3-4, Jakarta Pusat, Jum’at (14/3/2025).

“Saya berharap, Waisak nanti, jangan sampai hilang unsur sakralnya. Kegiatan sakral kemanusiaan Waisak itu jangan lebih menonjolkan aspek selebritisnya. Jangan sampai kemeriahannya menenggalamkan kedalamannya. Penghayatan kedalaman makna Waisak itu lebih penting,” sambungnya.

Itulah tadi tema Waisak 2025, yakni “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”. Mengutip laman Kemenag, diperkirakan akan ada 100.000 umat yang datang ke Borobudur untuk melakukan ibadah. Lalu khusus di Zona 1 Candi Borobudur, nanti hanya dibatasi kurang lebih 5.000 orang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Robertus Ari
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us