5 Sebab Seseorang Disebut Teman Main yang Membosankan

Penilaian orang lain memang kadang bikin nyesek. Kamu merasa cukup enjoy main bersama sejumlah teman. Namun, ternyata suatu hari mereka menganggapmu sebagai kawan main yang membosankan. Dirimu menjadi merasa kurang diharapkan untuk berada di tengah mereka.
Tentu rasanya sedih dan besok-besok kamu mungkin mulai menarik diri dari pergaulan. Terutama kalau penilaianmu pada mereka cukup positif. Ternyata rasa senang bermain bersama hanya dirasakan olehmu. Kamu menjadi merasa gak lebih dari seorang pengganggu di tengah keseruan mereka.
Pasti ada alasan di balik penilaian mereka terhadapmu. Dirimu mesti tahu kapan perlu beradaptasi dengan mereka atau mending kamu pergi main sendiri saja. Mari lihat dulu penyebab mereka menyebutmu teman main yang membosankan dan bikin boring agar kamu bisa mengambil sikap yang tepat.
1. Beda pilihan tempat main
Perbedaan pilihan tempat main dipengaruhi kesukaan dan kepribadian. Kalau kamu tipe introver, biasanya juga akan menyukai tempat main yang gak terlalu ramai. Bahkan cenderung sepi seperti pantai. Itu pun dirimu lebih memilih waktu di luar libur panjang.
Jika lokasi main padat orang seperti tempat-tempat nongkrong dan belanja, kamu sulit menikmati suasana. Perhatianmu terpecah dan lebih cepat buatmu merasa capek. Sementara itu, kawanmu malah bosan bila pergi ke tempat favoritmu. Atau sebaliknya, dia yang introver dan dirimu ekstrover.
Kalau tempat main yang diinginkan terlalu berbeda, lebih baik kalian pergi sendiri-sendiri. Kecuali dirimu atau dirinya sedang ingin berganti suasana. Baru kamu bisa ikut main bersamanya atau ia yang mengikutimu. Namun, jika dirimu akan pergi bersama lebih banyak orang dan selera mereka berbeda darimu, tentu suara mayoritas yang menang. Tinggal kamu mau tetap ikut atau gak dulu.
2. Energimu cepat habis dan minta pulang
Sebagian orang seperti gak ada capeknya untuk urusan main. Sekalipun mereka gampang lelah saat bekerja atau kuliah, main justru seperti memasok energi baru yang gak ada habisnya. Mereka bisa main dari pagi sampai malam bahkan menjelang pagi. Sementara kamu cuma tahan main sebentar-sebentar.
Bagimu, main 3 jam saja sudah lama sekali. Seringnya kamu cuma pergi main 1 sampai 2 jam lalu pulang ke rumah atau kos-kosan. Kalaupun nanti ingin keluar lagi juga hanya sebentar. Misalnya, main antara pukul 09.00 sampai 11.00. Kemudian nanti sore dirimu main lagi sekitar 1 jam sekalian mencari makan malam.
Maka saat kamu pergi bersama orang lain, lebih dari waktu main yang biasanya sudah membuatmu gak betah. Masih mending jika masing-masing membawa kendaraan atau dirimu bisa pulang sendiri dengan kendaraan umum. Apabila ajakanmu pulang berarti teman mesti mengantarmu, ini yang paling membuatnya sebal.
Oleh sebab itu, kamu kudu tahu rencana main sampai jam berapa. Bila lama dan dirimu masih mau ikut, siapkan diri supaya tidak rewel minta pulang. Jangan lupa bawa kendaraan sendiri kalau ingin pulang lebih awal dan katakan kamu gak bisa main selama temanmu.
3. Gak seru diajak jajan
Main terasa gak lengkap bila tidak disertai dengan jajan. Malah jajan bisa menjadi tujuan utama yang dipadukan dengan tempat menarik sekalian bertemu sejumlah orang. Akan tetapi, kamu setiap diajak jajan susahnya bukan main. Dirimu seperti gak antusias bahkan terang-terangan menolak.
Mungkin kamu lagi diet, berhemat, atau sesimpel sering telanjur makan kenyang di rumah. Kawan mainmu merasa tak enak kalau jajan sendirian dan dirimu cuma menemaninya. Kerap kali dia memilih mengurungkan niatnya jajan padahal sangat menginginkan sesuatu. Biar ke depan kawanmu tidak kebingungan jika hendak jajan, dirimu makan sedikit saja dari rumah.
Kalian menjadi bisa jajan bareng. Apabila kamu lagi diet, beri tahu temanmu sebelum pergi sehingga ia mengubah rencana main menjadi gak fokus ke wisata kuliner. Atau, kamu main bersama kawan yang sama-sama harus mengatur pola makan. Sementara jika dirimu mesti berhemat, batasi jatah main sesuai dengan bujet yang ada biar tetap bisa ikut jajan.
4. Tak tahu banyak tempat main
Kurangnya pengetahuanmu seputar tempat main bikin teman gak memperoleh masukan yang bagus. Kamu terlalu sering bilang terserah ketika ditanya tentang tempat main mana lagi yang perlu didatangi. Wawasanmu yang terbatas soal tempat main seru juga tanda bahwa dirimu kurang suka main.
Seandainya kamu senang main, pasti tanpa rekomendasi dari siapa pun dirimu sudah menjelajah ke berbagai tempat. Maka seandainya kawan mengajakmu ke spot-spot main yang baru pun, dirimu terlihat kurang tertarik. Sikapmu seperti biasa-biasa saja. Dirimu memang gak bilang lokasinya jelek, tetapi juga tak terlihat antusias.
Kamu dapat memperluas pengetahuan seputar tempat main yang lagi digandrungi dari media sosial. Atau, cari hidden gem dan kapan-kapan ajak temanmu ke sana. Kalau dirimu bisa membawanya ke tempat main yang menarik, unik, tapi belum diketahui banyak orang pasti penilaiannya padamu berubah. Main bersamamu seperti mendapatkan kejutan yang menyenangkan.
5. Selama main topik obrolanmu sangat serius
Kebanyakan orang main dalam rangka melepas penat akibat beragam rutinitas. Mereka ingin santai dan bersenang-senang saja selama main. Akan tetapi, kamu malah seperti gak memahami kebutuhan mereka buat rileks. Terlepas dari tempat mainnya dan jumlah orang yang ikut, dirimu tetap membicarakan topik-topik berat.
Contohnya, pembahasan tentang pekerjaan atau inflasi. Orang-orang yang sedang ingin melupakan pekerjaan sejenak malah menjadi tegang kembali. Begitu pula obrolan seputar inflasi bikin mereka cemas kalau-kalau pergi main dan mengeluarkan uang bukan tindakan yang bijaksana.
Supaya kamu gak lagi dicap sebagai teman main yang membosankan, pandai-pandailah memilih bahan percakapan. Walaupun suatu isu amat menarik bagimu, jangan merusak suasana santai ketika main bersama. Masih ada hari lain buat membahas topik-topik berat itu. Kamu juga butuh mengistirahatkan pikiran supaya tak mudah stres.
Sekeras apa pun usahamu, dirimu barangkali tidak bisa menjadi kawan main yang menyenangkan untuk setiap orang. Kalau perbedaanmu dengan seseorang terlalu besar dan bikin main bareng tidak terasa menyenangkan, lebih baik main sendiri-sendiri. Namun, selama kamu dan teman masih dapat saling menyesuaikan diri tentu bagus. Dirimu terhindar dari rasa kesepian serta terkucil dari kawan-kawan.