Seorang wanita belum lama ini menghebohkan media sosial di China. Melalui media sosial WeChat, dia memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan karena merasa stres dan depresi akibat mempunyai lebih dari 600 grup chat kerja yang setiap detik berbunyi dan memberinya pesan. Belum lagi, tekanan harus menjawab pesan chat sesegera mungkin jelas menambah tekanan mentalnya.
Sebenarnya, hal ini juga dirasakan oleh banyak pekerja sejak masa pandemik COVID-19 hingga saat ini, tak sedikit perusahaan yang nyaman berkoordinasi dengan tim melalui pesan daring sehingga perlu membentuk group chat. Memang cara ini dinilai efektif untuk berkomunikasi, namun jika terdapat 50 group chat tentu bisa membuat kamu kepayahan, kan?
Jika gak segera disiasati, risiko mengalami texting anxiety sangat besar. Dari laman PsychCentral, texting anxiety atau kecemasan berkirim pesan memang telah menjadi fenomena yang ‘wajar’ di era komunikasi digital. Rasa cemas mengirim atau menerima pesan teks ini dapat mengakibatkan gejala gak aman, panik, atau stres. Jika dibiarkan kamu bisa mengalami depresi berkepanjangan hingga merusak produktivitas kerja. Jadi, ada baiknya pahami dulu penyebab seseorang alami texting anxiety dan solusi agar kecemasan ini gak semakin parah. Disimak, ya!