ilustrasi suami istri (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Melansir buku berjudul Fiqih karya Udin Wahyudin, disebutkan bahwa mandi wajib adalah mandi yang harus dilakukan karena adanya alasan-alasan tertentu. Dalam Islam, mandi wajib harus dilaksanakan jika kita memiliki hadas besar, contohnya ketika sudah berhubungan suami istri.
Lantas, bagaimana jika gak mandi wajib setelah berhubungan suami istri? Maka, salatnya gak akan sah. Salat gak akan sah jika kita masih mempunyai hadas besar. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis,
"Jika seseorang duduk di antara empat anggota badan istrinya (maksudnya: menyetubuhi istrinya), lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib baginya mandi," (HR Bukhari nomor 291; Muslim 348).
Oleh sebab itu, setelah berhubungan suami istri memang diharuskan mandi wajib. Mandi wajib ini tetap harus dilakukan, meskipun gak keluar air mani. Disebutkan dalam hadis,
"Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam tentang seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya namun tidak sampai keluar air mani. Apakah keduanya wajib mandi? Sedangkan Aisyah ketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Aku sendiri pernah bersetubuh dengan wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah) namun tidak keluar mani, kemudian kami pun mandi," (HR Muslim nomor 350).