Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menulis agenda (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi menulis agenda (pexels.com/Vlada Karpovich)

Intinya sih...

  • Tentukan tujuan journalingmu sebelum mulai menulis, sesuaikan dengan gaya journaling yang cocok untukmu.

  • Mulai dari hal sederhana seperti mencatat tiga hal yang dirasakan hari ini atau menggunakan journaling prompt.

  • Pilih media yang paling nyaman, baik itu jurnal fisik, aplikasi digital, atau catatan di ponsel saat di transportasi umum.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang bilang journaling bisa bantu menata pikiran, mengurangi stres, bahkan mengenal diri sendiri lebih dalam. Namun, buat sebagian orang, menulis jurnal justru bikin bingung. Mau mulai dari mana? Nulis apa? Haruskah pakai buku estetik dan pulpen warna-warni?

Akhirnya, niat baik itu berhenti bahkan setelah beli buku untuk menulis jurnal. Padahal, journaling gak harus ribet, yang penting adalah prosesnya. Menulis jurnal itu kayak ngobrol sama diri sendiri, tapi lewat kata-kata. Berikut lima tips simpel biar kegiatan ini bisa jadi rutinitas yang kamu nikmati.

1. Tentukan tujuan journalingmu

ilustrasi menulis (pexels.com/karolina grabowska)

Sebelum mulai menulis, penting banget buat tahu apa tujuanmu. Apakah mau mengurangi stres, melacak kebiasaan, menulis mimpi dan target, atau sekadar mencurahkan isi hati? Tujuan ini akan bantu kamu menentukan gaya journaling yang cocok.

Misalnya, kalau kamu mau refleksi diri, kamu bisa coba gratitude journal atau refleksi harian. Namun, kalau kamu mau fokus ke produktivitas, kamu bisa bikin bullet journal yang berisi daftar kegiatan dan progres harianmu. Tujuan ini juga jadi panduan supaya kamu gak kehilangan arah di tengah jalan.

2. Mulai dari hal yang sederhana

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/JÉSHOOTS)

Banyak orang menganggap journaling harus dilakukan dengan tulisan panjang atau gaya puitis. Padahal, kamu bisa mulai dari hal paling sederhana. Tulis aja tiga hal yang kamu rasakan hari ini, atau satu hal kecil yang bikin kamu bersyukur. Bisa juga sekadar mencatat apa yang terjadi dalam sehari.

Gak perlu memaksa diri untuk nulis banyak. Justru, kebiasaan kecil yang dilakukan konsisten bakal lebih berarti daripada nulis panjang tapi cuma sekali dua kali. Kalau bingung mau nulis apa, kamu bisa pakai journaling prompt. Kamu bisa cari inspirasi prompt di internet, atau bikin versi sendiri sesuai kebutuhan.

3. Pilih media yang paling nyaman

ilustrasi menulis esai (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang berhenti journaling karena terjebak di hal teknis, seperti harus pakai buku fisik atau aplikasi digital. Sebenarnya gak ada yang salah. Semua tergantung preferensi kamu. Kalau kamu tipe yang suka aroma kertas dan sensasi menulis tangan, jurnal fisik bisa jadi pilihan pas.

Namun, kalau kamu lebih sering nulis di HP atau laptop, aplikasi seperti Notion, Daylio, atau Journey bisa jadi alternatif. Kuncinya adalah kenyamanan. Pilih media yang bikin kamu semangat nulis, bukan yang bikin ribet. Bahkan kalau kamu lebih suka ngetik di catatan ponsel saat lagi di transportasi umum pun gak masalah, lho!

4. Jangan takut nulis yang berantakan

ilustrasi menulis to do list (pexels.com/Ivan Samkov)

Salah satu alasan orang takut mulai journaling adalah karena ngerasa tulisannya harus bagus, rapi, atau inspiratif. Padahal, jurnal itu bukan buat dibaca orang lain. Ini ruang pribadi kamu, tempat di mana kamu bisa jujur sepenuhnya tanpa takut dihakimi. Gak masalah kalau tulisanmu acak, gak nyambung, atau penuh coretan.

Justru di situ letak kejujurannya. Kalau kamu lagi marah, tulis aja kata-kata yang keluar spontan. Kalau kamu lagi sedih, biarkan emosimu tumpah di halaman. Gak perlu sensor atau berpikir terlalu banyak. Semakin kamu membiarkan tulisanmu jujur dan berantakan, semakin lega perasaanmu setelah menulis.

5. Jadikan rutinitas yang fleksibel

ilustrasi menulis (pexels.com/Lisa Fotios)

Konsistensi itu penting, tapi bukan berarti kamu harus journaling setiap hari. Justru, tekanan untuk selalu menulis bisa bikin kamu bosan atau merasa terbebani. Coba bikin rutinitas yang fleksibel, misalnya, menulis tiga kali seminggu, atau setiap kali kamu ngerasa butuh curhat ke diri sendiri.

Kamu juga bisa membuat ritual kecil sebelum menulis, seperti menyalakan lilin aromaterapi, mendengarkan musik pelan, atau duduk di tempat favoritmu. Hal-hal kecil seperti itu bisa bikin proses journaling terasa lebih menyenangkan. Seiring waktu, kamu bakal sadar kalau menulis jurnal jadi bagian dari cara kamu menjaga kewarasan diri.

Journaling adalah proses mengenal diri sendiri sedikit demi sedikit. Mulailah dari satu kalimat, lalu biarkan pikiranmu mengalir. Karena di setiap tulisan, kamu sedang belajar jujur, reflektif, dan lebih peka terhadap dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team