Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Karola G)

Intinya sih...

  • Tetapkan waktu membaca yang realistis dan konsisten, seperti pagi sebelum beraktivitas atau malam sebelum tidur.

  • Mulai dari buku yang benar-benar menarik dan sesuai minat untuk membuat proses membaca menjadi menyenangkan.

  • Ciptakan ruang nyaman untuk membaca agar fokus dan kenyamanan terjaga, misalnya dengan pencahayaan hangat atau aroma kopi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membaca buku di sela-sela rutinitas yang padat sering kali terasa seperti misi mustahil. Setelah seharian bergelut dengan pekerjaan, kuliah, atau aktivitas lain, membuka halaman pertama buku saja kadang sudah jadi tantangan tersendiri. Namun, di balik kesibukan itu, membaca bisa jadi cara ampuh buat menenangkan pikiran, menambah wawasan, dan memberi ruang bagi imajinasi untuk berkelana bebas.

Masalahnya, waktu yang terbatas sering membuat kebiasaan membaca terpinggirkan. Buku hanya jadi pajangan manis di rak, sementara notifikasi ponsel terus mencuri perhatian. Padahal, membangun rutinitas membaca gak selalu butuh waktu berjam-jam setiap hari, yang penting adalah konsistensi dan niat untuk menjadikannya bagian dari keseharian. Nah, berikut lima tips sederhana tapi efektif buat menumbuhkan rutinitas membaca di tengah jadwal yang padat.

1. Tetapkan waktu membaca yang realistis dan konsisten

ilustrasi membaca buku (pexels.com/SHVETS production)

Kunci utama membangun kebiasaan membaca adalah menentukan waktu yang realistis, bukan yang muluk-muluk. Gak perlu memaksa diri membaca satu jam penuh setiap malam kalau waktu senggang cuma ada sepuluh menit. Justru, membaca sebentar tapi konsisten lebih berdampak daripada membaca lama tapi jarang. Rutinitas kecil yang dilakukan terus-menerus lama-lama bisa membentuk kebiasaan yang kuat.

Pilih waktu yang paling pas buat diri sendiri, bisa pagi sebelum beraktivitas, saat makan siang, atau malam sebelum tidur. Coba anggap waktu membaca sebagai janji pribadi yang gak boleh dilanggar, sama pentingnya dengan jadwal lain. Dengan begitu, membaca bukan lagi sesuatu yang harus dicari waktunya, tapi sudah otomatis jadi bagian dari ritme harian.

2. Mulai dari buku yang benar-benar menarik

ilustrasi memilih buku (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang gagal membangun rutinitas membaca karena langsung memilih buku yang terlalu berat atau rumit. Kalau baru mulai, gak ada salahnya memilih bacaan yang ringan, menghibur, atau sesuai minat. Saat buku terasa dekat dengan diri sendiri, proses membaca jadi menyenangkan, bukan kewajiban. Yang penting, pilih buku yang benar-benar membuat penasaran setiap kali membuka halamannya.

Membaca buku yang menarik akan membantu otak terbiasa dengan sensasi terhisap dalam cerita atau ide. Dari sana, minat membaca bisa tumbuh alami tanpa perlu dipaksakan. Setelah terbiasa, barulah perlahan naik ke bacaan yang lebih kompleks. Ingat, membaca bukan perlombaan—yang dicari adalah keterikatan dan kenikmatan dari setiap halaman yang dibaca.

3. Ciptakan ruang nyaman untuk membaca

ilustrasi membaca buku (pexels.com/George Milton)

Tempat membaca punya pengaruh besar terhadap fokus dan kenyamanan. Ruangan dengan pencahayaan hangat, aroma kopi, atau sudut kecil dengan kursi empuk bisa menciptakan suasana yang bikin betah membaca lama. Saat tubuh merasa rileks, otak pun lebih mudah tenggelam dalam bacaan tanpa terdistraksi hal-hal kecil.

Gak harus tempat yang sempurna, yang penting ruang itu memberi rasa tenang. Kalau rumah terasa terlalu ramai, coba pindah ke taman, kafe sepi, atau perpustakaan. Bahkan, duduk di pojokan kamar sambil memutar musik lembut pun bisa jadi ritual yang menyenangkan. Ketika ruang baca terasa personal, rutinitas membaca akan lebih mudah bertahan dalam jangka panjang.

4. Kurangi gangguan digital selama membaca

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Karola G)

Ponsel dan media sosial sering jadi pengganggu utama saat membaca. Satu notifikasi bisa membuat fokus hilang dan alur cerita buyar begitu saja. Karena itu, penting banget buat menetapkan zona tanpa gangguan selama waktu membaca. Cobalah untuk menonaktifkan notifikasi atau meletakkan ponsel di tempat lain agar pikiran tetap tertuju pada buku.

Kalau merasa sulit lepas dari layar, bisa juga membuat peraturan kecil, misalnya, membaca selama 20 menit dulu baru boleh mengecek ponsel. Trik sederhana seperti ini membantu otak menyesuaikan diri dan meningkatkan konsentrasi. Semakin terbiasa, semakin mudah menahan godaan digital dan menikmati waktu membaca tanpa distraksi.

5. Gunakan target kecil untuk menjaga semangat

ilustrasi membaca buku (pexels.com/George Milton)

Menetapkan target membaca bukan berarti harus menghabiskan puluhan buku setahun. Cukup buat target kecil yang realistis, seperti membaca satu bab setiap dua hari atau sepuluh halaman sebelum tidur. Target sederhana membantu menjaga motivasi tanpa memberi tekanan berlebihan. Saat satu target tercapai, rasa puas yang muncul bisa memicu semangat untuk terus lanjut membaca.

Selain itu, catat kemajuan dalam jurnal atau aplikasi pembaca. Melihat seberapa banyak halaman yang sudah dibaca bisa jadi dorongan tersendiri untuk konsisten. Lambat laun, kebiasaan membaca akan terbentuk alami tanpa terasa seperti kewajiban. Yang penting bukan seberapa cepat selesai, tapi seberapa konsisten menikmati prosesnya.

Membangun rutinitas membaca di tengah kesibukan memang butuh usaha, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan waktu yang teratur, pilihan buku yang tepat, serta lingkungan yang mendukung, membaca bisa jadi bagian dari keseharian tanpa terasa membebani. Di tengah rutinitas yang padat, buku akan selalu menunggu untuk membuka dunia baru dan memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat. Jadi, mulai dari halaman pertama hari ini, dan biarkan membaca tumbuh jadi kebiasaan yang menenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian