Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Israel Marin Torres)
ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Israel Marin Torres)

Lebih cepat meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat tentu lebih baik. Itu akan menyelesaikan masalahmu dengan orang lain. Persoalannya, seketika meminta maaf kadang tak mudah.

Penyebab pertama, ketika perbuatan salah itu terjadi, kamu bahkan belum sadar bahwa itu merugikan atau menyakiti perasaan orang lain. Kedua, ada rasa gengsi untuk mengakui kesalahan diri. Namun seiring berjalannya waktu, kesalahan di masa lalu ini menjadi ganjalan dalam hati.

Kamu gak mungkin selamanya hidup di bawah bayang-bayang rasa bersalah. Lebih baik meminta maaf sekarang daripada tidak sama sekali. Bingung bagaimana caranya? Ini tipsnya untuk memudahkan niat baikmu. Yuk, segera lakukan.

1. Pastikan dia sedang longgar

ilustrasi dua pria (pexels.com/Ivan Samkov)

Meminta maaf untuk kesalahan di masa lalu tidaklah sama dengan mengajukannya buat kekeliruan yang baru-baru ini terjadi. Seseorang mungkin saja sudah agak melupakan masalahnya sehingga kamu bakal butuh waktu lebih untuk menjelaskannya.

Pun kehadiranmu guna membahas kesalahan di masa lalu boleh jadi mengubah emosinya dari positif menjadi negatif. Kalau dia tak sedang betul-betul longgar, kamu dan niatmu meminta maaf akan lebih terasa mengganggu ketimbang melegakannya juga.

2. Ceritakan ganjalan di hatimu

ilustrasi dua pria (pexels.com/Mizuno K)

Jika kalian telah menentukan waktu untuk bicara, jangan langsung meminta maaf. Awali dengan cerita tentang apa yang membuat perasaanmu tidak tenang dan mengajaknya bertemu. Masuklah ke permasalahan yang pernah terjadi di antara kalian.

Katakan bahwa baginya, permintaan maaf ini mungkin terlambat dan tak mampu memperbaiki akibat dari kesalahanmu di waktu itu. Akan tetapi, setidaknya akan memperbaiki hubungan kalian buat saat ini dan ke depannya. Kamu tidak ingin di antara kalian ada perasaan yang kurang baik satu sama lain.

3. Minta maaflah tanpa banyak alasan

ilustrasi dua pria (pexels.com/Thirdman)

Gak usah mengemukakan banyak dalih untuk membuat kesalahanmu lebih bisa ditoleransinya. Kamu juga tidak perlu mencari pembenaran diri terkait lamanya kamu datang buat sekadar meminta maaf.

Sebab setiap alasan yang kamu katakan dapat membuatnya makin merasa buruk dan kecewa padamu. Intinya adalah kamu mengakui kesalahanmu di masa lalu dan sekarang dirimu meminta maaf dengan hati yang tulus serta niat yang baik.

4. Akui juga bahwa seharusnya kamu meminta maaf sejak dulu

ilustrasi dua pria (pexels.com/Kindel Media)

Dengan tertundanya permintaan maafmu sampai sekian lama, kesalahanmu menjadi ganda. Yaitu, kesalahan di masa lalu dan kesalahan tak mau segera meminta maaf. Dua-duanya harus diakui serta dimohonkan ampunan.

Jangan sampai dia berpikir bahwa buat kamu, meminta maaf terlalu lama dari waktu terjadinya sebuah kesalahan adalah hal yang wajar. Kalau dia bertanya kenapa kamu baru minta maaf sekarang, jawablah dengan jujur. Seperti kamu sebenarnya sangat malu atas perbuatan tersebut atau takut tak akan dimaafkan.

5. Ucapkan terima kasih atas rasa pengertian dan kesediaannya memaafkanmu

ilustrasi dua pria (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bila kamu tak banyak mengemukakan alasan ketika meminta maaf, orang lain biasanya akan cepat melunak. Terlebih persoalannya sudah lama. Pikirnya, buat apa juga meneruskan kemarahan? 

Hargai dengan sungguh-sungguh respons positifnya atas permintaan maafmu. Jangan langsung menyudahi pertemuan tanpa dengan jelas mengatakan betapa kamu bersyukur atas sikap pengertian dan kesediaannya memaafkanmu.



Kesalahan di masa lalu dapat merusak hubungan jika kamu tidak pernah mengajukan permohonan maaf. Apabila kamu telah meminta maaf, hubunganmu dengan seseorang bukan hanya akan pulih melainkan bisa jauh lebih baik ketimbang sebelum masalah itu terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team