Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayah dan anak sedang tertidur (pexels.com/rdne)
ilustrasi ayah dan anak sedang tertidur (pexels.com/rdne)

Waktu menjelang tidur sering menjadi momen paling melelahkan bagi orangtua. Anak bisa tiba-tiba rewel, sulit tenang, atau justru semakin aktif saat malam tiba. Padahal, rutinitas tidur yang tepat dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan siap beristirahat.

Rutinitas tidur bukan sekadar soal jam, tetapi juga suasana dan kebiasaan yang dibangun secara konsisten. Ketika dilakukan dengan tenang dan penuh perhatian, waktu malam bisa berubah menjadi momen hangat bersama anak. Berikut ini beberapa tips rutinitas tidur anak agar suasana menjelang malam terasa lebih tenang.

1. Ciptakan suasana kamar yang menenangkan

ilustrasi anak bermain tablet di samping ayahnya (pexels.com/rdne)

Lingkungan yang tenang membantu tubuh anak mengenali bahwa waktu tidur sudah dekat. Pencahayaan redup, suhu ruangan yang nyaman, dan minim gangguan suara dapat membantu anak lebih cepat rileks. Suasana kamar yang konsisten juga memberi rasa aman setiap malam.

Dikutip dari BBC, Vicki Dawson, pendiri dan CEO The Children’s Sleep Charity, menjelaskan bahwa anak-anak sangat peka terhadap tingkat stres orang di sekitarnya. Karena itu, orangtua perlu tetap tenang menjelang waktu tidur agar anak lebih mudah menyesuaikan diri. Ketenangan orangtua pun berperan besar dalam menciptakan suasana tidur yang damai.

2. Libatkan sentuhan positif sebelum tidur

ilustrasi anak sedang tidur (pexels.com/artempodrez)

Sentuhan fisik yang lembut dapat membuat anak merasa dicintai dan diperhatikan. Pelukan, usapan punggung, atau menemani anak membaca buku menjadi sinyal bahwa hari akan segera berakhir. Aktivitas ini membantu anak beralih dari waktu bermain ke waktu istirahat.

Sentuhan juga membantu pelepasan hormon oksitosin yang memicu rasa nyaman. Hormon ini berperan dalam menurunkan ketegangan dan membantu tubuh merasa lebih rileks. Tak heran jika anak lebih mudah mengantuk setelah momen kebersamaan yang hangat.

3. Gunakan aktivitas penenang sebelum tidur

ilustrasi ayah dan anak sedang tertidur (pexels.com/rdne)

Aktivitas yang terlalu aktif dapat membuat anak sulit menenangkan diri. Sebaliknya, kegiatan seperti mewarnai, menyusun puzzle, atau bermain plastisin membantu menurunkan energi secara perlahan. Anak pun dapat fokus tanpa merasa terlalu terstimulasi.

“Pilih aktivitas yang menurut anak menarik sekaligus menenangkan,” ujar Vicki Dawson.

Aktivitas yang tepat membantu anak bertransisi menuju waktu tidur tanpa paksaan. Dengan cara ini, rutinitas tidur terasa lebih alami dan menyenangkan.

4. Redakan kecemasan anak sebelum tidur

ilustrasi anak sedang tidur (pexels.com/cottonbro)

Sebagian anak mengalami kecemasan saat harus berpisah dengan orangtua di malam hari. Kondisi ini wajar, terutama pada bayi dan balita yang sedang dalam fase melekat. Rutinitas yang konsisten dapat membantu anak merasa lebih aman.

“Rutinitas tidur adalah aktivitas keluarga yang sangat penting dan memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan, perkembangan, dan kesehatan anak,” ujar Dr George Kitsaras, seorang dosen ilmu perilaku dan psikolog, dikutip dari The Guardian.

Menunjukkan foto keluarga, mengucapkan selamat malam, atau berbincang ringan bisa memberikan rasa nyaman. Anak akan merasa tetap dekat dengan orangtua meski harus tidur sendiri. Perasaan aman ini membantu anak lebih tenang saat terlelap.

5. Gunakan permainan bertema waktu tidur

ilustrasi ayah dan anak sedang berbincang (pexels.com/cottonbro)

Permainan pura-pura dapat membantu anak memahami rutinitas tidur dengan cara yang menyenangkan. Menidurkan boneka atau berpura-pura mengantuk bersama membuat konsep tidur terasa lebih familiar. Anak pun lebih mudah menerima waktu tidur sebagai bagian dari keseharian.

Permainan ini juga membantu anak mengenali kata-kata seperti “ngantuk” dan “selamat malam.” Kata-kata tersebut nantinya bisa digunakan saat rutinitas tidur sebenarnya. Dengan begitu, anak lebih siap secara emosional untuk beristirahat.

6. Ajak anak merefleksikan harinya

ilustrasi orangtua menemani anak tidur (pexels.com/cottonbro)

Mengulas hari yang telah dilalui membantu anak menutup aktivitas dengan perasaan positif. Orangtua bisa mengajak anak menceritakan hal menyenangkan atau emosi yang dirasakan hari itu. Cara ini membuat anak merasa didengar dan dipahami.

Menurut Vicki Dawson, membicarakan perasaan anak di siang hari dapat membantu mengurangi kecemasan saat waktu tidur tiba. Jika anak masih menyimpan kekhawatiran, orangtua bisa menenangkannya dengan obrolan ringan. Rutinitas ini membantu pikiran anak lebih lega sebelum tidur.

Rutinitas tidur yang tenang dibangun dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Dengan suasana nyaman dan interaksi hangat, waktu menjelang malam pun terasa lebih menenangkan bagi anak dan orangtua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team