ilustrasi perayaan Imlek di Jepang (japanwondertravel.com)
Tradisi membuat suara bising selama perayaan Tahun Baru Imlek memiliki beberapa makna dalam budaya Tionghoa. Salah satu makna utama dari membuat suara bising selama Tahun Baru Imlek adalah untuk mengusir roh jahat.
Menurut kepercayaan tradisional, roh jahat tidak suka dengan suara keras dan gemuruh, sehingga membuat suara bising dengan petasan, mercon, dan alat musik tradisional seperti drum dan gong bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat dari lingkungan dan rumah-rumah.
Suara bising juga menjadi simbol penyambutan Tahun Baru Imlek yang baru. Dengan membuat keriuhan dan kegaduhan, masyarakat merayakan pergantian tahun dengan suka cita dan semangat yang tinggi. Suara-suara bising ini menandai awal tahun baru dan dianggap membawa keberuntungan serta energi yang positif untuk tahun yang akan datang.
Selain itu, suara bising juga digunakan untuk menghindari kehadiran Nian. Nian adalah makhluk legendaris dalam mitologi Tionghoa yang dipercaya keluar pada malam Tahun Baru untuk memangsa manusia dan hewan.
Menurut legenda, Nian takut pada suara keras dan warna merah. Oleh karena itu, membuat suara bising dan menggunakan warna merah adalah cara mencegahnya datang ke desa atau rumah. Orang Tionghoa juga menggantung lentera merah dan hiasan merah di pintu masuk rumah mereka untuk menyingkirkan Nian.