5 Tanda Harus Unfollow Akun Medsos yang Memicu Kecemasan

- Kontennya membuat kamu membandingkan hidup secara berlebihan
- Postingan mereka selalu memancing emosi negatif
- Kontennya membuat kamu merasa gak cukup baik
Media sosial atau medsos seharusnya jadi tempat mencari inspirasi, hiburan, dan informasi yang bikin kamu berkembang. Tapi kalau setiap kali membuka timeline kamu malah merasa cemas, insecure, atau capek mental, mungkin sudah waktunya mengevaluasi siapa saja yang kamu ikuti. Kebersihan timeline itu penting supaya kamu gak terus-terusan terpapar konten yang bikin pikiran penuh tekanan.
Membersihkan feed adalah salah satu bentuk digital self-care yang sering diabaikan. Kamu berhak punya ruang online yang lebih damai dan sehat untuk kesehatan mentalmu sendiri. Kalau merasa akhir-akhir ini sering gelisah tiap scroll, yuk, kenali tanda bahwa kamu harus unfollow akun medsos yang memicu kecemasan!
1. Kontennya membuat kamu membandingkan hidup secara berlebihan

Jika kamu setiap hari merasa hidupmu lebih buruk setelah melihat konten seseorang, itu tanda besar kamu harus berhenti mengikutinya. Perbandingan yang terus-menerus bikin kamu kehilangan rasa percaya diri dan sulit menerima progres diri sendiri. Akun dengan gaya hidup sempurna sering menimbulkan tekanan yang gak realistis pada pikiranmu.
Media sosial hanya menampilkan highlight, bukan keseluruhan hidup seseorang yang penuh jatuh bangun. Kamu perlu mengingat bahwa standar yang kamu lihat belum tentu mencerminkan kenyataan. Menghapus akun yang membuatmu merasa rendah bukan tindakan lemah, tapi langkah bijak untuk menjaga kesehatan mentalmu.
2. Postingan mereka selalu memancing emosi negatif

Kalau tiap kali melihat postingannya kamu merasa marah, cemas, atau terpicu, itu tanda kuat untuk melakukan unfollow. Emosi negatif yang muncul terus-menerus bisa menguras energi mental dan memengaruhi mood harianmu. Akun semacam ini sering menyebarkan drama, gosip, atau komentar yang memancing perdebatan.
Timeline yang penuh konflik atau berita sensasional bisa memicu doomscrolling yang memperburuk kecemasan. Kamu berhak punya ruang digital yang lebih damai dan kondusif untuk fokus pada hidupmu sendiri. Dengan menyingkirkan sumber pemicu, kamu bisa menjaga kestabilan emosimu lebih baik.
3. Kontennya membuat kamu merasa gak cukup baik

Ada akun yang tampak inspiratif tapi sebenarnya memberi tekanan halus pada mentalmu. Misalnya akun fitness, bisnis, atau lifestyle yang membuatmu merasa tertinggal atau tidak mampu. Lama-lama kamu bisa merasa gagal hanya karena tidak bisa mengikuti standar mereka.
Akun yang benar-benar inspiratif harusnya memberi semangat, bukan rasa bersalah. Jika kamu merasa makin tertekan setelah melihatnya, itu tanda bahwa akun itu tidak cocok untuk perkembangan dirimu. Mengganti konten bertekanan tinggi dengan yang lebih realistis bisa bikin timeline terasa lebih sehat.
4. Mereka sering menormalisasi toxic positivity
.jpg)
Kalimat seperti “kamu harus terus bahagia", “semua bisa kalau kamu mau,” atau “jangan sedih, itu cuma drama hidup” terdengar manis tapi bisa sangat merusak mental. Akun yang memaksa kamu untuk selalu terlihat baik-baik saja membuatmu menekan emosi yang sebenarnya perlu diakui. Ini bisa bikin proses penyembuhan emosimu terhambat dan menimbulkan tekanan baru.
Kamu butuh ruang untuk menjadi manusia yang punya beragam perasaan, bukan hanya emosi positif. Konten yang terlalu “positif” tapi tidak realistis bisa membuatmu merasa salah hanya karena sedang lelah atau sedih. Menghapus akun yang memaksakan standar kebahagiaan semu adalah langkah penting menjaga kesehatan mental medsosmu.
5. Akun tersebut membuat kamu takut ketinggalan atau merasa terpaksa ikut tren

Konten yang membuatmu merasa harus selalu up-to-date bisa memicu stres dan rasa cemas berlebih. Kamu mungkin merasa harus membeli barang tertentu, ikut challenge, atau mengikuti gaya hidup yang sebenarnya bukan dirimu. Perasaan FOMO (fear of missing out) ini sangat umum, tapi dampaknya bisa membuat mental lelah tanpa alasan jelas.
Media sosial bukan perlombaan dan kamu gak harus mengikuti semua tren yang muncul. Saat suatu akun membuatmu merasa kurang atau terpaksa meniru, itu tanda jelas kamu harus melakukan unfollow atau mute. Kesadaran menetapkan batasan digital akan membuat kamu lebih damai menjalani hidup offline.
Timeline yang bersih bisa membantu kamu merasa lebih tenang, fokus, dan nyaman setiap kali membuka media sosial. Kamu berhak menciptakan ruang digital yang menyehatkan mental dan mendukung perkembangan dirimu. Yuk, mulai seleksi dan unfollow akun medsos yang memicu kecemasan bagimu!



















