Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warna Liturgi pada Masa Adven
Ilustrasi salib (unsplash.com/Photo by Thays Orrico)

Intinya sih...

  • Warna liturgi adalah simbol dalam ibadah gereja, seperti putih, ungu, merah, dan hijau.

  • Setiap warna memiliki makna simbolis yang mendalam, seperti hijau untuk ketenangan dan merah untuk keberanian para martir.

  • Pada masa Adven, gereja menggunakan warna ungu dan merah muda sebagai simbol ketenangan dan cinta serta penderitaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masa Adven adalah salah satu masa paling penting dalam kalender liturgi gereja Katolik, di mana umat diajak mempersiapkan hati menyambut kelahiran Yesus Kristus. Dalam masa penuh harapan ini, gereja menggunakan warna-warna liturgi tertentu sebagai simbol yang membantu umat memahami makna spiritual yang sedang direnungkan.

Warna-warna tersebut bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki arti mendalam yang berkaitan dengan pertobatan, penantian, dan sukacita. Lalu apa warna liturgi pada masa Adven?

1. Apa itu warna liturgi?

Ilustrasi warna liturgi gereja (pexels.com/Photo by MART PRODUCTION)

Melansir laman Lutheran Church, warna liturgi adalah warna yang digunakan untuk kasula dan kain lainnya, misalnya kain altar, dalam konteks ibadah gereja. Kasula adalah vestimentum terluar yang dikenakan oleh pastor untuk merayakan ekaristi.

Warna-warna liturgi utama adalah putih, ungu, merah, dan hijau. Warna-warna ini dipakai untuk altar gereja, dipakai para Imam, petugas lektor, dan juga putra altar/putri sakristi. Umat tidak ada kewajiban memakai warna yang sama, kecuali saat bertugas atau momen tertentu. 

2. Makna setiap warna liturgi

Ilustrasi warna liturgi gereja (pexels.com/Photo by Anuja Tilj)

Menurut Rm. Triyudo Prastowo, SJ dalam laman Katedral Jakarta, dalam liturgi warna melambangkan beberapa hal. Di antaranya adalah sifat dasar misteri iman yang kita rayakan. Lalu juga menegaskan perjalanan hidup Kristiani sepanjang tahun liturgi. Untuk lebih jelasnya, berikut makna setiap warna liturgi.

  • Hijau

Dalam liturgi, warna hijau dipahami sebagai simbol ketenangan dan suasana yang membantu umat merenung. Karena itu, hijau digunakan pada masa biasa sepanjang tahun gerejawi untuk mengingatkan umat agar menjalani aktivitas harian dengan damai, sambil merenungkan karya dan firman Allah dalam kesederhanaan hidup sehari-hari. Warna ini juga mengajak umat untuk tetap memelihara harapan di tengah rutinitas.

  • Putih dan kuning

Dalam tradisi liturgi, putih dan kuning dianggap memiliki makna simbolis yang serupa, yaitu melambangkan kemuliaan kekal, kemenangan, kesucian, dan kebenaran. Kedua warna ini dapat dipakai secara bersamaan maupun terpisah.

  • Merah

Warna merah identik dengan api dan darah, sehingga sering dikaitkan dengan keberanian para martir yang mengorbankan hidup sebagai saksi iman. Warna ini juga mengingatkan pada darah Kristus yang tertumpah demi keselamatan umat manusia serta menandai makna kemenangan.

  • Ungu

Ungu menggambarkan sikap bijaksana, kewaspadaan, introspeksi, dan kehati-hatian. Ungu juga digunakan dalam ibadat tobat. Dalam liturgi arwah, warna ungu umumnya menggantikan hitam dan menjadi simbol penyerahan diri, permohonan ampun, serta harapan akan belas kasih Tuhan bagi mereka yang telah berpulang.

  • Merah muda

Merah muda menandakan kegembiraan dan sukacita. Warna ini hanya dipakai pada kesempatan khusus, yaitu Minggu Adven III (Gaudete) dan Minggu Prapaskah IV (Laetare), sebagai tanda penghiburan di tengah masa pertobatan yang bernuansa tobat.

  • Hitam

Hitam, sebagai kebalikan dari putih, mengandung simbol kegelapan, keheningan, pengorbanan, kematian, serta dunia orang mati. Warna ini mencerminkan suasana duka yang paling mendalam. Hitam dapat digunakan dalam liturgi arwah, meskipun kini penggunaannya bersifat opsional dan semakin jarang, terutama di negara-negara beriklim tropis.

3. Warna liturgi pada masa Adven

Ilustrasi masa Adven (unsplash.com/Photo by Leanne Zeck)

Setiap warna liturgi memiliki perannya masing-masing. Sedangkan untuk warna liturgi pada masa Adven, gereja akan menggunakan beberapa warna, yakni ungu dan merah muda. Dalam liturgi warna ungu dipakai selama masa mawas diri yang membutuhkan ketenangan. Masa mawas diri adalah masa Adven dan masa Prapaskah.

Kemudian merah muda juga digunakan dalam masa Adven saat memasuki minggu ketiga. Warna ini memiliki makna cinta dan penderitaan. Warna merah biasa dipakai dalam perayaan peringatan para martir dan pada perayaan Hari Raya Pentakosta.

Warna liturgi pada masa Adven mengajarkan bahwa persiapan rohani menuju Natal bukan hanya tentang rutinitas ibadah, tetapi juga tentang proses internal yang membawa umat pada pertobatan dan harapan baru. Melalui simbol warna, gereja membantu umat memahami bahwa penantian kelahiran Kristus adalah perjalanan hati yang penuh makna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team