Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kawasan RER di Semenanjung Kampar, Riau (Dok. RER)

Bayangkan kalau suatu hari hutan-hutan kita hilang...

Udara segar yang kita nikmati sekarang bisa jadi semakin langka. Itulah kenapa aksi pelestarian lingkungan seperti konservasi dan restorasi alam sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup bumi kita.

Salah satu contohnya ada di Provinsi Riau, tepatnya di Semenanjung Kampar. Di wilayah ini, ada inisiatif restorasi besar yang digagas oleh produsen pulp dan kertas berkelanjutan, APRIL Group sejak 2013. Namanya Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Sudah berjalan sejak 2013, RER berfokus untuk melindungi hutan alam, menjaga keanekaragaman hayati, dan memulihkan kondisi ekosistem yang rusak termasuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan illegal logging

Restorasi Ekosistem Riau (RER) bukan hanya tentang menjaga salah satu hutan rawa gambut terbesar di Sumatra, tapi juga tentang melindungi rumah bagi berbagai spesies, termasuk yang langka dan terancam punah di dunia.

1. Apa yang dilakukan Restorasi Ekosistem Riau (RER)?

Kawasan RER di Semenanjung Kampar, Riau (Dok. RER)

Luas kawasan RER mencapai lebih dari dari 150.000 hektar atau dua kali lipat dari wilayah Singapura. Di kawasan seluas itu, tim RER secara rutin melakukan patroli hutan untuk mencegah terjadinya aktivitas ilegal, menutup kanal liar sebagai upaya pencegahan kebakaran, menanam bibit pohon alam pada kawasan yang terdegradasi dan mengedukasi masyarakat setempat tentang pentingnya melindungi ekosistem.

Telah berjalan satu dekade, kegiatan restorasi di RER telah menghasilkan banyak pencapaian positif untuk lingkungan, masyarakat dan keanekaragaman hayati. 

Macan Dahan Sunda (Neofelis diardi), satu dari lima kucing liar yang hidup di RER Semenanjung Kampar (Dok. RER)

Per Juni 2024, RER dan mitra berhasil mengidentifikasi lebih dari 890 spesies flora dan fauna di Semenanjung Kampar. Jumlah ini meningkat signifikan dari survei awal yang dilakukan pada tahun 2015 yang mencatat 549 spesies. Dari 890an spesies yang hidup di Semenanjung Kampar, 75 di antaranya masuk dalam Daftar Merah IUCN yang berarti populasinya terancam punah di dunia. 

Selain itu, berdasarkan Laporan Kemajuan RER 2023, RER sudah berhasil menutup 28 kanal dengan membangun 87 bendungan sepanjang 148,6 km untuk "membasahi kembali" sekitar 9.300 hektar hutan. Hasilnya? Tidak ada kebakaran hutan di kawasan ini sejak 2014 alias bebas api selama 10 tahun. Wow!

2. Bagian dari Komitmen 1:1 APRIL

Editorial Team

Tonton lebih seru di