Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ngobrol dengan teman
ilustrasi ngobrol dengan teman (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Intinya sih...

  • Kurang komunikasi dan jarang bertukar kabar dapat menimbulkan jarak emosional dan membuat kedua pihak merasa diabaikan.

  • Perubahan prioritas, fase hidup yang berbeda, dan konflik kecil yang tidak diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan hubungan pertemanan menjadi renggang.

  • Ketidakseimbangan usaha dalam menjaga hubungan juga dapat membuat seseorang merasa tidak dihargai dan akhirnya menarik diri dari hubungan tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam perjalanan hidup, perubahan dinamika pertemanan adalah sesuatu yang hampir tidak bisa dihindari. Ada masa ketika hubungan terasa sangat dekat, tetapi seiring waktu, jarak itu muncul tanpa kita sadari. Proses ini sering terjadi perlahan, dimulai dari hal-hal kecil yang pada akhirnya membentuk jarak emosional maupun komunikasi.

Ketika hubungan pertemanan mulai renggang, banyak orang merasa bingung atau bersalah. Padahal, penyebabnya tidak selalu berasal dari satu pihak saja. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kedekatan dua orang, dan memahami penyebabnya bisa membantu kita merawat hubungan dengan lebih bijak. Berikut empat penyebab umum yang sering membuat pertemanan berubah menjadi renggang.

1. Kurang komunikasi dan mulai jarang bertukar kabar

ilustrasi main HP (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Komunikasi adalah fondasi penting dalam hubungan apa pun, termasuk pertemanan. Ketika intensitas komunikasi menurun, ikatan emosional pun perlahan ikut berkurang. Bahkan jika hubungan masih terasa baik-baik saja di awal, jarangnya bertegur sapa akan membuat kedua pihak kehilangan ritme kebersamaan yang dulu terasa natural.

Seiring berjalannya waktu, jarang bertukar kabar dapat menimbulkan jarak yang sulit dijembatani. Seseorang mungkin merasa canggung untuk menghubungi setelah lama tidak berbicara. Di sisi lain, pihak lainnya bisa merasa diabaikan atau tidak lagi diprioritaskan. Akhirnya, hubungan pun merenggang tanpa perlu terjadi konflik besar.

2. Perubahan prioritas dan fase hidup yang berbeda

ilustrasi sibuk sendiri (pexels.com/Budgeron Bach)

Setiap orang pasti mengalami perubahan prioritas seiring bertambahnya usia. Ketika seseorang mulai fokus pada pekerjaan, kuliah, hubungan romantis, atau keluarga, waktu untuk teman bisa berkurang drastis. Perubahan ini sering kali tidak disengaja, tetapi dapat menimbulkan rasa jauh jika tidak dibicarakan dengan jujur.

Perbedaan fase hidup juga bisa menjadi pemicu munculnya jarak. Teman yang dulu berada dalam frekuensi yang sama tiba-tiba merasa memiliki arah dan kebutuhan hidup yang berbeda. Ketidakselarasan ini membuat beberapa aktivitas yang dulu dinikmati bersama tidak lagi cocok atau menyenangkan. Tanpa usaha saling memahami, hubungan perlahan kehilangan titik temu.

3. Konflik kecil yang dipendam terlalu lama

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Yan Krukau)

Dalam pertemanan, konflik bukan hal yang asing. Namun, masalah kecil yang tidak diselesaikan dengan baik dapat tumbuh menjadi ganjalan besar. Ketika seseorang memilih memendam perasaan kecewa atau tersinggung, hubungan akan terasa makin tidak nyaman. Keheningan ini menciptakan ruang bagi asumsi dan salah paham berkembang.

Lama-kelamaan, konflik yang tidak terselesaikan dapat mengubah cara kita memandang teman tersebut. Kita mungkin menjadi lebih sensitif terhadap perilakunya dan menafsirkan hal-hal kecil secara negatif. Alih-alih memperbaiki situasi, jarak emosional justru semakin melebar dan membuat hubungan sulit kembali pulih seperti dulu.

4. Ketidakseimbangan usaha dalam menjaga hubungan

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Hubungan pertemanan yang sehat butuh usaha dari kedua pihak. Ketika hanya satu orang yang terus berinisiatif menghubungi, mengatur pertemuan, atau menanyakan kabar, lama-lama muncul rasa lelah dan dianggap tidak dihargai. Ketidakseimbangan seperti ini membuat seseorang merasa hubungan tersebut hanya berjalan satu arah.

Jika kondisi ini terus terjadi, hubungan akan kehilangan kehangatannya. Orang yang merasa tidak diupayakan cenderung menarik diri perlahan. Sementara itu, pihak lain mungkin tidak menyadari bahwa kurangnya usaha mereka berdampak besar pada hubungan. Tanpa komunikasi yang terbuka, jarak pun terbentuk dengan cepat.

Kerenggangan dalam pertemanan bukan selalu tanda bahwa hubungan itu buruk, tetapi bisa menjadi momen untuk mengevaluasi cara kita membangun dan merawat hubungan. Memahami penyebabnya membantu kita lebih peka dan tidak cepat menyalahkan. Jika kamu merasa hubungan dengan teman mulai menjauh, mungkin sudah saatnya memulai percakapan kecil untuk memperbaiki keadaan. Yuk, coba introspeksi dan mulai kembali merawat hubungan yang berarti dalam hidupmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team