ilustrasi pasangan (pexels.com/Budgeron Bach)
Mungkin kamu masih sayang. Tapi di titik tertentu, rasa sayang tidak cukup. Hubungan butuh arah yang sama. Ketika kalian mulai berjalan di dua jalan berbeda, akan muncul gesekan kecil yang terus berulang. Kamu ingin tumbuh ke arah A, dia tetap di tempat atau malah ke arah B. Awalnya kamu pikir perbedaan ini bisa disatukan, tapi semakin lama kamu sadar bahwa visi kalian benar-benar berbeda. Tujuan hidup, cara pandang, prioritas semuanya tidak lagi sejalan. Ini bukan tentang siapa yang salah, tapi tentang realita bahwa kalian punya dunia yang berbeda.
Memaksa hubungan tetap berjalan di tengah perbedaan yang semakin besar justru membuat kamu kelelahan. Rasanya seperti mendayung perahu sendirian. Dari luar, kalian masih pasangan. Tapi di dalam, kamu tahu arah kalian tak lagi sama. Dan bertahan hanya karena kenangan masa lalu justru bisa membuat masa depan terasa semakin berat.
Tidak mudah menyadari bahwa hubungan yang selama ini kamu jaga ternyata melelahkan. Tapi kejujuran pada diri sendiri adalah bentuk cinta yang paling penting. Kamu tidak harus langsung pergi, tidak juga harus langsung memutuskan. Yang perlu kamu lakukan adalah mendengarkan hatimu. Apakah kamu masih merasa hidup dalam hubungan ini, atau justru pelan-pelan kehilangan semangat? Hubungan yang sehat seharusnya jadi tempat pulih, bukan sumber lelah. Jika kamu merasa terjebak dalam hubungan yang hanya tampak baik dari luar, itu bukan salahmu.