Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Mansplaining yang Dilakukan oleh Pasanganmu, Waspada!

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
Intinya sih...
  • Perilaku mansplaining terjadi saat laki-laki merendahkan perempuan dengan menjelaskan sesuatu yang sebenarnya sudah dipahami, membuat komunikasi tidak seimbang.
  • Pasangan yang mansplaining sering menyela pembicaraan, menghambat komunikasi dua arah dan membuat percakapan menjadi tidak produktif.
  • Mansplaining juga terlihat dari nada bicara atau bahasa tubuh yang merendahkan, serta mengambil alih ide atau pendapat tanpa memberikan pengakuan.

Saat berselancar di internet, kamu mungkin pernah mendengar istilah mansplaining. Secara sederhana, mansplaining merupakan sebuah situasi ketika seorang laki-laki menjelaskan sesuatu kepada perempuan dengan nada atau sikap yang merendahkan, seolah-olah perempuan tidak mengerti meski sebenarnya ia sudah tahu atau tidak perlu lagi penjelasan.

Biasanya, hal ini terjadi tanpa sadar, tetapi dampaknya bisa bikin frustasi, terutama kalau dilakukan oleh pasangan sendiri. Mansplaining bukan cuma soal menjelaskan sesuatu, tapi tentang cara laki-laki menganggap dirinya lebih tahu dan berusaha mendominasi percakapan.

Sebagai perempuan, kamu berhak mendapatkan perlakuan yang setara, termasuk dalam komunikasi sehari-hari. Karena itu, penting buat kamu mengenali tanda-tanda mansplaining dari pasangan, supaya hubungan kamu tetap sehat dan saling menghormati. Nah, untuk membantu kamu lebih waspada, berikut lima ciri mansplaining yang mungkin dilakukan pasangan kamu!

1. Mengulang penjelasan tanpa diminta

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu ciri mansplaining yang sering muncul yakni kebiasaan laki-laki untuk menjelaskan hal-hal yang sebenarnya sudah kamu pahami. Misalnya, saat kamu berbicara tentang sesuatu yang kamu kuasai, dia justru merasa perlu menambahkan penjelasan yang sama sekali tidak relevan. Hal ini menunjukkan bahwa dia merasa lebih tahu, meskipun kenyataannya kamu tidak membutuhkan penjelasan tersebut. Kebiasaan ini tidak cuma membuang waktu tetapi juga bisa membuat kamu merasa diremehkan atau dianggap kurang memahami topik yang sedang dibahas.

Dampaknya, hubungan komunikasi menjadi tidak seimbang karena pasangan selalu mengambil peran seolah sebagai "guru". Padahal, dalam hubungan yang sehat, saling menghargai kemampuan masing-masing menjadi sebuah hal yang penting. Jika ini dibiarkan, kamu bisa kehilangan rasa percaya diri karena terus-menerus dianggap tidak kompeten, meskipun kenyataannya kamu sudah paham atau lebih ahli dalam hal tersebut.

2. Memotong pembicaraan untuk memberi penjelasan

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Antoni Shkraba)

Memotong pembicaraan menjadi salah satu tanda yang paling mudah dikenali dari perilaku mansplaining. Ketika kamu sedang berbicara atau menjelaskan sesuatu, pasangan langsung menyela dan mulai memberikan pendapatnya tanpa menunggu kamu selesai. Hal ini membuat kamu merasa tidak dihargai dan menunjukkan bahwa dia lebih fokus pada apa yang ingin dia katakan daripada mendengarkan apa yang sedang kamu sampaikan.

Perilaku seperti ini dapat menghambat komunikasi dua arah yang sehat dalam hubungan kalian. Ketika pasangan sering menyela, kamu mungkin merasa tidak didengar atau bahkan ragu untuk berbicara kelak kemudian hari. Akhirnya, percakapan menjadi tidak produktif karena pasangan lebih sibuk mencoba menjelaskan daripada mendengarkan apa yang sebenarnya kamu ingin bagikan dengan dia.

3. Menggunakan nada atau sikap yang merendahkan

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Yan Krukau)

Ciri lain yang sering terlihat pada perilaku mansplaining ada pada nada bicara atau bahasa tubuh yang merendahkan. Saat menjelaskan sesuatu, pasangan mungkin menggunakan nada seperti sedang mengajari seseorang yang tidak paham, lengkap dengan ekspresi yang seolah-olah menunjukkan bahwa topik tersebut terlalu sulit untuk kamu mengerti. Perilaku seperti ini tak hanya membuat kamu merasa diremehkan, tetapi juga menciptakan jarak emosional dalam hubungan.

Jika sikap seperti itu terus dibiarkan, dapat merusak rasa saling menghormati satu sama lain. Kamu bisa kehilangan kepercayaan diri untuk berbagi pendapat atau pandangan karena merasa semua yang kamu katakan akan dianggap kurang penting atau tidak valid di mata dia. Padahal, hubungan yang sehat seharusnya dibangun di atas dasar saling menghargai dan mendukung, bukan saling merendahkan.

4. Mengklaim pendapat atau ide kamu sebagai miliknya

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Polina Zimmerman)

Mansplaining juga sering muncul dalam bentuk pasangan yang mengambil alih ide atau pendapat kamu seolah-olah itu miliknya. Setelah kamu menyampaikan sebuah gagasan, dia mungkin akan mengulanginya dengan cara yang berbeda dan mendapatkan pengakuan atas ide tersebut. Hal semacam ini sering terjadi dalam diskusi atau percakapan yang melibatkan banyak orang, di mana pasangan berusaha tampil lebih unggul.

Perilaku ini menunjukkan kurangnya sikap menghargai terhadap kontribusi kamu, meskipun kamu sudah memberikan masukan yang berharga. Dampaknya, kamu mungkin merasa tersingkir dalam percakapan atau kurang dihargai atas usaha dan ide kamu. Jika ini terjadi terus-menerus, hubungan bisa menjadi tidak seimbang karena hanya satu pihak yang selalu mendapat pengakuan.

5. Menganggap kamu tidak paham hal-hal yang teknis

ilustrasi mansplaining (pexels.com/Timur Weber)

Pasangan yang sering mansplaining cenderung memiliki stereotip tertentu, seperti menganggap perempuan tidak memahami topik yang teknis atau kompleks. Ketika kamu mencoba berdiskusi tentang teknologi, keuangan, politik, olahraga atau topik lain yang dianggap rumit, dia langsung mengambil alih pembicaraan dan memberikan penjelasan panjang lebar tanpa mempertimbangkan kemampuan kamu.

Asumsi seperti ini sangat merugikan karena mengabaikan kenyataan bahwa setiap orang memiliki keahlian dan pengetahuan yang berbeda-beda. Perlakuan mansplaining seperti ini bisa membuat kamu merasa dikotakkan dalam peran tertentu, seolah-olah kamu cuma bisa memahami hal-hal yang "sederhana". Dalam hubungan yang sehat, penting untuk saling percaya bahwa keduanya mampu memahami dan membahas topik apa pun tanpa diskriminasi.

Mansplaining mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa mengganggu hubungan jika dibiarkan terus-menerus. Mengenali ciri-ciri mansplaining jadi langkah awal untuk menjaga komunikasi yang sehat dengan pasangan kamu. Dengan komunikasi yang baik, kalian bisa saling belajar dan tumbuh bersama, tanpa ada yang merasa direndahkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us