5 Ciri Pasangan yang Suka Mengontrol Dalam Hubungan

Hubungan yang sehat merupakan hubungan yang melibatkan kata 'saling' dalam menjalani bersama-sama. Setiap orang dalam hubungan tersebut memiliki andil dan peran untuk terlibat dalam setiap keputusan bersama yang dibuat.
Seorang pria, mungkin berperan sebagai pemimpin, kepala keluarga, dan juga pencari nafkah. Namun, sering kali perbedaan antara pasangan yang benar-benar berjalan bersama untuk saling "membimbing" tampak berbeda tipis dengan pasangan yang melakukan "kontrol" berlebih terhadap hidupmu.
Mengenali pasangan yang bermaksud hanya memberi nasihat baik dengan yang bertujuan mengontrol segala hal berkaitan denganmu dan kehidupanmu, terkadang bisa membingungkan. Untuk dapat menarik kesimpulan apakah pasangan kamu selama ini telah mengontrol kami secara berlebihan, kamu perlu mengenali beberapa tanda-tandanya.
Mengindentifikasi tanda-tanda ini dapat membuat kamu lebih bisa mawas diri, terhadap sehat atau tidaknya hingga tepat atau belumnya hubungan dan dia yang jadi pasanganmu sekarang!
1. Kamu selalu mencari persetujuan dia

Dalam hubungan romansa yang berjalan sehat, kamu tidak akan merasa percaya diri dan aman untuk membuat pilihan atau melakukan tindakan sendirian. Namun, saat pasangan mengendalikanmu, kamu mungkin mendapati diri kamu hampir selalu menanyakan pendapat, persetujuan, pasangan kamu terlebih dahulu saat memutuskan sesuatu. Kamu merasa takut, khawatir, dan tertekan saat mengambil suatu keputusan tanpa mengetahui bagaimana reaksi dia ketika kamu mengambil keputusan tersebut.
Sebenarnya, jika kamu merasa persetujuan yang membuatmu terkekang dalam mengambil keputusan ini merupakan tanda-tanda klasik dari sifat manipulatif yang dilakukan pasangan.
Dalam kondisi ini bisa jadi kamu sudah berpikir jika pendapat pasangan merupakan satu-satunya yang paling penting, bahkan satu-satunya yang paling benar. Ingat, ketika kamu menjalin hubungan yang seimbang, pemikiran dan keputusan kamu juga sama pentingnya. Terlepas seorang pria mungkin memimpin hubungan tersebut, tetapi kamu juga berhak menyampaikan pendapat kamu sebagai bahan pertimbangan bersama.
2. Dia mendikte interaksi sosial kamu dengan orang lain

Ketika kamu menjalani sebuah hubungan dengan pasangan, bukan berarti kehidupan kamu diluar itu akan berakhir. Jika kamu memiliki pasangan yang sering kali mengomentari bagaimana kamu berteman, bahkan melarang tidak boleh berhubungan dengan orang lain tanpa alasan masuk akal, kamu perlu mewaspadainya.
Kamu akan menyadarinya setelah menuruti kemauan pasangan tersebut, awalnya mungkin berpikir jika dia hanya protektif, namun bisa jadi setelahnya kamu akan menyadari jika kamu mulai banyak kehilangan teman-teman.
Di sinilah kamu mulai bisa dianggap asing oleh teman-teman, karena tanpa sadar pasanganmu telah mengontrol kehidupan bersosialisasi kamu. Pahamilah, pasangan yang baik tidak akan sepenuhnya mendikte kamu tidak boleh berhubungan dengan A atau dengan B begitu saja.
Sebab, ia mungkin bisa menasehati atau memberi saran yang baik, namun kamu juga yang paling bisa memutuskan mana yang terbaik untukmu. Jangan biarkan kamu kehilangan sahabat-sahabat sejati yang sudah lama tinggal di kehidupanmu, hanya karena pasangan terlalu mengekang.
3. Kamu terus-menerus minta maaf

Tahukah kamu? Salah satu pertanda yang menunjukkan seseorang dikontrol oleh pasangannya adalah ia sering kalin minta maaf, meskipun tidak membuat kesalahan apapun. Ini bisa terjadi akibat pasangan yang suka mengontrol, biasanya kerap kali membalikan keadaaan saat ia bersalah, hingga membuat kamu yang merasa bersalah.
Meski pada faktanya, masalah tersebut pun hanya sesuatu yang sepele. Tetapi, dalam posisi ini mereka akan pura-pura berperan sebagai korban dan memancing kamu untuk minta maaf terlebih dahulu.
Dalam sebuah itu tidak normal jika salah satu pihak harus selalu bersikap defensif. JIka kamu sering kali berada dalam situasi lagi-lagi berkata maaf, lagi-lagi berkata maaf, maka coba kembali mundur dan coba untuk nilai situasi sebenarnya.
Apakah kamu benar-benar salah? Bagaimana duduk perkara sebenarnya? Apa perlu kamu meminta maaf? Atau ucapan maaf tersebut hanya cara kamu untuk menenangkan si dia, demi menghindari perdebatan yang menurutmu tidak perlu? Meski faktanya, ada yang salah dengan dia dan hubungan tersebut.
4. Dia sering mengkritik kamu

Kamu juga harus paham, cinta itu soal menerima, bukannya mengkritik terus-menerus. Jika kamu merasa tersudutkan oleh pasangan karena ia sering kali menunjuk kelemahanmu, meremehkanmu, atau membuat kamu merasa kurang mampu, maka kamu patut mewaspadai tanda ini.
Kondisi ini bisa jadi cara dia untuk membuat kamu tidak percaya diri, sehingga membuat kamu merasa harus selalu bergantung padanya. Sementara dia pun akan lebih mudah untuk mengendalikanmu sesuai dengan kemauannya.
Percayalah, hubungan romansa yang sehat itu dibangun atas dasar saling menghormati dan pengertian. Jika dalam proses menjalani hubungan tersebut kamu lebih sering merasa rendah diri akibat perilaku kasarnya, maka sebaiknya kamu pertimbangkan kembali.
Seorang pasangan yang baik, justru tidak akan membuatmu merasa kecil. Sebaliknya, ia akan membuat kamu merasa memiliki nilai berharga di dalam diri. Mendorong kamu bahwa kamu memiliki potensi, untuk selalu maju dan mengambil setiap tantangan tanpa takut, dalam rangka membuatmu terus bertumbuh lebih baik.
5. Dia membatasi kemandirian kamu

Sama halnya dengan hubungan sosial kamu, saat kamu berbagi kehidupan dengan pasangan, kamu juga tetap berhak memiliki kehidupan personal sendiri. Jika pasangan kamu menghalangi minat kamu, mencoba membatasi waktu pribadi yang kamu miliki, itu sudah pertanda bahwa hubungan kamu dengan dia kurang sehat.
Rasanya seperti ia telah memotong sayap kamu dan menghambat diri kamu sebagai individu. Setiap orang, berhak untuk memiliki kebebasan dalam mengembangkan dan mengeksplorasi minatnya.
Jika pasangan kamu tidak mendukung perkembangan diri kamu sebagai individu, itu merupakan tanda yang jelas dia mengontrol kamu. Cinta seharusnya membuat kamu merasa bebas, bukannya terkekang.
Selain itu, penting bagi setiap orang tahu seberapa besar nilai dirinya melalui minat yang dimiliki. Dengan begitu, masing-masing pasangan tidak akan terlalu berketergantungan, karena tahu kamu pun bisa mandiri, bisa mengandalkan diri sendiri.
Cinta bukan sebuah kendali, tetapi mengajarkan soal pengertian dan kebebasan. Ketika terlalu banyak kendali dan dominasi yang datang hanya dari satu pihak, itu merupakan pertanda hubungan tidak sehat yang merusak rasa hormat dan kesetaraan.
Jika kamu mengenali salah satu tanda ini dalam hubungan kamu, mungkin inilah saat yang tepat kamu melakukan refleksi yang serius. Setiap orang berhak berada di dalam hubungan yang membuatnya merasa dicintai, dihormati, dan bebas.