5 Sikap Kekasihmu Tunjukkan Dia Masih Seperti Anak Kecil

Bagaimana suatu hubungan bisa bertahan jika tidak didasari dengan kejujuran? Semua yang dipikirkan dan dirasakan setidaknya harus disampaikan. Agar tidak menumpuk dan menjadi bumerang bagi kehidupan kita dan pasangan. Namun ada kalanya pasangan kita enggan melakukan itu semua. Meski kita sudah terang-terangan padanya, ia malah memilih menutup semuanya rapat-rapat.

Ditanya kenapa tapi dia hanya bergeming. Kita ajak untuk melakukan kegiatan yang ia sukai, ia memilih untuk pergi dan tidak memberi kabar sama sekali. Tidak ada lagi rasanya kejujuran di dalam hubungan yang kita jalani. Hanya ada kebohongan yang sampai saat ini masih belum terungkap. Mungkin saja ia bosan, atau justru menandakan ia masih tak layak jadi pendamping masa depanmu.

Era sosial media membuat siapa saja haus akan pengakuan dan popularitas. Setidaknya mereka harus dikenal dan diakui keberadaannya. Atas apapun yang dilakukan dan siapapun yang berpengaruh di dalam hidupnya. Semua bisa menjadi objek untuk ditunjukkan secara luas melalui sosial media.

Sebenarnya menunjukkan siapa kita, siapa pasangan kita dan apa yang kita kerjakan saat ini memang tidak ada yang salah. Hanya saja tidak semua harus diketahui khalayak ramai. Terlebih saat kita dan pasangan sedang mengalami konflik atau masalah pribadi. Segala bentuk kegalauan pun rasanya tidak perlu dipublikasi. Apalagi jika untuk tujuan menatik simpati.

Sudah dewasa secara usia belum tentu dewasa juga secara pemikiran. Meski manusia wajar rasanya lupa dengan janji yang sudah dibuat. Tapi bagaimanapun mereka harus tetap berusaha mengingat dan menepatinya. Namun jika kekasihmu terlalu sering melupakan janji dan berpura-pura tak melakukan kesalahan, maka tegur dia. Jika ia tak mengindahkan teguranmu, maka beri dia peringatan.

Bukan tanpa alasan, sebab kebiasaan kecil ini bisa saja menjadi kebiasaan buruk yang merusak hubunganmu dengannya. Meski tak saat ini, namun impian kalian untuk terus bersamapun bisa saja kandas karena tak ada komitmen untuk saling mengerti satu sama lain. Apalagi untuk sekedar memenuhi janji yang dibuatnya sendiri.

Semua orang memang ingin dianggap yang paling benar. Dari perkataan hingga perbuatan, semua dilombakan agar diakui sebagai sebuah kebenaran. Tapi menyadari bahwa setiap manusia juga bisa bersalah dan wajar melakukan kesalahan, bukanlah sebuah dosa besar.

Menjalani hubungan bersama tentu saja harus saling berbagi. Mau untuk saling mendengarkan dan didengarkan. Semua layak untuk menjadi tempat bercerita dan subjek yang berkeluh kesah. Semua harus memiliki hak yang sama menyampaikan pendapat dan mau untuk diberi saran. Bukan hanya mau mengkritik lalu pergi tanpa memberi perbaikan. Menganggap diri yang paling benar mungkin sebuah kesalahan, tapi masih bisa diperbaiki jika memang kita mau untuk saling mengubah diri.

Selain menganggap diri yang paling benar, bisa jadi pasanganmu kini adalah ia yang selalu memaksakan kehendaknya padamu. Ia ingin melakukan apa dan kamu harus menurutinya. Ia ingin memiliki apa maka kamulah yang harus memenuhinya. Kamu mungkin senang dia bergantung padamu dan mengandalkanmu. Tapi jika dibiarkan, maka ia akan bergantung padamu dan tidak bisa berdiri sendiri sebagai manusia yang mandiri.

Bantulah dia untuk bisa hidup dengan jalannya sendiri. Bantu ia di saat ia benar-benar membutuhkanmu. Jangan menyebabkan ia menjadi manusia yang ketergantungan dengan semua perlakuanmu. Kamu ingin sekali memanjakannya, tapi lebih baik untuk tidak selalu menurutinya. Sebab bagaimanapun jika kelak kalian tidak ditakdirkan bersama, maka ia tetap akan bisa melanjutkan hidup sebagai manusia pada umumnya.