Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Suka Duka Menjalin Hubungan dengan Pasangan yang Kekanak-kanakan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Salah satu sifat yang mungkin ada dalam diri pasanganmu adalah kekanak-kanakan. Terlihat lucu dan menggemaskan di awal, tapi semakin dijalani ternyata ada banyak tantangan ketika memiliki pasangan dengan sifat ini. Terlebih jika kamu cenderung punya pemikiran yang dewasa dan berharap pasanganmu juga bisa mengimbangi.

Kekanak-kanakan adalah salah satu sifat yang cukup rumit untuk dijelaskan. Apalagi karena sifat ini memiliki sisi positif dan juga negatif secara bersamaan. Jika pasanganmu punya sifat kekanak-kanakan, lima suka duka berikut pasti pernah kamu rasakan. 

1. Sering terjadi konflik yang itu-itu saja

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Orang dengan sifat kekanak-kanakan biasanya susah belajar dari kesalahan yang pernah diperbuat. Gak heran kalau kamu dan dia akan sering bertengkar untuk alasan dan sebab yang sama, hingga berulang kali. Bahkan, ketika kamu sudah memberitahunya, dia tetap menjadikan masalah yang sama sebagai bahan pertengkaran di antara kalian. 

Sabar saja, memang begitulah sifat yang dia miliki. Teruslah berusaha untuk memahami dan mengerti dirinya, semoga suatu saat nanti dia akan bisa lebih dewasa. 

2. Gak berproses bersama

ilustrasi pasangan gak peka (Pexels.com/Edward Eyer)

Salah satu impian menjalani hubungan tentunya adalah untuk mencapai satu tujuan bersama, yakni dengan saling memperbaiki diri dan berusaha terus berubah menjadi lebih baik. Akan tetapi, ini sering kali susah untuk dilakukan dengan pasangan yang pemikirannya masih kekanak-kanakan. Mereka masih seperti anak-anak yang gak punya tujuan tertentu dalam hidupnya. 

Alhasil, kamu dan dia gak benar-benar berproses bersama untuk mencapai tujuan. Bahkan, kamu gak yakin apakah kalian punya tujuan yang sama dalam menjalani hubungan ini. 

3. Terkadang seru banget karena melakukan hal-hal tanpa memikirkan risiko

ilustrasi pasangan (pexels.com/Leah Kelley)

Pasangan yang masih kekanak-kanakan juga punya sisi menyenangkan yang gak bisa didapatkan dengan orang yang pemikirannya sudah dewasa. Sebab, kamu bisa bebas melakukan berbagai hal dengannya, tanpa memikirkan risiko ke depannya. Eits, tapi ingat untuk tetap dalam batasan yang benar, ya. 

Traveling ke tempat yang jauh, menantang diri untuk mendaki gunung, atau berbagai kegiatan lain yang sebelumnya gak pernah terpikirkan olehmu, bisa kamu lakukan bersamanya. Lebih menyenangkannya lagi, semua itu terasa lebih berkesan karena dilakukan dengan orang yang kamu cintai. 

4. Susah untuk bicara serius karena hampir selalu bercanda

ilustrasi pasangan tertawa (pexels.com/Abi Greer)

Sisi kekanak-kanakan yang dimiliki pasangan akan membuatnya cukup sulit untuk mau diajak duduk bersama dan bicara serius. Alhasil ketika ada masalah, kamu mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Sebab, dalam berbagai kesempatan, dia sering kali lebih cenderung untuk bercanda dan bergurau. 

Di satu sisi, ini cukup menghibur terutama saat kamu sedang bersedih. Keberadaannya yang selalu ceria dan bercanda membawa warna tersendiri yang susah untuk digantikan oleh siapa pun. 

5. Saat ada masalah, cukup sulit untuk menyelesaikannya

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/MART PRODUCTION)

Di sisi lain, sifat kekanak-kanakan yang dimiliki pasangan akan mendatangkan kesulitan tersendiri terutama saat ada konflik atau masalah. Bukan hanya soal komunikasi, tapi juga caranya menyikapi dan memandang suatu permasalahan pun cukup berbeda, dibandingkan orang kebanyakan. Alhasil, kamu pun harus banyak bersabar dan berusaha memahaminya. 

Tak jarang, ketika muncul masalah dia tiba-tiba melakukan silent treatment yang cukup bikin pusing. Sebab, kamu gak tahu apa yang terjadi dan kenapa dia tiba-tiba diam seribu bahasa. 

Apa pun itu, karakter pasangan memang selalu memberikan dimensi tersendiri dalam hubungan yang dijalani. Begitu juga dengan sifat yang kamu miliki. Jika memang kekurangan pasangan terletak pada sifatnya yang kekanak-kanakan, maka berusahalah untuk belajar menerimanya, serta terus mengkomunikasikannya dengan si dia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us