Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu dan Pasangan Sudah Siap ke Jenjang Pernikahan

ilustrasi sepasang kekasih menikah (pexels.com/Deepak Joshy)
ilustrasi sepasang kekasih menikah (pexels.com/Deepak Joshy)

Menikah adalah salah satu keputusan besar dalam hidup yang gak bisa diambil secara terburu-buru. Pernikahan bukan hanya soal pesta mewah atau hidup bersama di bawah satu atap, tapi juga tentang komitmen seumur hidup untuk saling mendukung, memahami, dan menerima kekurangan masing-masing. Itulah kenapa, sebelum memutuskan menikah, penting banget memastikan bahwa kamu dan pasangan memang sudah siap.

Banyak pasangan yang terbawa euforia hubungan manis lalu memutuskan menikah tanpa mempertimbangkan kesiapan emosional, finansial, dan mental. Akibatnya, setelah menikah justru muncul banyak konflik yang sulit dihindari. Padahal, kalau kesiapan ini dipikirkan matang-matang, peluang untuk membangun rumah tangga yang harmonis akan jauh lebih besar.

Kalau kamu sedang berada di tahap mempertimbangkan pernikahan, ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan. Nah, berikut 5 tanda bahwa kamu dan pasangan sudah siap melangkah ke jenjang pernikahan.

1. Kalian memiliki visi dan tujuan hidup yang sejalan

ilustrasi kekasih membicarakan visi dan tujuan hidup (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi kekasih membicarakan visi dan tujuan hidup (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu tanda penting bahwa kamu dan pasangan siap menikah adalah memiliki visi dan tujuan hidup yang sejalan. Ini bukan berarti kalian harus sama persis dalam segala hal, tapi setidaknya memiliki pandangan yang selaras soal masa depan. Misalnya, ingin tinggal di kota atau desa, punya anak atau tidak, dan bagaimana mengatur keuangan rumah tangga.

Kalau visi dan tujuan ini sudah dibicarakan dan disepakati bersama, kalian akan lebih mudah menyatukan langkah dalam menjalani pernikahan. Sebaliknya, kalau visi masih bertolak belakang, akan lebih banyak perbedaan besar yang memicu pertengkaran setelah menikah. Karena itu, pembicaraan mendalam soal masa depan sebaiknya dilakukan sebelum memutuskan menikah.

Kesesuaian visi ini akan membantu kalian menghadapi tantangan bersama dengan lebih kompak. Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi juga kerja sama yang kuat antara dua orang untuk mencapai tujuan hidup bersama.

2. Kalian sudah nyaman membicarakan hal-hal sulit

ilustrasi kekasih membicarakan masalah keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi kekasih membicarakan masalah keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menikah berarti siap menghadapi berbagai masalah bersama, termasuk membicarakan hal-hal yang sulit atau sensitif. Kalau kamu dan pasangan sudah bisa berdiskusi dengan jujur tanpa takut dihakimi, itu tanda bahwa hubungan kalian cukup sehat untuk dibawa ke jenjang pernikahan.

Topik yang termasuk hal sulit ini bisa mencakup masalah keuangan, kebiasaan yang mengganggu, hingga rencana keluarga di masa depan. Kemampuan untuk membicarakan topik-topik tersebut tanpa berubah jadi pertengkaran menunjukkan bahwa kalian punya komunikasi yang matang.

Kalau sebelum menikah saja kalian sudah bisa saling terbuka dan mencari solusi bersama, kemungkinan besar setelah menikah kalian akan lebih mudah menghadapi masalah yang muncul. Komunikasi yang baik adalah pondasi utama rumah tangga yang kokoh.

3. Kalian saling menerima kekurangan masing-masing

ilustrasi kekasih saling mendukung (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi kekasih saling mendukung (pexels.com/SHVETS production)

Tidak ada pasangan yang sempurna, dan menikah berarti menerima pasangan apa adanya, termasuk kekurangannya. Kalau kamu dan pasangan sudah sampai pada tahap bisa saling menerima tanpa berusaha mengubah satu sama lain secara berlebihan, ini tanda positif bahwa kalian siap menikah.

Menerima kekurangan bukan berarti membiarkan kebiasaan buruk yang merugikan tetap ada, tapi lebih pada memahami bahwa setiap orang punya sisi lemah. Daripada memaksa pasangan menjadi versi yang kamu mau, lebih baik fokus pada cara mendukung mereka untuk berkembang menjadi lebih baik.

Kalau kamu sudah bisa melihat kekurangan pasangan tanpa kehilangan rasa sayang, itu artinya kamu siap menjalani pernikahan yang realistis, bukan hanya mengandalkan ekspektasi yang manis di awal hubungan.

4. Kalian sudah stabil secara emosional dan finansial

ilustrasi kekasih berdiskusi (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi kekasih berdiskusi (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Stabil secara emosional dan finansial adalah bekal penting sebelum menikah. Stabil secara emosional berarti kamu bisa mengelola emosi dengan baik, tidak mudah marah berlebihan, dan bisa mengambil keputusan secara bijak. Stabil finansial bukan berarti harus kaya, tapi setidaknya punya pemasukan tetap dan mampu mengatur keuangan rumah tangga.

Kalau salah satu belum stabil secara emosional, masalah kecil bisa menjadi besar karena emosi tidak terkendali. Begitu juga kalau keuangan belum stabil, tekanan finansial bisa memicu stres dan pertengkaran setelah menikah.

Kalau kamu dan pasangan sudah memiliki kestabilan di kedua aspek ini, perjalanan pernikahan akan lebih lancar. Kalian akan lebih siap menghadapi tantangan bersama tanpa harus terlalu khawatir soal masalah mental atau finansial yang bisa mengganggu hubungan.

5. Kalian sudah siap berkomitmen jangka panjang

ilustrasi sepasang kekasih yang romantis (pexels.com/Vera Arsic)
ilustrasi sepasang kekasih yang romantis (pexels.com/Vera Arsic)

Menikah berarti berkomitmen untuk bersama dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin. Kalau kamu dan pasangan sudah memahami arti komitmen ini dan siap menjalaninya, itu tanda bahwa kalian benar-benar siap menikah.

Komitmen jangka panjang berarti kalian siap untuk terus berusaha menjaga hubungan, bukan hanya saat keadaan sedang baik-baik saja. Kalian juga paham bahwa dalam pernikahan, akan ada masa sulit yang harus dihadapi dengan kerja sama dan kesabaran.

Kalau kamu merasa hubungan ini adalah rumah tempat kamu kembali dalam keadaan apa pun, dan pasanganmu merasakan hal yang sama, itu adalah salah satu tanda paling kuat bahwa kalian siap melangkah ke jenjang pernikahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us