Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Orang Kaya Ogah Punya Pasangan Matre

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebagian orang bercita-cita untuk memiliki pasangan yang kaya raya. Manusiawi, sih, sebab kekayaan akan sangat memudahkan hidup keluarga mereka nantinya. Namun hati-hati, jangan lantas menjadi matre yang justru bikin orang kaya ogah didekati.

Manusiawi juga untuk seseorang yang ekonominya di atas rata-rata tidak mau menikah dengan pasangan matre. Jika sebatas pacaran masih mungkin. Akan tetapi, sifatnya hanya bersenang-senang dan ia tetap mencari calon suami atau istri yang gak mata duitan. Berikut alasan orang kaya menghindari hubungan jangka panjang dengan si matre.

1. Cenderung tidak setia saat ia susah

ilustrasi pria sedih (pexels.com/Norma Mortenson)
ilustrasi pria sedih (pexels.com/Norma Mortenson)

Hidup saja tidak abadi, apalagi kekayaan. Sebanyak apa pun harta benda yang dimiliki seseorang saat ini, mungkin saja suatu ketika ia terbelit masalah keuangan. Misalnya, bisnis yang tak berjalan lancar dan meninggalkan banyak utang.

Pasangan matre yang tidak kunjung mencintainya dari hati mana peduli dengan keadaan seperti ini? Ia hanya ingin terus bersenang-senang. Begitu pasangannya yang kaya mulai goyah saja, dia sudah ada tanda-tanda berpaling.

2. Dia yang bekerja keras, orang lain yang menghabiskannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bahkan seandainya seseorang memperoleh kekayaan dari warisan, bukan artinya dia gak perlu melakukan apa-apa. Kekayaan itu harus dikelola dengan baik supaya nilainya bertambah. Ini memerlukan kerja keras yang kadang tidak dimengerti oleh banyak orang.

Dengan kata lain, kekayaan dari warisan justru mengandung kerja keras lebih dari satu orang supaya gak ludes. Yaitu kerja keras orangtua dahulu bahkan bersama leluhurnya disambung oleh kerja keras generasi yang sekarang. Siapa yang rela membiarkan kekayaannya dihabiskan orang lain sekalipun statusnya pasangan?

3. Tidak bisa membantunya menambah kekayaan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebagian orang miskin terdorong begitu kuat untuk meraih kehidupan yang lebih mapan. Akan tetapi, orang kaya bakal berusaha lebih keras lagi demi mencegahnya jatuh dalam kemiskinan. Bagaimanapun, penurunan kekayaan tidak membuat siapa pun senang.

Maka orang kaya membutuhkan pasangan yang mampu membantunya melipatgandakan aset. Bukan malah menyusutkannya karena hanya tahu cara menikmati dan menghabiskan kekayaan. Ia ingin pasangan yang bersama-sama menumbuhkan kekayaan untuk keluarga mereka.

4. Ikhlas jika memberi, tetapi ogah kalau dimanfaatkan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Jonathan Borba)

Orang kaya yang menolak calon pasangan matre bukannya pelit. Selain sikapnya manusiawi, ia malah cerdas. Dia paham betul bedanya kewajiban berbagi pada orang yang membutuhkan dengan dirinya tengah dimanfaatkan saja.

Banyak orang kaya punya anggaran yang tak sedikit buat kegiatan sosial. Namun, mereka bakal marah dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang terindikasi cuma ingin nebeng hidup enak. Jadi, jangan coba-coba mendekati orang kaya hanya untuk manfaatin isi koceknya, ya!

5. Sikapnya norak

ilustrasi pasangan (pexels.com/Nadin Sh)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Nadin Sh)

Orang matre mendekati seseorang yang tajir tentu punya tujuan. Selain ingin hidup nyaman, biasanya juga demi mendongkrak gaya. Tak heran bilang si matre yang berhasil berpasangan dengan orang kaya kerap bersikap norak.

Orang yang kaya asli cenderung bersikap biasa saja di depan orang lain, tetapi pasangannya bertingkah bak bos besar. Ia sangat menuntut sikap hormat dari orang lain. Gaya pasangannya kasual sekali, sedangkan dia tampil dengan segala kemewahan. Bukannya bangga, pasangannya justru risi dan malu.

6. Sulit mendapatkan restu keluarga

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Orang dewasa dengan kemapanan ekonomi memang lebih leluasa buat mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidupnya. Tak terkecuali mengenai calon suami atau istrinya. Namun tetap saja, mayoritas orang hanya mau menikah berbekal restu keluarga.

Apalagi jika nasihat keluarga ada benarnya, seperti semata-mata mencegahnya dimanfaatkan oleh orang yang materialistis. Meski dia mungkin jatuh cinta pada seseorang, penilaian serta nasihat dari keluarga pasti dipertimbangkannya. Daripada pernikahannya ditentang keras oleh keluarga, mending cari calon pasangan yang lain.

Jangan meniatkan cari pasangan cuma buat menikmati kekayaannya. Sikap seperti itu bikin ilfil orang kaya yang diincar. Pun merendahkan diri sendiri seakan-akan kita tidak mampu hidup layak bahkan menjadi sekaya orang lain dengan usaha sendiri. Mencintailah dengan tulus dan berjodoh dengan orang kaya hanyalah bonus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us