6 Tips Punya Pasangan Yatim Piatu, Tulus Menyayangi Bukan Cari Benefit

Kehilangan ayah dan ibu di usia yang cukup muda bukan cita-cita siapa pun. Bahkan manusiawi kalau manusia ingin selalu bersama orang-orang yang dikasihinya. Namun, itulah yang terjadi pada pasanganmu. Selagi kamu masih dapat menikmati kebersamaan dengan kedua orangtua atau salah satu dari mereka, pasangan seakan-akan hidup sendirian.
Bila pun ia memiliki beberapa saudara, hubungannya boleh jadi gak sedekat dengan orangtua. Sebagai pasangannya, dirimu kudu bisa memperlakukannya dengan tepat. Jangan sampai kamu salah paham terkait kemandiriannya atau malah berusaha memanfaatkannya.
Dengan kondisinya yang tak lagi beribu dan berayah, tentu ada lubang di hatinya yang gak bisa ditutup dengan apa pun. Pastikan kehadiranmu dalam hidupnya tidak sekadar memperbesar luka itu. Simak enam tips punya pasangan yatim piatu supaya dia nyaman bersamamu dan berada di tengah-tengah keluargamu yang masih lengkap.
1. Menjalin hubungan dengan niat yang baik

Sejak kamu melakukan pendekatan padanya, perihal niat mesti diluruskan dulu. Beberapa orang yang kurang baik menjadikan lawan jenis yang yatim piatu sebagai target bukan karena mereka benar-benar mencintainya. Ada niat buruk yang terkadang disembunyikan di balik usaha mendekati orang yang tidak lagi punya ayah dan ibu.
Contohnya, ingin memanfaatkan rasa hausnya akan kasih sayang. Agar bila mereka sudah mendapatkan kepercayaan dari lawan jenis yang yatim piatu, mereka bisa memanfaatkannya. Misalnya, terkait seks. Ada juga orang yang sengaja mencari suami atau istri yatim piatu demi gak ribet berurusan dengan mertua.
Niat-niat seperti di atas wajib dihindari olehmu. Orang yang sudah yatim piatu sangat membenci siapa pun yang cuma pura-pura baik dan sayang padanya. Kalau kamu tak sungguh-sungguh mencintai dan ingin menjalin hubungan yang serius dengannya, gak usah mendekati. Hanya lantaran dirimu belum merasakan menjadi yatim piatu, jangan lantas tidak bisa berempati serta menghormati.
2. Sayang, setia, dan mau mendengarkan

Semua orang tentu membutuhkan cinta. Namun, pahami bahwa kebutuhan ini boleh jadi lebih tinggi pada orang yang telah menjadi yatim piatu. Makin muda usia pasanganmu ketika ayah dan ibunya berpulang, kerinduannya akan kasih sayang makin besar.
Hanya saja, hal ini kerap tak terlihat karena ia dituntut buat sangat mandiri dalam menghadapi kerasnya hidup. Datanglah dalam kehidupannya dengan membawa seluruh kasih sayangmu. Bersikaplah lemah lembut padanya. Kamu juga mesti setia dan jangan mempermainkan perasaannya.
Dia sudah pernah kehilangan dua orang yang paling berharga dalam hidupnya. Jangan sampai dirimu menjadi orang ketiga yang meninggalkannya pun dengan jalan pengkhianatan. Kemampuan mendengarkan juga penting karena pasanganmu gak punya teman berbagi cerita sebanyak kamu.
Kapan pun dirimu dapat menceritakan segala hal pada orangtua. Bahkan keduanya tidak sekadar mendengarkan, melainkan juga menenangkan kecemasanmu dan membantu mencari solusi. Orang yang yatim piatu gak punya privilese ini. Sediakan dirimu di sisinya buat menjadi pendengar terbaiknya.
3. Hindari memintanya menganggap orangtuamu sebagai orangtuanya

Permintaan ini dapat diartikan berbeda oleh pasanganmu. Maksudmu mungkin baik. Selain agar pasangan gak malu-malu pada orangtuamu, juga biar dia kembali merasakan sosok ayah dan ibu. Akan tetapi, ia boleh jadi kurang menyukai kalimat tersebut.
Dirimu seolah-olah berusaha mengganti orangtuanya dengan orangtuamu. Baginya, mereka tidak akan pernah sama. Apalagi kalau karakter orangtuanya dengan orangtuamu berbeda sekali. Seperti orangtuanya bersikap lemah lembut pada anak-anak, sedangkan orangtuamu mendidik dengan keras.
Walaupun kamu berharap hubungan orangtuamu dengan pasangan bisa dekat, tak usah mengatakan kalimat seperti di atas. Biarkan semuanya terjadi secara alami. Kalau pasanganmu nyaman sekali dengan ayah dan ibumu, suatu saat dia yang bilang telah menganggap keduanya seperti orangtua kandung.
Sebaliknya, kamu tak perlu kecewa apabila sampai kapan pun pasangan menganggap mereka begitu berbeda. Orang yang sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya berusaha keras mempertahankan kenangan. Buat beberapa orang yang yatim piatu, menganggap orang lain sebagai orangtuanya sendiri terasa seperti tindakan anak yang durhaka.
4. Dorong orangtua dan keluargamu agar bersikap baik padanya

Kamu juga perlu melakukan pendekatan yang lebih intensif dengan keluargamu. Khususnya orangtua harus tahu betul bahwa pasanganmu sudah yatim piatu. Mereka jangan menuntut terlalu banyak darinya. Ketika kalian hendak bertunangan atau menikah pun pasti lain dengan seandainya pasanganmu masih punya orangtua.
Bila kamu di posisi perempuan, berarti pasanganmu tidak melamar ditemani orangtua. Belum tentu orang dewasa yang yatim piatu punya hubungan yang akrab dengan saudara-saudara ayah dan ibunya. Minta orangtua serta keluargamu jangan bersikap terlalu keras apabila dia datang seorang diri.
Begitu pula jika dirimu di posisi pria. Ketika kamu dan rombongan keluarga datang ke rumahnya buat menyampaikan maksud meminang, jangan kaget apabila suasana rumahnya cenderung sepi. Mungkin ada beberapa saudaranya, tetapi hanya yang sangat dekat.
Alih-alih banyak keluarga besar, justru sahabat-sahabatnya yang lebih meramaikan acara. Minta orangtua serta keluargamu supaya gak mudah tersinggung. Situasi hidup kalian memang sangat berlainan. Pasanganmu mungkin kesulitan mengumpulkan paman dan tantenya apalagi jika hubungan mereka tidak akrab. Keluargamu mesti bisa mengerti.
5. Bukan berarti dia harus selalu ada buat orangtuamu

Hanya lantaran orangtuanya sudah gak ada, bukan lantas dia kudu siap 24 jam buat orangtuamu. Ingat, bahwa orangtuamu dan orangtuanya tidak saling menggantikan. Pun orang yang menjadi yatim piatu di usia sangat muda dapat merasa canggung ketika berinteraksi dengan orang yang sebaya orangtuanya.
Walaupun pasanganmu mungkin sempat merawat orangtuanya ketika sakit, jangan menuntutnya buat melakukan hal serupa pada orangtuamu. Itu tugasmu sebagai anak. Jangan pernah berusaha mengalihkan kewajibanmu pada siapa pun. Termasuk kalau kamu di posisi suami.
Orangtua dan keluargamu juga perlu diberi tahu perlahan-lahan. Jangan sampai pasanganmu dengan mudahnya dicap sebagai menantu yang gak berbakti pada mertua. Memang dirimu yang mesti berbakti pada keduanya. Semua orangtua pasti berharga bagi anaknya. Namun, keliru apabila kamu lantas memaksa pasangan untuk mengambil tanggung jawabmu terhadap mereka.
6. Kamu harus tetap bisa masuk ke keluarga besarnya

Walaupun pasangan telah yatim piatu, pernikahan tetaplah penyatuan dua keluarga. Kamu sudah terbebas dari seleksi ketat orangtuanya karena mereka telah berpulang. Kakak-kakaknya pun lebih memercayakan urusan ini pada pilihan pasanganmu. Kalau pasanganmu telah mantap, mereka otomatis merestui.
Atau, pasanganmu anak tunggal sehingga lampu hijau untuk hubungan kalian jauh lebih mudah didapatkan. Namun, ingat bahwa dirimu tetap harus bisa masuk ke keluarga besar ayah dan ibunya. Walau pasanganmu juga tak terlalu akrab dengan mereka, kamu jangan sampai seperti gak peduli dan tidak mau mengenalnya.
Dirimu mesti bersikap baik pada mereka dan berusaha mengingatnya satu per satu. Kalau kamu mampu membawa diri dengan baik, boleh jadi hubungan pasangan dengan keluarga besarnya justru tambah akrab setelah kehadiranmu. Dirimu seperti jembatan penghubung mereka semua. Kamu tak perlu ikut campur dalam urusan internal mereka, tapi tunjukkan keramahan.
Punya pasangan yatim piatu bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakuti. Akan tetapi, jangan juga mengejar cintanya hanya untuk mencari keuntungan pribadi apalagi terkait warisan kedua orangtuanya. Cintai pasanganmu dengan tulus karena cepat atau lambat ia yang menguatkanmu saat orangtuamu berpulang.