Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pernikahan (pexels.com/Sultan Basmallah)

Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan bagi dua orang yang saling mencintai. Akan tetapi, hampir semua pengantin justru menangis di hari bahagianya. Kalau tidak saat ijab kabul, biasanya ketika meminta restu pada kedua orangtua.

Kamu mungkin jadi bertanya-tanya, sebenarnya mereka yang menangis di hari pernikahannya merasa bahagia atau sedih, sih? Rasanya memang campur aduk. Penyebab di balik berlinangnya air mata pengantin pun bermacam-macam, seperti:

1. Orangtua tidak bisa menyaksikan penikahannya

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Jonas Wilson)

Pengantin yang telah ditinggal pergi oleh salah satu atau kedua orangtua untuk selama-lamanya diliputi perasaan sedih yang luar biasa di hari pernikahannya. Walaupun ada keluarga yang menggantikan peran orangtua, ingatannya pasti kembali pada masa-masa ketika keduanya masih ada. Ia pun tak bisa berhenti berandai-andai orangtua menyaksikan hari paling bahagia dalam hidupnya ini.

Dia ingin tahu pendapat orangtua yang sudah meninggal dunia tentang pasangannya. Apakah mereka merestuinya? Sekuat apa pun batin seseorang, air matanya pasti berlinang juga ketika mengingat orangtua yang telah berpulang dan seharusnya mendampinginya di sepanjang acara.

2. Sadar bahwa setelah ini ia akan agak jauh dari keluarga

Editorial Team

Tonton lebih seru di