Age Gap dalam Hubungan, Bikin Perempuan Lebih Bahagia atau Tersiksa?

- Perempuan merasa aman secara finansial dalam hubungan dengan pasangan yang lebih tua
- Laki-laki merasa lebih fulfilled dalam hubungan dengan wanita yang lebih muda, tetapi perbedaan usia bukan faktor tunggal dalam membangun hubungan romantis
- Kunci utama keberhasilan sebuah hubungan bukan usia melainkan memiliki nilai hidup yang sevisi
Perbedaan usia dalam hubungan sering kali menimbulkan keraguan, bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Age gap seperti yang ditampilkan bintang Bollywood Priyanka Chopra dan suaminya Nick Jonas, kerap memunculkan pertanyaan, akankah perbedaan usia tidak menghalangi hubungan?
Beberapa riset dan pandangan psikolog menjelaskan bagaimana jarak dalam hubungan bisa menjadi aspek yang tidak terlalu berarti. Simak penjelasannya, apakah jarak usia dalam hubungan bisa membuat lebih bahagia atau justru menimbulkan kegagalan!
1. Punya pasangan yang lebih tua bikin perempuan merasa aman secara finansial

Riset yang dilakukan Samantha Banbury dari Psychology Department London Metropolitan University, Inggris, menemukan bahwa terdapat perbedaan kepuasan dalam hubungan yang memiliki jarak usia. Akan tetapi, untuk kesejahteraan mental tak ada efek yang signifikan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Laki-laki yang memiliki hubungan dengan perempuan yang lebih muda (setidaknya 7 tahun) merasa memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi, merasa lebih fulfilled dalam hubungan. Ini dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki hubungan dengan perempuan yang 7 tahun lebih tua.
Namun, presepsi tersebut berbeda jika dikaitkan dengan stabilitas finansial. Perempuan yang memiliki hubungan dengan laki-laki yang lebih tua merasa lebih aman secara keuangan dibandingkan saat menjalin hubungan bersama laki-laki yang lebih muda. Akan tetapi, laki-laki yang kencan dengan perempuan yang lebih tua tak merasakan hal serupa.
2. Tetap bisa menjalin hubungan yang menyenangkan dan kuat meski ada perbedaan usia

Alasan mengapa dalam hubungan romantis lebih umum bagi laki-laki yang berusia lebih tua menjalin hubungan dengan perempuan yang lebih mudah, tak terlepas dari pengaruh budaya. Kultur masyarakat yang terbiasa melihat hubungan laki-laki dan perempuan dengan rentang usia tertentu mempengaruhi kenyamanan orang-orang di dalamnya. Akan tetapi, terlepas dari persepsi masyarakat, Psikologi Sosial dan Profesor Psikologi Universitas Loyola Maryland, Theresa DiDonato, Ph.D., menyebut bila pasangan dengan jarak usia yang signifikan kemungkinan lebih cocok dalam hal minat, energi, dan kesehatan daripada pasangan seumuran.
Namun, Theresa dalam Psychology Today menegaskan, usia bukan menjadi faktor tunggal dalam membangun hubungan romantis, melainkan emosi, pikiran, dan perilaku sehari-hari yang lebih penting untuk menjadi pertimbangan. Theresa juga menambahkan, ketika pasangan cocok, terlepas dari perbedaan usia mereka, mereka dapat memiliki hubungan yang kuat dan menyenangkan.
3. Perbedaan usia bukan aspek utama dalam hubungan, kunci utama keberhasilan adalah kesamaan visi

Professor Psikologi Universitas Denver, Galena Rhoades menyebutkan, perbedaan usia dalam hubungan memang memiliki tantangan tersendiri. Individu yang terlibat dalam hubungan tersebut kemungkinan memiliki ekspektasi yang berbeda untuk hal-hal, seperti cara berkomunikasi, waktu hangout, dan orientasi terhadap hubungan.
Namun, perbedaan semacam itu bukan berarti bahwa hubungan tidak memiliki prinsip atau nilai yang sama. Perbedaan antar generasi mungkin memengaruhi cara pandang, tetapi tak selalu mencerminkan perbedaan core values di dalam hubungan. Sebab, kunci utama dalam keberhasilan sebuah hubungan bukan usia, melainkan memiliki nilai hidup yang sevisi.