Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
psychcentral.com

Lika-liku kehidupan pasangan memang tidak bisa diprediksi, ada yang harmonis sepanjang waktu, dan ada yang terang-terangan memisahkan diri karena dirasa tidak serasi. Selain dua status pasti tersebut, ada pula yang terlihat baik-baik saja padahal ada sakit yang dirasa. Hal inipun kadang di luar logika, ada yang terus bertahan di tengah hubungan yang tidak saling menguntungkan atau hanya salah satu yang merasakan kebahagiaan.

Menurut Journal of Personality and Social Psychology, setelah dilakukan penelitian terhadap 1800 peserta didapatkan fakta bahwa terkait memutuskan untuk mengakhiri hubungan bukan hanya keinginan dalam diri atau untuk kepentingan sendiri, loh, guys. Makanya ada pasangan yang kadang masih bertahan dalam situasi yang harusnya tak dilanjutkan.

Nah, ternyata ada lima alasan ilmiah di balik hal tersebut. Bagi kamu yang merasa salah satu di antaranya dan tak menemukan alasan yang pasti tentang hubunganmu, simak lima alasan ilmiah ini, ya!

1. Menghargai komitmen dan kepercayaan pasangan

unsplash/priscilladupreez

Artikel dalam Journal of Personality and Social Psychology  yang berjudul "How interdependent are stay or leave decisions? On staying in the relationship for the sake of the romantic partner" menyatakan bahwa seseorang dapat tetap bertahan pada hubungan yang relatif tidak memuaskan demi pasangannya. Hal ini berkaitan erat dengan komitmen dan kepercayaan yang diberikan oleh pasangan. Apalagi jika pasangan memiliki loyalitas dan pengorbanan yang tinggi, pasti ada rasa tertahan untuk tidak memutuskan hubungan. 

Penelitian ini dilakukan pada 1348 orang dengan berbagai macam tingkat keromantisan dalam hubungan dan diamati selama periode 10 minggu. Selanjutnya, 500 peserta yang merencanakan perpisahan diteliti selama 2 bulan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan pada pasangan dalam sebuah  hubungan, semakin kecil kemungkinan untuk memulai memutuskan perpisahan. Apakah saat kamu merasakan hal yang sama, kamu juga menjadikan komitmen pasanganmu sebagai salah satu pengambilan keputusan, guys?

2. Terjebak dalam sifat pemaaf dan keyakinan takdir

Editorial Team

Tonton lebih seru di