Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Terlalu Sibuk Kerja Gak Baik untuk Pasangan Baru Menikah

ilustrasi kerja (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi kerja (pexels.com/Anna Shvets)

Keuntungan utama kalau pasangan suami istri sama-sama bekerja ialah keuangan rumah tangga lebih terjamin, semua kebutuhan pun jadi terpenuhi. Akan tetapi jika pasangan yang baru menikah lalu sama-sama terlalu sibuk bekerja, justru gak baik untuk hubungan, lho.

Masalahnya bukan di pekerjaan, namun kurangnya waktu berkualitas berdua karena dihabiskan terlalu banyak untuk bekerja. Apalagi masa-masa baru menikah biasanya fase paling hangat dan menyenangkan dalam rumah tangga, namun tidak bisa menikmatinya karena sibuk kerja. Beberapa alasannya dapat disimak pada lima poin pembahasan berikut ini. 

1. Kurangnya interaksi untuk saling mencocokkan diri

ilustrasi pasangan sibuk (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pasangan sibuk (pexels.com/Mikhail Nilov)

Masa awal pernikahan merupakan waktu dimana pasangan saling mencocokkan diri antara satu sama lain. Adanya kebiasaan dan sifat pasangan yang baru diketahui setelah menikah, sehingga perlu penerimaan dan saling berkompromi untuk menjalani hidup bersama.

Yang mana golden time ini otomatis menjadi hilang kalau kedua pasangan sama-sama terlalu sibuk kerja saat baru menikah. Yang mestinya satu atau dua tahun awal itu tahap penyesuaian, malah tertunda dan bisa menjadi masalah di tahun-tahun selanjutnya. 

2. Intimasi dalam hubungan rendah

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Intimasi antar pasangan biasanya sangat tinggi di awal pernikahan. Sangat suka bermesraan, kencan setiap akhir pekan, pokoknya mau berdekatan terus dan ke mana-mana bersama.

Sehingga menjadi kebalikannya ketika pasangan sama-sama sibuk kerja setelah menikaah. Tidak adanya waktu berdua membuat intimasi antara satu sama lain jadi menurun, jarang bermesraan dan tidak memenuhi kebutuhan batin. 

3. Menimbulkan rasa kesepian

ilustrasi pasangan (pexels.com/Cody Portraits)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Cody Portraits)

Saat pacaran saja rasanya sepi kalau pasangan atau dua-duanya sibuk kerja, karena jadi gak bisa sering bertemu atau komunikasi. Hal itu tak ada bedanya kalau sudah menikah, yang mana terlalu sibuk kerja bagi pasangan baru menikah dapat menimbulkan rasa kesepian.

Karena dibanding pasangan yang penuh kehangatan, justru lebih mirip seperti roommate yang tinggal bersama. Karena masing-masing sibuk dengan urusan sendiri, dan hal ini sangat kesepian bagi orang yang bahasa cintanya physical touch atau quality time

4. Lama dikaruniai anak

ilustrasi pasangan hamil (pexels.com/Amina Filkins)
ilustrasi pasangan hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Alasan lainnya kenapa terlalu sibuk kerja itu gak baik untuk pasangan baru menikah, karena hal itu dapat membuat pernikahanmu lama dikaruniai anak. Penyebabnya tentu saja karena saat kelelahan habis kerja jadi tidak mood untuk berhubungan intim dan tak ada rencana untuk segera hamil.

Bagi pasangan yang dari awal menikah tidak mengutamakan keturunan tentu tidak masalah, namun bisa menjadi masalah ika punya rencana cepat punya anak. Dikarenakan sibuk kerja mungkin hamilnya cukup lama dari sejak menikah, entah dalam hitungan bulan atau tahunan. 

5. Hubungan dalam pernikahan cenderung kaku dan dingin

ilustrasi pasangan cuek (pexels.com/Cottonbro)
ilustrasi pasangan cuek (pexels.com/Cottonbro)

Jika bermesraan dan waktu berkualitas berdua saja jarang, tentu mustahil untuk mengharapkan hubungan yang penuh kehangatan. Yang mana pernikahan terasa kaku dan dingin walaupun baru menikah karena saking sibuknya kerja.

Apalagi kalau menikahnya karena perjodohan, agak sulit mencairkan suasana dalam hubungan kalau minim komunikasi dan interaksi. Dan pernikahan yang seperti ini tentu tidak nyaman untuk dijalani, kan?

Saat baru menikah memang baiknya mengambil cuti untuk bulan madu supaya kehangatan hubungan dapat tercipta. Karena kalau terlalu sibuk kerja saat baru menikah justru gak baik, dan lima poin tadi menjelaskan tentang alasan-alasannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us