TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Mengontrol Rasa Marah saat Konflik, Jangan Sampai Merugikan!

Kendalikan amarahmu, sebelum amarah yang mengendalikanmu

ilustrasi perempuan yang sedang berusaha mengontrol amarahnya (pexels.com/Keira Burton)

Merangkum dari American Phsycologycal Association, kemarahan adalah respons alami dan adaptif terhadap ancaman yang memicu perasaan dan perilaku yang kuat dan agresif serta tidak jarang dapat merugikan. Menurut seorang psikologi, yakni Jerry Deffenbacher, PhD (dalam Penn State Pressbooks), menyatakan bahwa terdapat beberapa orang yang lebih mudah marah dengan intensitas yang lebih besar daripada orang rata-rata. Namun, terdapat juga orang yang tidak menunjukkan kemarahan dengan tegas, tetapi mudah tersinggung dan murung.

Orang yang mudah marah tidak selalu mengucapkan kata-kata kotor dan melemparkan benda. Bisa saja mereka mereka menarik diri secara sosial, merajuk, atau sakit secara fisik. Sejalan dengan hal itu kemarahan yang berlebih selalu menimbulkan kerugian baik yang ditunjukkan secara tegas ataupun secara diam-diam.

Di sisi lain, sebenarnya manusia harus pandai mengendalikan diri karena terdapat hukum, norma, dan akal sehat yang memberi batasan rasa marah. Maka dari itu, jika kamu masih mengalami kesulitan, simak dulu lima cara mengontrol rasa marah di bawah ini!

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Orang yang Mampu Atur Emosi Hidupnya Lebih Bahagia

1. Komunikasikan emosimu dengan baik

ilustrasi perempuan yang sedang mengutarakan emosinya (pexels.com/Budgeron Bach)

Apa pun yang kamu rasakan juga berhak untuk dikomunikasikan. Baik itu perasaan positif maupun negatif. Semua itu demi kebaikan dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Kamu bisa merasa lega setelah mengungkapkan dan orang sekitarmu juga bisa paham dengan yang kamu rasakan. Namun, perlu hati-hati dalam mengungkapkan emosimu.

Sebisa mungkin jangan sampai emosimu justru merugikanmu. Kamu bisa mencoba jujur atas emosimu dengan berkata sejujurnya jika kamu siap mengutarakan alasan kemarahanmu seperti: “aku sekarang lagi marah banget sama kamu karena kamu nglakuin hal yang selama ini aku benci”. Kalaupun kamu belum siap, kamu bisa berkata seperti: “aku marah sama kamu, tapi aku minta waktu sendiri dulu buat mencerna ini semua”. Belajarlah bijak atas perasaan dan sikapmu sendiri ya!

2. Beri dirimu ruang sendiri ketika sedang marah

ilustrasi lelaki yang sedang sendiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kamu sudah mencoba mengutarakan emosi negatifmu, tetapi emosimu masih tidak stabil maka beri dirimu ruang sendiri. Jangan sampai amarahmu mengendalikanmu, tapi kamulah yang harus mengendalikannya. Kamu bisa mencari tempat apa pun untuk menenangkan pikiran. Mungkin bisa di kamar, taman, atau tempat aman manapun.

Lalu, kamu juga bisa meminta tenggat waktu untuk sendiri dulu. Mungkin bisa sekitar beberapa menit atau beberapa jam. Sebelum memberi ruang sendiri, kamu juga berhak berkomunikasi ya pada orang yang membuatmu kesal itu. Kamu bisa bilang “aku minta waktu tiga jam buat sendiri dulu ya”

Baca Juga: 6 Tips Bahas Masalah Kerjaan dengan Pasangan Tanpa Tegang

3. Cari kegiatan positif untuk meredakan amarah

ilustrasi perempuan yang sedang meminum teh (pexels.com/Enes Çelik)

Jika kamu masih merasa kesal dan marah maka carilah kegiatan terbaik untuk meredakannya. Bisa dimulai dengan sesederhana duduk terlebih dahulu sambil memejamkan mata sejenak. Bisa juga dengan membuat minuman kesukaanmu terlebih dahulu. Kamu bisa minum air putih dulu atau mungkin teh agar lebih rileks.

Siapa tahu api amarah bisa sedikit reda dengan segarnya air. Lagipula air juga dapat menajamkan fokusmu untuk mencerna situasi. Pada poin ini buatlah dirimu senyaman mungkin. Ketika kamu sudah merasa nyaman maka akan lebih mudah bagimu untuk mengendalikan amarahmu.

4. Belajar mencerna permasalahan dari berbagai sudut pandang

ilustrasi lelaki yang sedang menenangkan diri untuk mencerna masalah (pexels.com/Thien Binh)

Setelah melakukan poin ketiga dan kamu sudah merasa lebih baik, ini saatnya kamu kembali menghadapi kenyataan. Cobalah untuk mencerna hal-hal yang membuatmu marah. Analisis atau pelajari lagi segala permasalahannya.

Di tahap ini kamu perlu memanfaatkan kemampuan berpikir fleksibel. Perluas lagi sudut pandangmu untuk memahami alasan atau faktor dari kesalahan orang yang membuatmu marah. Lihatlah segala hal dari berbagai sisi, baik positif maupun negatif. Lalu, pertimbangkan kedua hal itu untuk menarik kesimpulan atau bahkan menciptakan solusi penyelesaian masalahnya.

Verified Writer

Adira Putri Aliffa

A full time learner and a part time overthinker in life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya