TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Seseorang Selingkuh, padahal Punya Pasangan Sempurna

Sering terjadi dan membuat kita selalu bertanya-tanya

ilustrasi selingkuh (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Saat berbicara tentang kesetiaan dalam sebuah hubungan, terkadang kompleksitasnya melebihi apa yang tampak dari permukaan. Meskipun memiliki pasangan yang dianggap sempurna, fenomena selingkuh tetap menjadi pertanyaan yang menarik. Mengapa seseorang yang seolah memiliki segalanya masih mampu tergelincir ke dalam hubungan yang terlarang?

Melihat jauh di balik tirai hubungan yang tampak sempurna, kita akan menjelajahi lima alasan yang membuat seseorang berselingkuh. Kira-kira apa saja alasan yang dimaksud? Berikut sejumlah alasan menarik yang patut kamu simak di bawah ini.

1. Ketidakpuasan emosional

ilustrasi selingkuh (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Beberapa orang mungkin merasa tidak terpenuhi secara emosional dalam hubungan mereka meskipun pasangannya tampak sempurna di mata orang lain. Ini bisa disebabkan oleh perbedaan nilai, harapan, atau bahkan kurangnya komunikasi yang efektif di antara mereka. Saat seseorang merasa tidak mendapatkan dukungan emosional yang memadai, mereka dapat tergoda untuk mencari kenyamanan emosional di tempat lain.

Di samping itu, ketidakpuasan emosional juga dapat muncul karena adanya perasaan terkekang atau terbatas dalam ekspresi diri. Mungkin saja pasangan yang tampak sempurna ini memiliki harapan tertentu yang membuat seseorang merasa sulit untuk menjadi dirinya sendiri. Hal ini menciptakan kebutuhan akan ruang emosional yang tidak terpenuhi, mendorong individu untuk mencari pelampiasan emosional di luar hubungan yang ada.

2. Ketidakseimbangan kehidupan seksual

ilustrasi selingkuh (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Keintiman fisik memegang peranan penting dalam keberlanjutan sebuah hubungan. Meskipun pasangan terlihat sempurna dari sudut pandang luar, seringkali ketidakpuasan di ranah kehidupan seksual dapat menjadi akar permasalahan. Kebanyakan orang enggan membicarakan preferensi dan kebutuhan seksual mereka dengan pasangan, terutama jika ada ketidaksepakatan. Dalam beberapa kasus, pasangan yang tampaknya ideal mungkin tidak memahami secara mendalam apa yang benar-benar memuaskan pasangannya.

Pada titik ini, seorang individu dapat merasa terdorong untuk mencari kepuasan di tempat lain, menciptakan hubungan intim yang lebih memuaskan secara fisik. Fenomena ini dapat muncul sebagai bentuk pelarian dari ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang dalam mengekspresikan keinginan mereka secara terbuka. Namun, perlu dicatat bahwa komunikasi terbuka mengenai kebutuhan seksual sangat penting untuk mencegah terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakpuasan sehingga hubungan tetap harmonis.

Baca Juga: 6 Tanda Selingkuh Kecil yang Bisa Berujung ke Selingkuh Sungguhan

3. Rasa terjebak dalam rutinitas

ilustrasi selingkuh (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Kehidupan yang monoton dan terjebak dalam rutinitas sehari-hari dapat memicu rasa bosan dan keinginan untuk mencari sensasi baru. Meskipun memiliki pasangan yang tampaknya sempurna, seseorang mungkin merasa terjebak dalam kehidupan yang monoton dan mencari kesegaran emosional di luar hubungan mereka yang eksisting. Rutinitas harian yang serupa dapat menciptakan kekosongan emosional karena individu merasa kehilangan hasrat dan gairah hidup.

Terlebih lagi, kehidupan yang terjebak dalam rutinitas dapat memunculkan perasaan terisolasi dan terhimpit. Ketika seseorang merasa terperangkap dalam keadaan yang sama, mereka mungkin cenderung mencari pelarian untuk mengeksplorasi sisi-sisi baru dalam kehidupan mereka. Ingin merasakan sesuatu yang berbeda dan mendebarkan menjadi dorongan yang kuat untuk mencari pengalaman di luar hubungan, bahkan jika itu melibatkan risiko selingkuh.

4. Ketidaksetaraan kekuasaan dalam hubungan

ilustrasi selingkuh (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Terkadang, dalam suatu hubungan, terdapat ketidaksetaraan kekuasaan yang dapat menjadi pemicu untuk tindakan selingkuh. Pasangan yang merasa memiliki kendali penuh terhadap keputusan-keputusan utama dalam hubungan dapat membuat pasangan yang merasa diabaikan atau tidak memiliki andil dalam pengambilan keputusan merasa terpinggirkan. Dalam keadaan seperti ini, rasa frustrasi dan keinginan untuk mendapatkan kendali atas hidup mereka sendiri dapat mendorong seseorang untuk mencari kepuasan di luar hubungan mereka yang tampaknya sempurna.

Ketidaksetaraan kekuasaan juga dapat menciptakan atmosfer yang tidak seimbang saat salah satu pasangan merasa diabaikan secara emosional dan memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan perhatian. Selain itu, ketidaksetaraan ini dapat menciptakan tekanan tambahan pada pasangan yang dominan karena mereka mungkin tidak menyadari betapa pentingnya memberikan ruang dan keadilan dalam hubungan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk membangun kesetaraan dan saling mendukung satu sama lain agar tidak terjadi ketidakpuasan yang bisa merusak keutuhan hubungan.

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

She goes Boom!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya