TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Perbedaan Orang Beneran Curhat dan Caper, Jangan Pukul Rata 

Pasti akan terlihat dari bagaimana mereka bercerita

ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tanpa disadari, seringkali kita menghakimi orang di sekitar kita yang curhat sebagai orang yang haus perhatian. Momen ketika ia butuh untuk didengar dan diberi nasihat, kita malah balas acuh tak acuh. Hati-hati, guys. Secara tidak langsung, kita malah jadi batu sandungan untuk teman kita.

Karena itu, hindari pandangan orang yang mencurahkan keluh kesah atau masalahnya pastilah sedang cari perhatian. Jangan juga menghakimi sendiri setelah kamu curhat ke orang lain. Percaya, deh, curhat itu hal yang lumrah dan tidak bikin kamu jadi ratu drama.

Supaya lebih meyakinkan, simak lima perbedaan orang beneran curhat dengan caper. Apa saja kira-kira?

1. Orang yang beneran butuh curhat hanya butuh didengar, orang caper menuntut perhatian

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Perbedaan pertama, coba lihat dari cara orang itu mendekatimu. Kalau ia benar-benar hanya butuh teman cerita, pasti ia tidak akan meminta macam-macam. Cukup didengar, syukur-syukur dapat saran atau nasihat. Namun, tidak demikian dengan orang yang haus perhatian.

Fokus utamanya ialah untuk membuat orang merasa simpatik dengan masalahnya. Dikasihani dan disorot orang banyak adalah keinginannya, jadi ia akan melakukan apa pun, termasuk melebih-lebihkan masalah, untuk meraih tujuan itu.

2. Orang yang beneran curhat tidak mengobral masalahnya, orang caper sebaliknya 

ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Orang yang sungguh-sungguh merasa lelah dengan hidup tidak akan mengobral murah masalahnya di depan umum. Mengobral di sini berarti dengan enteng membicarakan masalahnya pada orang banyak. Seolah masalahnya yang paling berat dan semua orang wajib untuk tahu. Ia hanya butuh satu pendengar yang dipercaya, maka ia tak ragu membicarakan masalahnya.

Beda dengan orang caper. Semakin banyak yang dengar, semakin ia merasa senang. Bahkan meski sebenarnya masalah tersebut sudah tidak relevan, ia tetap tidak malu menceritakan itu pada banyak orang. Ini menunjukkan bahwa, sebenarnya ia pun tidak memandang serius masalahnya.

Baca Juga: 5 Batasan Ini Perlu Kamu Lakukan saat Curhat soal Hubungan Asmara

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya