TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kebiasaan Buruk yang Memicu Keretakan Rumah Tangga, Hindari!

Jangan coba-coba lakukan jika tak ingin pernikahanmu kandas

ilustrasi seorang wanita bersedih (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap orang pasti menginginkan hubungan yang damai, bahagia, dan harmonis bersama pasangan, apalagi jika hubungan tersebut telah sampai pada jenjang pernikahan. Tentu, harapan untuk tetap hidup bersama dengan pasangan pun akan semakin besar.

Tapi nyatanya, untuk mempertahankan keharmonisan dalam rumah tangga tidak semudah membalikan telapak tangan. Berbagai masalah mungkin akan datang silih berganti, bukan hanya sebagai cobaan, melainkan juga untuk mengukur seberapa kuat kamu dan pasangan bisa bertahan.

Meskipun permasalahan dalam rumah tangga adalah hal yang wajar, namun siapa sangka persoalan-persoalan yang terjadi mungkin bisa merusak hubunganmu dalam jangka panjang. Jika tak ingin rumah tanggamu retak, maka jauhi keenam kebiasaan buruk di bawah ini.

1. Tidak menerapkan komunikasi yang sehat dalam hubungan

ilustrasi sepasang kekasih bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Mungkin kamu pernah mendengar istilah bahwa komunikasi yang sehat adalah kunci dari hubungan yang langgeng. Pada kenyataannya, hal tersebut memang benar. Komunikasi yang buruk, tentu dapat menurunkan kualitas hubungan.

Dalam beberapa kasus, ini bisa berupa ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada pasangan mereka. Kesulitan dalam mengungkapkan perasaan inilah yang dapat mengakibatkan emosi tidak stabil.

“Tanpa kemampuan untuk mengungkapkan perasaan secara rutin, permasalahan kecil akan berubah menjadi emosi yang terpendam, yang kemudian dapat berubah menjadi konflik meledak-ledak di saat paling tidak terduga,” jelas Sara Miller, MS, LCPC, seorang terapis hubungan dikutip Everyday Health.

Sudah sepatutnya setiap pasangan menghindari dan menghentikan kebiasaan buruk ini. Pastikan bahwa kamu benar-benar mendengarkan pasanganmu karena keterampilan mendengarkan secara aktif juga dapat membantu merefleksikan kembali isi percakapan pasangan, sehingga mereka merasa didengarkan.

2. Sering ingkar janji

ilustrasi pasangan bertengkar di jalan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sering ingkar janji bukan hanya bisa merusak keharmonisan dalam rumah tangga. Di luar dari itu, ingkar janji merupakan salah satu perilaku yang amat buruk.

Jika kamu sering berbohong atau melanggar janji yang telah kamu buat, maka akan sangat mudah bagi pasanganmu untuk menyimpulkan siapa dirimu sebenarnya serta berpikir apakah pernikahan ini dapat dipertahankan atau tidak. Padahal, sikap saling percaya juga merupakan salah satu kunci hubungan yang langgeng.

“Saya menemukan bahwa sebagian besar ketidakjujuran didasarkan pada keegoisan pasangan,” kata Denna Babul, seorang pakar hubungan dan penulis, dikutip Fatherly.

3. Tidak terbuka dalam masalah keuangan

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Keterbukaan finansial sangatlah penting dalam hubungan rumah tangga. Ketika seseorang telah menjadi suami/istri, mereka harus bisa mengelola keuangan dengan baik bersama pasangan mereka demi kesejahteraan rumah tangga.

Memiliki pandangan yang berbeda perihal uang merupakan hal yang normal. Namun, perlu diwaspadai, jangan sampai hal itu memberikan tekanan serius dalam hubunganmu.

Dikarenakan dalam keidupan sehari-hari kita sering dihadapkan oleh banyak keputusan tentang uang, jadi pastikan tidak ada rahasia yang berkaitan dengan keuangan di antara kamu dan pasanganmu. Buatlah anggaran bersama serta lakukan diskusi secara rutin dalam mengelola finansial.

Baca Juga: 3 Hal Positif dari Hubungan Romantis Jarak Jauh, Gak Selamanya Buruk!

4. Mengabaikan waktu berkualitas bersama pasangan

ilustrasi pasangan saling membelakangi (pexels.com/cottonbro studio)

Kehidupan setelah menikah tentu akan lebih berat dibandingkan ketika masa pacaran dulu. Ketika kamu dan pasangan telah berada dalam atap yang sama dan bertemu setiap waktu, rasa bosan tidak dapat terelakkan.

Kamu mungkin mengira bahwa tinggal bersama secara otomatis dianggap sebagai menghabiskan waktu bersama. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Duduk di sofa berdua sembari menonton televisi setelah bekerja seharian, tidaklah cukup untuk menciptakan waktu berkualitas bersama.

Sebaliknya, lawan sikap ketidakpedulianmu dengan memberi kebahagiaan kecil kepada pasanganmu. Sesekali berikan kejutan padanya dengan mengajak makan malam romantis atau liburan ke luar kota. Bahkan, memberikan apresiasi atas tindakan-tindakan kecil yang ia lakukan dapat membantu memperkuat ikatanmu dengannya.

“Rutinitas yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan monoton dan tidak tertarik,” kata David Tzall, PsyD, seorang terapis yang berbasis di Brooklyn, New York, dikutip Everyday Health.

“Jika pasangan tidak merasa didukung atau diakui, mereka mungkin akan menarik diri secara emosional dari hubungan tersebut,” tambahnya.

5. Sering menghina dan merendahkan pasangan

ilustrasi pasangan marah-marah (pexels.com/Afif Ramdhasuma)

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan dalam menjalin hubungan, setiap pasangan berhak untuk saling mengingatkan. Namun, jika kamu memberi saran atau menyampaikan kritik dengan cara yang tidak tepat, seperti sambil merendahkan atau mempermalukan pasanganmu, percayalah tindakan itu hanya akan menciptakan keretakan di antara kalian.

Dikutip Good Therapy, seorang psikolog bernama John Gottman, menyebut bila penghinaan atau sikap merendahkan orang lain adalah racun bagi sebuah pernikahan. Hal ini bukan hanya bisa membuat seseorang merasa buruk terhadap dirinya sendiri, tetapi juga meragukan masa depan pernikahannya.

“Mempermalukan dan merendahkan pasangan dapat menyebabkan keretakan dalam hubungan. Dengan merendahkan pasangan secara pribadi atau publik, itu sama dengan kamu memberi tahu atau menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak menghormatinya,” jelas Babul.

Verified Writer

Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya