TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Catat Nih! 5 Alasan Seorang Wanita Tega Banget Jadi Pelakor

#AdaCinta Istilah pelakor belakangan makin tren di Indonesia

socialjane.com

Mengambil yang bukan hak adalah sebuah kesalahan. Seperti yang dilakukan seorang pelakor. Para pelakor gak lagi malu menelanjangi diri dengan aibnya sendiri. Usut punya usut, pelakor ternyata juga punya alasan dan masa lalu untuk mengambil suami orang.

Tapi kamu yakin gak sih, pelakor itu cinta beneran sama suami orang? Si pelakor masih punya hati gak ya? Nah, berikut ini alasan kenapa ada orang yang tega banget jadi pelakor.

1. Pernah dikecewakan

crosswalk.com

Pelakor juga manusia. Rasa sakit hatinya saat ia pernah dilukai oleh orang lain karena alasan cinta, bikin dia dendam dan harus membalaskan rasa sakitnya dengan sakit yang mesti diterima orang lain. Ia tidak bisa memaafkan masa lalunya dan memiliki kesulitan mengikhlaskan, bahwa segalanya di dunia gak semuanya tentang keindahan.

Hati-hati lho yang susah move on. Yuk ah, belajar merelakan apa yang memang gak lagi jadi milik kita. Kalau memang itu takdirnya punya kita – dengan caraNya akan kembali ke kita.

2. Kepribadian narsistik

freepik.com

Secara psikologis, narsistic personality order atau kepribadian narsistik bisa memicu seseorang menjadi pelakor. Ini merupakan jenis gangguan mental di mana seseorang menganggap dirinya jauh di atas segalanya dan lebih penting dari orang lain.

Ciri dari individu seperti itu adalah mereka haus akan pujian, kepercayaan dirinya rapuh, di otaknya tersimpan fantasi, selalu cemburu pada orang lain dan menilai orang lain juga mencemburuinya. Karena mengganggap dirinya superior, maka pelakor merasa apa yang dia lakukan adalah benar.

Ia tidak lagi mau mengerti apalagi berperilaku sesuai moral ataupun norma sekitarnya. Yang ada dalam kepalanya, ia berhak atas apa yang diinginkannya.

3. Pola pengasuhan

freepik.com

Apa yang kita tanam, maka itulah yang kita panen. Kadangkala, kita kurang menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri kita adalah cerminan pengasuhan dari orangtua di masa silam. Tidak semua orangtua bisa mengakses dan mau mencoba mengerti proses parenting ataupun penanaman karakter.

Apalagi orangtua zaman dulu yang belum segaul mama muda atau papa muda zaman now. Orangtua gak pernah salah. Karena mereka sudah mengorbankan segalanya untuk anak-anaknya.

Yang kurang tepat adalah pengasuhan terlalu dimanja, melakukan pengekangan secara berlebihan, memberikan pujian yang tidak sesuai dengan keadaan dan apa yang dikerjakan anak. Dari sini, timbul pemikiran bagi anak yang akan tumbuh menjadi dewasa, bahwa hanya dia satu-satunya yang paling berharga.

Sehingga ketika membangun hubungan dengan orang lain, dirinya menganggap pantas memiliki apa yang orang lain punya.

4. Usia

freepik.com

Secara mengejutkan, kalangan ahli biologi evolusioner dalam penelitian Journals.plos.org, yang didanai oleh National Science Foundation Graduate Research Fellowship and a Grant-In-Aid of Research from the National Academy of Sciences, membeberkan kalau perempuan muda dan kurang berpengalaman dalam urusan membangun komitmen sehat, akan menjadi cikal bakal pelakor.

Perempuan muda selalu melihat laki-laki sebagai sumber rasa aman dan nyaman. Ketika ia berdekatan dengan pria yang sudah menikah, maka ia mengambil kesempatan dengan adanya perasaan aman dan nyaman seolah ia tengah dilindungi dari banyak ancaman. Terlebih lagi dengan sifat bawaan perempuan yang biasanya manja.

Writer

Dian Pertiwi Joshua

Counselor - Senang Motret - Lecturer S1 Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya