TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang Diwahyukan Allah

Keduanya pernah menjalin LDR

Ilustrasi Muslim Muslimah Berdoa (pixabay.com/mohamed_hassan)

Kisah pernikahan Rasulullah dan Aisyah adalah sejarah penting bagi peristiwa kenabian Muhammad SAW. Namun, karena jarak usia Nabi Muhammad dan Aisyah yang terlampau jauh, banyak tuduhan tak berdasar tentang pernikahan mereka. 

Padahal, terdapat hadis sahih yang bisa menjelaskan bahwa pernikahan ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT dan bukan dilandasi oleh syahwat. Oleh karena itu, mari kita telaah lebih cermat bagaimana kisah pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang penuh hikmah.

Baca Juga: 5 Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Umatnya, Menyentuh Hati

1. Sejarah pernikahan Rasulullah dan Aisyah

ilustrasi mahar pernikahan (unsplash.com/Beatriz Pérez Moya)

Aisyah merupakan istri ketiga Rasulullah yang dipinang ketika usianya masih enam tahun. Ide pernikahan itu pertama kali diusulkan oleh sahabat Nabi, Khaulah binti Hakim, tiga tahun setelah sepeninggal istri pertama, Siti Khadijah. 

Sebelum bersama dengan Aisyah, Rasulullah menikahi seorang janda bernama Saudah binti Zam'ah sebagai istri keduanya. Karena itu, terdapat jeda waktu selama tiga tahun sampai Rasulullah dan Aisyah hidup dalam atap yang sama. 

Selama rentang waktu tersebut, Rasulullah fokus berjuang merintis dakwahnya di Madinah. Sementara itu, Aisyah di Makkah sibuk belajar tentang keislaman di bawah asuhan ibundanya. 

Setelah kota Madinah dinilai lebih kondusif, Aisyah beserta keluarga menempuh perjalanan sulit untuk hijrah ke sana. Tak berselang lama, Aisyah harus merawat ayahnya, Abu Bakar, yang jatuh sakit. Kemudian, ia juga harus memulihkan kesehatan sehabis terkena demam tinggi.

Baru ketika semua telah stabil, Aisyah diboyong ke rumah Nabi Muhammad pada bulan Syawal 2 Hijriah. Di sana, pernikahan Rasulullah dan Aisyah dilangsungkan secara sederhana tanpa pesta. Hal ini sesuai dengan gambaran yang diceritakan sendiri oleh Aisyah.

Mengutip buku bertajuk Aisyah; Kekasih Nabi Dunia Akhir, Aisyah berkata yang artinya:

"Demi Allah, tidak ada seekor unta maupun domba yang disembelihkan untukku, kecuali buah anggur yang dikirim Sa'ad ibnu Ubadah kepada Rasulullah yang itu pun kemudian beliau bagikan kepada istri-istrinya.

Mengenai mahar yang diterima, Aisyah menuturkan sebanyak 500 dirham. Jumlah tersebut sama dengan yang diberikan Rasulullah ke istri-istrinya. 

2. Perintah menikahi Aisyah

ilustrasi seorang istri muslimah (unsplash/mostafa meraji)

Merujuk buku berjudul Aisyah, Kekasih Nabi karya Mumtaz Moin, perintah menikahi Aisyah sesungguhnya berasal dari petunjuk yang diberikan oleh Allah. Sebelum menyetujui usulan Khaulah untuk melamar Aisyah, Rasulullah pernah bermimpi beberapa kali mendapat bungkusan selembar kain sutera dari malaikat.

Saat bungkusan dibuka, ditampakkan wajah Aisyah. Lalu, Jibril mengatakan bahwa itu merupakan rupa istri nabi. Dari situ, Rasulullah berkata, "Jika ini dari Tuhan, maka ini tentu akan terjadi." 

Dalam hadis yang diriwayatkan Hasyim ibnu Urwah dari ayahnya, Aisyah menuturkan bahwa pernikahannya dengan nabi terjadi karena wahyu dari Allah. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah kepada Aisyah setelah menikahinya.

Dari Aisyah, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya:

"Aku bermimpi melihatmu tiga malam berturut-turut. Malaikat datang membawa gambarmu dalam balutan kain sutera putih dan berkata: 'Ini adalah istrimu' . Aku pun menyingkapkan sutera yang menutupi wajahmu. Ketika ternyata kau yang ada di dalamnya, maka kukatakan: 'Jika ini memang benar-benar dari sisi Allah, niscaya Allah bakal mewujudkannya.'"

Selepas melansir hadis tersebut, adz-Dzahabi memberikan penjelasan dengan mengatakan bahwa itu kabar yang sahih (tepat). Penting untuk menyoroti fakta alasan pernikahan antara Nabi Muhammad dan Aisyah agar kita bisa memahami hikmah di baliknya. 

Baca Juga: 13 Nama Istri Nabi Muhammad SAW dan Riwayat Singkatnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya