TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Aturan Tak Tertulis saat Menghadapi Curhatan Sahabat

Ternyata dengerin curhat gak semudah itu...

pixabay.com/Free-Photos

Persahabatan gak hanya diisi dengan hal menyenangkan saja, melainkan juga hal yang kurang mengenakkan. Ada perasaan sedih, kecewa, kesal, serta emosi-emosi negatif lainnya yang muncul karena suatu masalah, dan hal itu wajar. Cara orang mengatasinya pun berbeda-beda, ada yang memendamnya sendiri, namun gak sedikit juga yang memilih menceritakannya pada orang terdekatnya.

Nah, jika kamu menjadi orang yang dipercaya mendengarkan masalahnya tersebut, ternyata ada hal-hal yang harus diperhatikan saat mendengar curhat, lho. Apa saja, sih?

1. Jangan pernah memaksa sahabatmu untuk menceritakan segalanya

pexels.com/Andrea Piacquadio

Meski kalian bersahabat, kamu perlu ingat bahwa gak semua orang bisa betul-betul terbuka menceritakan masalahnya. Dia memiliki pilihan sampai sebatas mana kamu boleh tahu, dan jika demikian, kamu gak bisa memaksanya untuk bercerita. Satu-satunya jalan terbaik ialah menunggunya siap, dan kamu bisa mendukungnya dengan mengatakan bahwa kamu akan selalu ada buat sahabatmu.

Baca Juga: Gak Nyaman, 5 Tipe Teman yang Gak Cocok Dijadikan Tempat untuk Curhat

2. Terkadang, dia hanya ingin didengarkan, bukan diberi nasihat

pexels.com/Min An

Ketika kamu berpikir sahabatmu curhat untuk mendapatkan solusi, ternyata itu gak sepenuhnya benar, lho. Pada kenyataannya, banyak juga orang yang hanya membutuhkan telinga untuk mendengarkan. Jadi, ada baiknya jangan cepat-cepat menimpali curhatnya dengan perkataanmu. Kamu bisa bertanya sebelum ia curhat, apakah ia sedang butuh solusi, atau ingin didengarkan saja.

3. Dia sudah memercayaimu untuk mendengar ceritanya, jadi kamu harus berkomitmen untuk menjaga rahasia

pixabay.com/nikolapeskova

Hal sederhana ini gak jarang dilupakan oleh penerima curhat. Bagaimanapun, menjaga rahasia adalah etika dasar dalam hubungan persahabatan. Kamu perlu ingat bahwa gak mudah untuk menceritakan masalah ke orang lain, dan ia sudah memilihmu menjadi orang yang dipercayainya.

4. Perhatikan baik-baik, jangan sampai ia harus mengulangi ceritanya

pexels.com/nappy

Tinggalkan sejenak kesibukanmu saat ia bercerita. Kehadiranmu sangat dibutuhkan oleh sahabatmu, jadi kamu sebaiknya fokus dan menunjukkan bahwa kamu memang ada untuknya. Jangan sampai sahabatmu mengira kamu gak peduli terhadapnya, karena jika sudah demikian, bisa jadi ia gak akan memilihmu menjadi tempat curhatnya lagi.

5. Cukup dia saja yang emosi, kamu jangan

pexels.com/mentatdgt

Cerita sahabatmu mungkin membuatmu ikut menjadi kesal, namun hal ini sebaiknya kamu hindari. Kamu harus bisa mengontrol emosimu, dan jadilah pihak yang netral. Sederhananya, sahabatmu akan jadi lebih sedih bila kamu ikut sedih, dan menjadi lebih marah bila kamu ikut marah. Gak akan menyelesaikan masalah, bukan?

6. Jangan pernah membandingkan masalahnya dengan masalahmu

pexels.com/fauxels

Jangan membuat sahabatmu merasa lebih buruk setelah curhat denganmu. Mungkin niatmu baik, yaitu memotivasinya, namun membandingkan masalahnya dengan milikmu bukanlah hal yang seharusnya dilakukan. Dengan berkata, "Ah, masalahmu belum ada apa-apanya dibanding denganku," gak menunjukkan empatimu terhadapnya. Ingatlah bahwa tiap orang berbeda.

Baca Juga: 6 Alasan Orang Curhat selain Cari Solusi, Kamu yang Mana?

Writer

Dwita Vanessa

I just love writing, so I write.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya