TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Perbedaan Cinta Sejati dan Obsesi yang Perlu Kamu Ketahui! 

Pahami perbedaannya untuk hubungan yang lebih sehat

ilustrasi pasangan yang sedang bersantai (unsplash.com/Harli Marten)

Dalam dunia percintaan, seringkali kita menemukan diri kita terjebak dalam perasaan yang intens dan kadang-kadang sulit dipahami antara cinta sejati dan obsesi. Meskipun keduanya mungkin terlihat mirip dalam beberapa aspek, namun esensi dan akibat dari keduanya sangat berbeda. Memahami perbedaan antara cinta sejati dan obsesi merupakan langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Cinta sejati membawa kedamaian dan kebahagiaan, sementara obsesi dapat menyebabkan kecemasan dan kebingungan yang berkepanjangan.

Banyak dari kita mungkin pernah mengalami momen ketika kita bertanya-tanya apakah apa yang kita rasakan adalah cinta yang tulus atau sekadar obsesi yang membabi buta. Mungkin kita menemukan diri kita selalu memikirkan pasangan kita, tetapi apakah itu karena kita mencintai mereka dengan tulus, ataukah karena kita tidak bisa hidup tanpa mereka? Di bawah ini, kita akan membahas tiga perbedaan utama antara cinta sejati dan obsesi, agar kita dapat mengenali dan membedakan antara kedua perasaan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan ini, kita dapat memastikan bahwa hubungan kita berada pada jalur yang benar dan penuh makna.

Baca Juga: 8 Tanda Anxious Attachment Style, Obsesi pada Pasangan

1. Fokus pada kesejahteraan pasangan

ilustrasi pasangan yang sedang ngobrol (unsplash.com/Brooke Cagle)

Salah satu perbedaan paling mencolok antara cinta sejati dan obsesi adalah fokusnya terhadap kesejahteraan pasangan. Dalam cinta sejati, kita merasa bahagia melihat pasangan kita berkembang dan mencapai impian mereka, bahkan jika itu berarti kita harus memberikan dukungan tanpa mengharapkan imbalan. Kita mendorong mereka untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, tanpa menekan atau mengendalikan mereka.

Di sisi lain, obsesi cenderung berkaitan dengan kontrol dan kebutuhan untuk memiliki pasangan di bawah kendali kita. Obsesi membuat kita cenderung egois, hanya memikirkan bagaimana pasangan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita, tanpa memperhatikan keinginan dan kebutuhan mereka. Kita mungkin merasa cemburu dan tidak nyaman ketika pasangan melakukan sesuatu tanpa kita, dan hal ini dapat menyebabkan hubungan menjadi toksik dan tidak sehat.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Obsesi kepada Seseorang, yuk Segera Hentikan!

2. Kepercayaan dan kebebasan yang diberikan kepada pasangan

ilustrasi pria yang sedang menggendong pasangannya (pexels.com/Josh Willink)

Dalam cinta sejati, ada kepercayaan dan kebebasan yang diberikan kepada pasangan. Kita mempercayai mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan memberi ruang bagi mereka untuk menjalani hidup mereka dengan otonomi. Kita tidak merasa perlu untuk mengontrol setiap langkah mereka, karena kita yakin bahwa hubungan kita didasarkan pada saling pengertian dan kepercayaan.

Di sisi lain, obsesi seringkali memicu rasa tidak aman dan kebutuhan untuk mengontrol pasangan. Kita mungkin merasa cemas jika tidak tahu di mana mereka berada atau dengan siapa mereka bersama setiap saat. Obsesi seringkali menghasilkan sikap posesif dan cemburu yang berlebihan, yang dapat menghambat perkembangan hubungan dan merusak kepercayaan antara pasangan.

Verified Writer

Fiqrah Risar

Penulis noob yang penuh semangat untuk mengeksplorasi dunia tulis-menulis. @fiqrah_risar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya