TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Alasan Seseorang Mundur Dalam Sebuah Hubungan Berkomitmen

#ANGPOIN Sudah pahamkah dengan arti komitmen?

dramabeans.com

Komitmen adalah tanda sebuah keseriusan seseorang dalam sebuah hubungan cinta untuk menuju pernikahan. Komitmen bukanlah sebuah hal yang bisa diucapkan dengan mudah. Terdapat tanggung jawab dan konsekuensi di dalamnya.

Itulah kenapa tidak semua orang bisa menjalankan komitmen seutuhnya dengan orang yang mereka cintai. Tak sedikit orang yang justru mundur dalam sebuah komitmen, meski masih mencintai pasangannya. Kenapa? Berikut alasannya.

1. Perselingkuhan

dramabeans.com

Alasan paling umum seseorang meninggalkan suatu hubungan adalah karena dia telah terhubung dengan cinta yang lain. Kesetiaan adalah hal yang sakral dalam sebuah hubungan. Sehingga perselingkuhan menjadi alasan utama bagi siapapun untuk memutuskan satu ikatan cinta.

Sebagian orang terkadang tetap mencoba untuk memperbaiki hubungan mereka karena telah terikat dengan sebuah komitmen. Namun, pengkhianatan terhadap kepercayaan adalah momok dalam sebuah hubungan. Pada akhirnya, hubungan tersebut tetap tak bisa bertahan saat suatu perselingkuhan pernah terjadi.

2. Rasa bosan

dramabeans.com

Banyak orang tidak menyadarinya, keamanan dan kenyamanan hubungan tidak selalu membawa kebahagiaan bagi kedua pasangan. Ketika mereka mengetahui begitu banyak tentang satu sama lain sehingga mereka dapat secara akurat mengetahui setiap pikiran, perasaan, dan reaksi pasangannya, terkadang hal ini justru memunculkan rasa bosan.

Seringkali, hanya satu pasangan yang mulai merasa bosan, tetapi tidak ingin menyakiti yang lain dengan mengakuinya. Dipendamnya perasaan tersebut pada akhirnya menjadi sebuah bom waktu. Sehingga saat sebuah konflik hadir, hal ini dijadikan alasan untuk meninggalkan sebuah komitmen.

Baca Juga: 5 Perbedaan Antara Hubungan Tulus dan Tidak, Kamu yang Mana?

3. Lelah dengan banyaknya pertengkaran

dramabeans.com

Perselisihan yang terus-menerus dan berkelanjutan akan merusak hubungan apa pun. Argumen yang berulang dan tidak terselesaikan paling sering menghasilkan sebuah hubungan yang tidak sehat.

Pada akhirnya tidak mengherankan jika salah satu pihak memutuskan untuk pergi. Pertengkaran dalam sebuah hubungan memang diperlukan untuk membangun kedewasaan satu sama lain. Namun jika terlalu sering, itu hanya membuat seseorang lelah secara mental dan fisik.

4. Salah satu pihak mengalami terlalu banyak krisis hidup

dramabeans.com

Tidak peduli berapa banyak kualitas baik yang ada di dalamnya, hubungan apa pun pada akhirnya akan berantakan jika salah satu pihak menghadapi terlalu banyak tantangan traumatis. Kerugian finansial, penyakit fisik atau emosi, tekanan keluarga, tuntutan karier baru, atau perbedaan keyakinan dapat membuat sebuah hubungan terputus.

Akibatnya, satu pasangan mungkin menyalahkan yang lainnya atau menjadi terlalu lelah untuk mempertahankannya. Pada akhirnya mereka merasa harus keluar untuk menyelamatkan diri.

5. Berubahnya tujuan dan impian bersama

dramabeans.com

Ketika sepasang kekasih memutuskan untuk berkomitmen, mereka akan berbagi mimpi dan tujuan yang sama. Sayangnya, keinginan-keinginan awal itu dapat berubah untuk satu sama lain.

Seiring waktu, salah satu pihak akan menemukan bahwa tujuan dan impian awal mereka telah berubah dan tidak lagi saling menguntungkan. Perbedaan itu pada akhirnya menciptakan sebuah krisis dalam hubungan.

Orang-orang dapat mengubah keyakinan agama mereka, harapan hubungan, kelompok sosial, pandangan politik, komitmen keluarga, karier, gaya pengasuhan anak dan bagaimana konflik harus diselesaikan.

Ketika pasangan memiliki komunikasi yang baik, dan cinta mereka utuh, perbedaan itu dapat meningkatkan kualitas hubungan. Namun jika komunikasi mereka tidak baik, biasanya salah satu dari mereka akan memutuskan pergi dengan alasan sudah tak sejalan lagi.

6. Tidak siap dengan tanggung jawab

dramabeans.com

Banyak orang awalnya sepenuhnya berniat untuk tumbuh dalam sebuah komitmen. Namun, beberapa waktu kemudian menyadari bahwa tanggung jawab dari hubungan seumur hidup adalah terlalu berat untuk mereka.

Tanggung jawab finansial, anak-anak, pilihan karier yang penuh kompromi dan berkomitmen seumur hidup dengan seseorang terlalu menakutkan bagi mereka. Meskipun sepenuhnya bersungguh-sungguh ketika menjanjikan kehidupan itu kepada orang yang dicintainya, mereka kemudian merasa terperangkap oleh janji-janji tersebut.

Orang-orang ini mungkin takut tumbuh dewasa, karena rasanya seperti terjebak dan terbatas. Mereka ingin kembali ke masa sebelumnya dalam hidup mereka, ketika mereka bebas untuk pergi ke mana pun mereka inginkan.

Baca Juga: Bukan Pemberi Harapan Palsu, Ini 5 Tanda Kamu Cowok yang Berkomitmen

Verified Writer

Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya