TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri, Stres Tak Terkendali!

Memberikan ruang kepada diri sendiri memastikan mental sehat

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Yan Krukau)

Dalam kehidupan yang penuh dengan tuntutan dan ekspektasi, seringkali seseorang dapat menempatkan dirinya dalam tekanan yang berlebihan, menciptakan lingkungan yang tidak sehat secara mental dan fisik. Terlalu keras pada diri sendiri dapat menjadi kebiasaan yang merugikan. Namun, terkadang sulit untuk mengenali tanda-tanda ketika batas telah terlampaui.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi enam tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin terlalu keras pada dirinya sendiri. Memahami tanda-tanda ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan dan keseimbangan hidup.

Baca Juga: Kamu Workaholic? Ini 7 Tanda Kamu Terlalu Keras ke Diri Sendiri

1. Perfeksionisme yang tak terkendali

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Salah satu tanda utama bahwa seseorang terlalu keras pada dirinya adalah perilaku perfeksionisme yang tak terkendali. Mereka mungkin memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri dan terus-menerus mengejar kesempurnaan dalam setiap aspek kehidupan.

Meskipun mencari kesempurnaan sendiri bukanlah masalah, namun, ketika hal ini menjadi obsesi dan tidak dapat diakomodasi dengan kegagalan atau kesalahan, dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Perfeksionisme yang berlebihan dapat merugikan kesejahteraan mental dan fisik seseorang.

2. Ketidakmampuan untuk merayakan prestasi

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Orang yang terlalu keras pada dirinya mungkin kesulitan merayakan prestasi mereka. Mereka cenderung fokus pada apa yang masih harus dicapai daripada mengakui dan merayakan pencapaian yang sudah mereka raih.

Ini bisa menjadi tanda bahwa mereka terjebak dalam siklus terus-menerus mencari keberhasilan berikutnya tanpa memberikan penghargaan pada diri sendiri. Ketidakmampuan untuk merayakan prestasi dapat menyebabkan kelelahan mental dan emosional.

3. Jadwal yang overloaded dan kurang istirahat

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Orang yang terlalu keras pada diri seringkali cenderung memiliki jadwal yang penuh sesak dan kurang memberikan waktu untuk istirahat. Mereka mungkin merasa perlu terus bekerja keras dan tidak memberi diri mereka waktu untuk melepaskan tekanan.

Kurangnya istirahat dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko kelelahan, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya. Pada akhirnya ketidakmampuan mengelola obsesi yang berlebih, akan berakibat buruk pada kondisi mental dan fisik.

Baca Juga: 5 Tanda bahwa Kamu Terlalu Keras dengan Diri Sendiri

4. Ketidakmampuan untuk menetapkan batasan

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seseorang yang terlalu keras pada diri sendiri mungkin mengalami kesulitan menetapkan batasan yang sehat. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengatakan "tidak" ketika diminta melakukan sesuatu, bahkan jika itu berarti melebihi kapasitas mereka.

Ketidakmampuan untuk menetapkan batasan dapat menyebabkan kelelahan yang berkelanjutan. Pada akhirnya, mereka mengorbankan waktu untuk diri sendiri, hubungan, dan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan.

5. Ketidakpuasan terus-menerus terhadap diri sendiri

ilustrasi suasana belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang yang terlalu keras pada diri sendiri mungkin mengalami tingkat ketidakpuasan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri. Meskipun mereka mungkin mencapai banyak hal, mereka terus merasa bahwa itu tidak cukup atau bahwa mereka selalu bisa melakukan lebih baik.

Ketidakpuasan terus-menerus dapat menyebabkan perasaan tidak bahagia dan kehilangan kepuasan terhadap kehidupan. Ketidakmampuan untuk memberikan ruang pada diri untuk beristirahat pada setiap pencapaian, akan membuat mental semakin rentan.

Verified Writer

Januar Lestari

Terbang bebas mengangkasa, menjadikan tulisan sebagai sarana healing terbaik. Ig @jei.el26

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya