Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Punya ibu bekerja memang tak selamanya enak. Ada masanya ketika kamu akan ditinggal sendirian karena ibu bakal pulang malam menyelesaikan pekerjaannya. Ada masanya dia secara tak sadar membawa emosi pekerjaan pulang ke rumah dan membuatmu terpengaruh.
Namun, bagaimana pun ibu yang bekerja memberikan pelajaran hidup paling baik, terutama untuk mempersiapkan anaknya menghadapi dunia kerja. Dan inilah hal-hal yang kupelajari dari ibuku.
1. Kepribadianmu itu jauh lebih penting daripada gelar ataupun jabatan pekerjaanmu
Unsplash/Matthew Hamilton Ibuku selalu berkata, gelar sekolah yang tinggi namun tidak diikuti dengan sikap yang baik, tentu semuanya akan sia-sia. Sikap yang selalu gembira dan saling menghargai satu sama lain. Sikap yang mau selalu berbagi baik diminta atau tidak.
Sikap-sikap baik seperti inilah yang justru akan membuat jalanmu jauh lebih mudah dibandingkan embel-embel gelar. Sampai sekarang, prinsip inilah yang dipegang Ibuku hingga jadi orang sukses seperti sekarang.
2. Kamu diperbolehkan kok menggunakan gender-mu untuk menonjol, tapi belajarlah juga dari gender lain
Menjadi satu-satunya perempuan di dalam ruangan yang penuh laki-laki, tentu akan mudah membuatmu menonjol. Hal inilah yang dialami Ibuku, sebagaimana posisinya yang berada di lingkungan kerja laki-laki. Karena gendernya sebagai perempuan, tentu wajar kalau laki-laki lain akan lebih sungkan dan takut menyinggung hatinya.
Namun menjadi perempuan bukan berarti tampil lemah untuk menarik perhatian laki-laki. Kamu juga bisa belajar menjadi lebih agresif seperti layaknya laki-laki. Sehingga kalau dilihat-lihat, tentu akan menjadi paket yang lebih komplit bukan?
3. Bisa menata manajemen waktu yang baik itu skill yang sangat krusial
Unsplash/LinkedIn Sales Navigator Gak di keluarga dan di kantor, ini skill yang penting dimiliki oleh Ibu bekerja. Maka dari itu, ada baiknya kamu mempelajari skill ini sejak dini. Jangan semua pekerjaan ditumpuk untuk dikerjakan mendekati deadline, dijamin hasilnya tidak akan maksimal. Sama seperti dalam keluarga, selalu sediakan waktu untuk berbincang dengan keluargamu.
Jika memang ingin liburan, atur pekerjaanmu supaya bisa benar-benar menikmati waktu berlibur. Enjoy the life, karena hidup itu cuma sekali, jadi jangan disia-siakan.
4. Pahamilah kapan saatnya untuk maju, dan kapan saatnya untuk menyerah
Ibuku mengajarkan, manusia dasarnya memang dipaksa untuk bersosialisasi dan melindungi diri. Jadi jangan ragu-ragu untuk maju bertahan jika kamu benar. Namun jika ada salah, jangan sungkan-sungkan untuk mengakui kesalahanmu. Dan itu tidak masalah, mengakui kesalahan tidak akan membuatmu dicap lemah di mata orang.
Hal yang paling penting diajarkan Ibuku adalah, jangan menyerah sebelum kamu berusaha. Jika kamu memang sudah berusaha dan tak bisa, menyerah justru akan membuat kamu terlihat bijaksana. Setidaknya, orang sudah tahu kamu berusaha dan bukan angkat tangan langsung menyerah.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
5. Selalu ada alasan di balik kinerja buruk seseorang
Sama seperti ada alasan kenapa anak ngambek dan menangis sekeras-kerasnya, ada juga alasan di balik sikap buruk seseorang. Ibuku mengajarkan untuk tidak langsung menilai baik buruknya seseorang saat kinerjanya mulai menurun. Ibuku juga mengajarkan jika memang ada teman atau rekan kerja yang seperti ini, dekatilah dan ajak dia ngobrol.
Siapa tahu, dia memang ada masalah di rumah atau kurang cocok dengan kondisi kantor. Jika kamu sudah tahu alasannya, niscaya hubunganmu dengan siapapun dan orang akan lebih enak bekerja denganmu.
6. Sebesar apapun masalahnya, jangan panik untuk hasil yang lebih baik
Unsplash/Alexandre Chambon Harus diakui Ibuku, perempuan jika panik maka instingnya akan jalan lebih dulu dibandingkan otak. Dan menjadi perempuan bekerja, hal ini perlu dikontrol.
Panik tak selamanya menjamin masalah itu selesai. Jika ada masalah, yang perlu dilakukan adalah duduk bersama dan membahasnya sampai selesai. Jika semua sudah terjawab, baiknya masalah ini jangan disangkut pautkan lagi ke segala hal daripada hubungan sosialmu memburuk.
7. Seimbangkan kedua sisi pihak, jangan melulu mementingkan pekerjaan
Hidup itu harus seimbang. Ibuku selalu mengatakan ketika di kantor, pikirkan masalah kantor. Jika sudah pulang di rumah, jangan bawa pulang pekerjaan rumah. Tentu akan tidak enak bukan, jika pulang ke rumah yang tujuannya untuk beristirahat, tapi otak masih terpikirkan hal-hal pekerjaan yang belum selesai?
Ibuku mengatakan, kalau melulu memikirkan pekerjaan, nanti kita bisa kehilangan momen-momen penting yang seharusnya bisa kita rayakan bersama keluarga. Jangan sampai ketika sudah tua, kamu menyesal karena tidak punya memori soal momen tersebut.