TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sikap yang Dipersepsikan Orang Sebagai Aksi Pamer Terselubung

Soal niat tetap hanya kamu yang tahu

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Orang yang paling tahu apakah kamu sedang pamer atau tidak, tentu hanya dirimu. Namun, apa pun niatmu yang sesungguhnya, orang lain dapat menilainya begitu kamu tidak menjaga sikap. Utamanya, ketika kamu berada di depan orang banyak.

Pikirkan dulu apa-apa yang hendak dikatakan. Ada baiknya kamu juga tak terlalu banyak bicara. Dirimu pun perlu menyesuaikan dengan lawan bicara agar tidak tak muncul persepsi negatif. Hindari enam sikap di bawah ini yang kerap dipersepsikan orang sebagai aksi pamer terselubung.

1. Menilai murah barang yang menurut mayoritas orang mahal

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Justin Luck)

Walaupun kemampuan kocekmu membuat barang itu terbilang murah, gak usah terlalu jujur mengutarakan pendapat. Demi menjaga perasaan orang-orang di dekatmu, setuju saja dengan penilaian mereka bahwa barang tersebut mahal. 

Kebijaksanaan adalah tentang tahu tempat dan suasana ketika kamu mengemukakan apa pun. Jika hanya kamu orang yang menyebut barang itu murah dan teman-temanmu auto geleng-geleng, maka kamu terkesan menegaskan kemampuan finansialmu yang berada di atas mereka.

2. Meletakkan benda yang menggambarkan kekayaan di depan orang lain

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Misalnya, tas bermerek terkenal yang sebenarnya dapat diletakkan di kursi atau cukup dipangku. Akan tetapi, kamu menaruhnya di atas meja dengan posisi yang menarik perhatian semua orang. Kemudian dompet tebal yang menampakkan banyak lembaran uang bernominal besar.

Juga kunci mobil yang ditaruh dengan suara berisik di meja. Padahal, kamu bisa dengan mudah mengantonginya sehingga tidak akan ketinggalan. Belum lagi lebih dari satu smartphone mahal yang dijajarkan di meja. Kamu mungkin hanya tidak membawa tas, tapi orang lain bisa menyimpulkan dirimu yang sedang pamer.

Baca Juga: 5 Sikap yang Bikin Kamu Gagal Jadi Sosok Low Profile, Suka Pamer!

3. Memerinci barang-barang mahal yang baru atau akan dibeli

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Boleh kok, kamu menceritakan rencanamu membeli sesuatu pada orang lain. Atau, barangnya malah sudah tiba di rumahmu. Hanya saja, gak usah memerinci apa yang dibeli dan harganya.

Contohnya, kamu mau membeli mobil. Cukup katakan pada teman bahwa dirimu ingin membeli kendaraan pribadi buat memudahkan mobilitasmu bersama keluarga. Tidak perlu kamu menjelaskan merek, tahun, dan harganya tanpa ada yang bertanya. 

Apalagi jika barang yang ingin atau sudah dibeli lebih dari satu. Berlebihan sekali kalau kamu memerinci setiapnya. Orang lain jelas gak cukup peduli dengan informasi ini. Kecuali, kamu memang lagi ingin menyombongkan diri.

4. Terlalu semangat menceritakan liburanmu atau perjuangan untuk sukses

ilustrasi percakapan (pexels.com/Jopwell)

Liburan yang seru pastinya begitu berkesan untukmu. Misalnya, liburan ke luar negeri yang sudah lama kamu inginkan. Namun sekembalinya dirimu ke tanah air, jangan terus menceritakannya kecuali pada teman yang menagih cerita.

Tak setiap orang mampu berlibur ke luar negeri. Jangankan berlibur sejauh itu, liburan ke kota sebelah saja belum tentu semua orang pernah melakukannya. Apalagi bila kamu sampai menceritakan detail penginapan dan biaya. Sikap begini terbilang norak, lho.

Gak cuma tentang liburan. Cerita tentang perjuanganmu sampai bisa sesukses sekarang juga gak perlu terus diulang. Kecuali, kamu diundang untuk berbagi pengalaman. Terlalu banyak menceritakannya pada semua orang membuatmu terkesan sedang menonjolkan kehebatan diri dalam meraih keinginan.

5. Panjang lebar membahas pilihan investasi

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Ron Lach)

Teman-temanmu mungkin masih dalam tahap menabung sedikit demi sedikit. Mereka belum punya dana darurat yang cukup, apalagi uang dingin buat diinvestasikan. Akan tetapi setiap ada kamu, obrolan selalu tentang pilihan investasi.

Kamu yang menyetir topik percakapan. Padahal, pekerjaanmu bukanlah menawarkan produk investasi. Jangan bersembunyi di balik alasan sedang mengedukasi teman tentang pentingnya investasi. Mereka akan meminta saranmu tentang investasi saat mereka sudah siap dan tertarik.

Baca Juga: 10 Potret Orang Pamer Kekayaan Ini Ketahuan Bohongnya, Gagal Flexing

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya