TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Gampang Pacaran Gak Berarti Cepat Nikah

Malah bisa disalip sama teman yang gak pacaran

ilustrasi berpacaran (pexels.com/Andres Ayrton)

Pacaran bisa menjadi satu tahapan menuju pernikahan. Harapannya, hubungan terus berlanjut dan gak putus-putus. Namun, siapa yang mudah memperoleh pacar bukan jaminan dia bakal menikah lebih cepat dibandingkan teman-temannya.

Jalan menuju pernikahan tidak semudah itu. Boleh jadi orang yang tak mengenal konsep pacaran justru tahu-tahu sudah menikah. Atau, dia sulit jatuh cinta tetapi sekali berpacaran langsung menuju ke jenjang pernikahan.

Namun, teman yang gak kunjung menikah walau gampang pacaran bukan buat diejek, ya. Semua ada waktunya dan tak melulu karena kurangnya keseriusan. Inilah lima alasan mudah memiliki pacar tidak selalu berkorelasi dengan cepatnya orang menikah.

1. Kembali ke tujuan dalam menjalin hubungan

ilustrasi berpacaran (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang akan digerakkan oleh tujuan yang ditetapkannya. Termasuk dalam hal menjalin hubungan dengan lawan jenis. Gak semua orang yang mudah mendapat pacar bertujuan agar bisa lekas menikah.

Boleh jadi pikirannya masih jauh dari situ. Ia hanya mengikuti dorongan hatinya yang mencintai seseorang. Cintanya bersambut sehingga mereka menjadi sepasang kekasih.

Tujuan menikah tak ada di dalamnya setidaknya dalam waktu dekat ini. Sebaliknya, jika seseorang sudah sejak awal bertujuan menikah, tanpa berpacaran pun dapat saja keinginannya segera terlaksana. Misalnya, melalui proses perjodohan. 

2. Terlalu mudah dapat pacar bikin hubungan dangkal

ilustrasi berpacaran (pexels.com/Shangau Bisht)

Orang yang mudah memperoleh pacar gak berlama-lama galau selepas putus. Sebentar kemudian, dia telah kembali menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, seberapa dalam hubungan yang terbentuk? 

Lantaran singkatnya masa perkenalan serta pendekatan, hubungan mereka biasanya dangkal. Mereka saling tertarik pada sifat-sifat permukaannya saja atau bahkan mengandalkan pesona fisik semata. Ketertarikan seperti ini biasanya cuma bertahan beberapa bulan. 

Setelahnya, mereka dapat menghadapi hambatan ketika hendak melanjutkan hubungan. Akar dari ketertarikan mereka tidak kuat. Masih banyak sifat mereka yang asing dan belum tentu cocok.

Baca Juga: 5 Faktor Kesiapan Menikah, Usia Bukan Penentu Utama

3. Siap pacaran belum tentu siap menikah

ilustrasi berpacaran (pexels.com/cottonbro studio)

Berpacaran tidak membutuhkan persiapan khusus. Asal dua orang saling suka, mereka sudah dapat berpacaran. Tidak demikian dengan sepasang kekasih yang hendak naik ke jenjang pernikahan.

Butuh persiapan mental dan finansial. Selama apa pun masa pacaran belum tentu membuat orang siap buat menikah. Orang bisa takut membayangkan konsekuensi dari menjadi suami atau istri, apalagi orangtua dari sejumlah anak yang semuanya bergantung penuh padanya. 

Meski hati berat, orang yang betul-betul belum siap menikah bisa memilih rela putus daripada didesak meresmikan hubungan. Sementara itu, orang yang sudah siap secara mental dan finansial merasa tak perlu berlama-lama untuk ganti status dari pacar menjadi suami istri. Maka dari itu, kesiapan menikah juga dipengaruhi oleh usia serta pekerjaan seseorang.

4. Mudah dapat pacar karena pembawaan yang asyik

ilustrasi berpacaran (pexels.com/Andres Ayrton)

Orang yang lebih seru, ramah, dan tidak malu-malu cenderung gampang memperoleh kekasih. Namun, apakah kesan asyik dari pembawaannya menjamin hubungan dengan pacar bakal langgeng? Belum tentu, sebab seasyik-asyiknya seseorang pasti juga ada sisi kurang menyenangkannya.

Contohnya, secara umum dia memang tampak menyenangkan. Akan tetapi, ternyata di balik itu ia mudah sekali cemburu. Bila rasa cemburunya telah tersulut, sukar untuk pasangan mengembalikan kepercayaannya.

Dia mengambek lama dan tak mau mendengarkan penjelasan. Pasangannya boleh jadi gak sabar di bagian sifatnya yang satu ini. Bukannya mantap buat menikah, mereka malah bisa putus.

Baca Juga: 5 Tanda Kesiapan Cewek untuk Menikah, Keibuan dan Matang Emosi

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya