TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Manfaat Mengobrol buat Suami Istri, Jangan Sampai Merasa Bosan

Meski capek habis kerja, tetap harus ada komunikasi

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gary Barnes)

Saat masih berpacaran, kamu pasti bersemangat sekali buat mengobrol dengan pacar. Kalau bisa waktu sehari dihabiskan cuma buat membicarakan apa saja dengannya baik secara langsung maupun via telepon. Namun, setelah menikah, perlahan-lahan keinginan untuk bercakap-cakap dengan pasangan malah kian berkurang.

Satu sisi, kamu dan pasangan mungkin sudah merasa sangat dekat sehingga tanpa mengobrol pun telah saling tahu dengan baik. Akan tetapi, di sisi lain kurangnya percakapan dengan orang terdekat lama-lama bisa menjauhkan hubungan. Sampai suatu waktu kamu merasa tidak cocok lagi dengannya.

Padahal, boleh jadi masalahnya hanyalah kurangnya komunikasi. Oleh karena itu, kamu dan pasangan sudah hidup serumah pun masih perlu merawat komunikasi dengan sesering mungkin mengobrol.

Kesibukan atau rasa capek selepas kerja jangan meniadakan sesi bincang-bincang santai dengan suami atau istri. Sebab, mengobrol antara suami istri memberikan enam manfaat berikut ini.

1. Menghindari kesalahpahaman

ilustrasi pasangan (pexels.com/Heber Vazquez)

Setiap hari ada di satu rumah gak berarti kamu dan pasangan terhindar dari kesalahpahaman, lho. Tanpa komunikasi yang lancar, tetap saja kamu tak tahu setiap keinginan pasangan dan begitu pula sebaliknya. Bahkan aktivitas pasangan di luar rumah pun cuma diketahui garis besarnya.

Seperti dia bekerja, tetapi entah dengan masalah yang dihadapinya hari ini. Semua ketidaktahuan itu hanya bisa dijembatani dengan obrolan. Lebih baik saling bicara daripada tiba-tiba saling kesal karena terjadinya kesalahpahaman. 

Ketika mengobrol dengan suami atau istri, pastikan perhatian kamu cukup penuh. Bukan sekadar seakan-akan kamu mendengarkan, tetapi sebetulnya gak menyimak. Nanti pasangan tambah jengkel bila merasa tadi atau kemarin sudah mengatakan sesuatu, tetapi hari ini kamu seperti sudah melupakannya. Padahal kamu bukan lupa, melainkan gak fokus saat diajak bicara.

2. Mendekatkan secara emosi

ilustrasi pasangan (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Seiring dengan mendekatnya fisik dengan tinggal di satu rumah, belum tentu secara emosi pun demikian. Boleh jadi tanpa disadari, kamu serta pasangan justru kian jauh secara emosi apabila tak lagi sering berbincang seperti dulu. Padahal, kedekatan secara emosi lebih membawa kebahagiaan daripada dekat secara raga saja.

Kedekatan secara batin menimbulkan rasa nyaman yang tinggi. Kepercayaan serta kekompakan terbangun sehingga rasa terikat pada pasangan pun meningkat. Kelihatannya sepele, tapi kedekatan secara emosi dengan pasangan menghindarkan hubungan dari keretakan akibat orang ketiga.

Suami istri dengan emosi selalu terhubung memiliki kemampuan berempati yang tinggi. Memahami pasangan tak lagi menjadi hal yang sulit. Bahkan, kamu seperti sudah otomatis merasakan apa yang dirasakannya. Fondasi semua hal di atas adalah saling bicara.

3. Mengurangi rasa saling curiga

ilustrasi pasangan (pexels.com/Phạm Chung)

Tanpa percakapan, kecenderunganmu ialah mencurigai semua orang. Tak kenal maka tak sayang, sekalipun kamu sudah satu rumah dengan pasangan. Kamu gak belajar untuk mengerti, melainkan malah menyimpulkan sendiri. Jika kamu sudah membuat kesimpulan biasanya sulit buat mengubahnya meski pasangan telah menjelaskan.

Bahkan makin jauh penjelasannya dari keyakinanmu, makin kamu tidak memercayainya. Di sinilah terjadinya kebuntuan dalam hubungan. Kamu mulai berpikir pasangan berbohong, sedangkan dia capek karena penjelasannya tak pernah didengarkan apalagi dipercaya.

Berbicara dengan kamu terasa sia-sia baginya. Maka dari itu, biasakan mengobrol ketimbang memelihara rasa mudah curiga pada pasangan sendiri. Pasangan bukan buat dicurigai sepanjang waktu. Kalau memang ada yang menimbulkan tanda tanya dari dirinya, bicarakan saja dengannya.

Baca Juga: 5 Cara Membangun Komunikasi Sama Pasangan yang Kepala Batu

4. Berbagi unek-unek dan dukungan

ilustrasi pasangan (pexels.com/August de Richelieu)

Tidak mungkin kamu dan pasangan selalu dalam keadaan baik-baik saja. Walau tak terjadi masalah besar baik dalam rumah tangga, pekerjaan, maupun interaksi masing-masing dengan orang lain pasti tetap ada situasi yang kurang menyenangkan. Semua itu kalau dipendam sendiri membuat diri terasa penuh.

Ini yang akhirnya dapat membuatmu atau pasangan mendadak uring-uringan. Padahal setiap raut murung atau nada bicara yang agak meninggi dari kamu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasangan. Demikian pula kamu bisa terprovokasi oleh perilaku pasangan yang kurang menyenangkan.

Kerap kali kamu cuma fokus pada perangainya yang menyebalkan akhir-akhir ini, bukan penyebab yang sesungguhnya. Kalau kamu dan pasangan terbiasa mengobrol, seluruh unek-unek dapat dikeluarkan dengan cepat, sehingga tak keburu bikin pikiran sumpek. Kamu dapat segera memberikan dukungan untuknya, demikian pula ia melakukan hal yang sama padamu.

5. Update perkembangan anak-anak dan kabar saudara

ilustrasi pasangan mengobrol (pexels.com/Monstera Production)

Apa saja sih, yang bisa diobrolkan dengan pasangan di rumah? Tentunya banyak sekali karena tak perlu ada yang ditutupi dari suami atau istri. Salah satu topik obrolan yang penting adalah mengenai anak-anak atau saudara.

Pasangan yang jarang di rumah karena harus bekerja di luar tentu kurang mengikuti perkembangan anak termasuk terkait sekolahnya. Kamu perlu memberitahukannya selain pasangan sendiri juga mesti aktif bertanya baik padamu maupun bercakap-cakap dengan anak. Repot kalau dalam rumah tangga, urusan anak seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab salah satu orangtua.

Itu yang menyebabkan anak tidak bisa sama dekatnya dengan kedua orangtua. Selain perkembangan anak, topik obrolan juga dapat tentang saudara-saudara. Kabar apa pun dari keluarga besar kamu biasanya gak sampai langsung ke pasangan. Begitu pula sebaliknya sehingga perlu saling menginformasikan.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya