Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Apakah kamu lagi galau karena pacarmu menjadi maju mundur saat diajak menikah? Padahal, kamu sudah yakin sekali untuk membawa hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius. Sikapnya ini tentu membuatmu tak habis pikir. Apa lagi yang ditunggunya? Mau sampai kapan kalian pacaran terus?
Jika kamu bersikap keras padanya, misalnya dengan memaksanya, dia pasti marah. Bisa-bisa dia malah minta putus. Untuk meyakinkannya, tujuh hal inilah yang seharusnya kamu lakukan.
1. Pastikan kamu tidak terlalu cepat mendesaknya untuk menikah
ilustrasi pasangan muda (unsplash.com/thinhpham) Sebelum gemar mempertanyakan sikapnya yang ragu-ragu apalagi menuduhnya tak benar-benar mencintaimu, cobalah berintrospeksi. Ada banyak hal yang perlu kamu lihat kembali dalam hubungan kalian.
Pertama, sudah berapa lama kalian saling mengenal dan berpacaran? Kalau kenal dan berpacarannya saja belum lama, wajar sekali dia menjadi tidak yakin untuk segera menikah denganmu.
Barangkali dia merasa masih banyak bagian dari dirimu yang belum diketahuinya dengan baik. Begitu pula dia tak ingin mengecewakanmu dengan sifat-sifat aslinya.
2. Pastikan kamu mampu menerima pasangan apa adanya
ilustrasi motor mogok (unsplash.com/phamduyquang) Bila selama berpacaran kamu belum menunjukkan kemampuan menerima dirinya dengan apa adanya, maka dia benar-benar berpikir ulang saat kamu mengajaknya menikah. Pernikahan tak akan membuatmu berubah.
Kemungkinan besar, hal-hal dalam dirinya yang sejak masa pacaran tak dapat kamu terima, bakal menjadi masalah besar setelah kalian menikah. Contoh, mengenai kondisi ekonominya.
Meski dia berkecukupan, kamu yang sejak masa pacaran kerap meributkan sepeda motor bututnya pasti bakal mendesaknya untuk membeli sepeda motor baru bahkan mobil. Padahal, harga dan biaya perawatan sepeda motor berbeda jauh dari mobil.
3. Pastikan kamu siap mengasuh anak bersamanya
ilustrasi dua anak (pexels.com/mike-jones) Terutama buat perempuan masa kini, perihal mengasuh anak dapat menjadi momok. Pada kenyataannya, mengasuh anak dari bayi yang tak bisa apa-apa sampai besar tentu tugas yang amat besar.
Belum lagi bila jumlah anak lebih dari satu. Kalaupun dia tak harus bekerja, itu tetaplah tugas yang amat besar tanggung jawabnya. Tak bisa dibandingkan dengan tugas-tugas yang lain.
Apalagi jika ia juga harus mencari nafkah. Sangat tidak adil apabila seluruh tugas pengasuhan anak dibebankan padanya. Sebagai calon suami dan ayah yang baik, kamu harus peka dan bijaksana dalam menyikapi hal ini.
Baca Juga: 10 Kondisi yang Mewajibkanmu Mengatakan ‘Tidak’, Jangan Ragu!
4. Pastikan kamu gak pernah berselingkuh
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi pasangan muda (pexels.com/quin-bridal-89380098) Tidak ada yang lebih mengerikan dalam kehidupan berumah tangga selain perselingkuhan dan KDRT. Sebab berbeda dengan masa pacaran, setelah menikah, dia memberikan segala hal dari diri dan hidupnya untukmu.
Kalau kamu ternyata orang yang tidak setia, kerugian yang ditanggungnya tak dapat lagi diukur. Inilah sebabnya, sekali saja kamu pernah berselingkuh ketika pacaran dapat membuatnya enggan menikah denganmu.
5. Pastikan pernikahan gak akan mengubahmu menjadi banyak tuntutan
ilustrasi pasangan (pexels.com/gustavo-fring) Ketika berpacaran, kamu mungkin asyik-asyik saja. Dirimu paham masih gak punya hak atas dirinya. Kalian masihlah dua individu yang bebas.
Akan tetapi, dapatkah kamu tetap demikian setelah menjadi suami atau istrinya? Status baru kalian dan dukungan pandangan umum masyarakat bisa mengubahmu menjadi seorang penuntut.
Contoh, saat masih berpacaran, kamu selalu fleksibel mengenai makan. Bahkan kalian biasa makan di luar. Namun setelah menikah, pagi-pagi kamu sudah menuntut pasanganmu bangun dan membuatkan sarapan. Belum lagi menyiapkan pakaianmu dan sebagainya.
6. Pastikan kamu cukup mampu memprioritaskannya
ilustrasi pasangan (pexels.com/gustavo-fring) Salah satunya, lebih memprioritaskannya ketimbang keluarga besar dan teman-temanmu. Jangan sampai kamu sudah menjadi pasangannya, tetapi kamu tetap lebih tunduk pada keinginan orangtua dan saudara-saudaramu.
Bukan berarti kamu harus mengabaikan mereka yang ada di hidupmu. Namun pahamilah bahwa pendapat serta keperluan pasangan dan keluarga kecilmu harus diutamakan.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Sifat Ragu-ragu Harus Segera Dihilangkan